Ada Luka di Wajah Madonna Hitam dari Częstochowa
Halo Sobat YOUCAT! Ternyata Lukisan Bunda Maria dari Częstochowa menyimpan banyak kisah menarik loh seperti asal muasalnya yang diliputi legenda, bagaimana lukisan itu bisa senantiasa berada di Częstochowa, hingga mukjizat-mukjizat yang dikaitkan dengan lukisan tersebut.
Kali ini, kita akan merenungkan salah satu keunikan lain dari lukisan Bunda Maria ini yaitu “luka” yang dimilikinya. Apa yang dapat kita renungkan dari “luka” tersebut dan bagaimana kita menerapkannya dalam hidup harian kita? Yuk bersama-sama kita ikuti!
Bunda yang Dilukai Peperangan
Sejarah lukisan Bunda Maria dari Częstochowa dan mukjizat-mukjizatnya tidak dapat lepas dari kejamnya peperangan. Begitu pula dengan “luka-luka” yang dimiliki lukisan tersebut.
Luka pertama terjadi pada tahun 1384. Waktu itu terjadi peperangan antara Polandia dengan bangsa Tartar. Sebuah panah bangsa Tartar melesat melewati jendela kapel di puri Belz di mana lukisan tersebut disimpan dan mengenai leher Bunda Maria.
Luka kedua terjadi pada tahun 1430. Waktu itu, Kapel Assumpta tempat tersimpannya lukisan Bunda Maria tersebut dijarah oleh sekelompok perampok dari bangsa Hussit. Mereka hendak mencuri lukisan tersebut dan memasukkannya ke dalam kereta kuda mereka. Akan tetapi, kuda-kuda mereka tidak mau melangkah sedikit pun. Salah seorang perampok yang geram membanting lukisan tersebut ke tanah dan menikam lukisan tersebut di bagian wajah Bunda Maria hingga 2 kali. Ketika perampok itu hendak menusuk lukisan tersebut untuk ketiga kalinya, perampok itu tiba-tiba tersungkur ke tanah dan mati. Bekas kedua tusukan tersebut masih dapat dilihat dengan jelas hingga saat ini!
Juga Luka Akibat Dosa Kita
Jika kita membaca kisah asal mula luka-luka pada lukisan Bunda Maria dari Częstochowa tersebut, mudah bagi kita untuk menunjuk peperangan sebagai penyebab sekaligus pelakunya. Mudah sekali bagi kita untuk melihat keburukan perang: begitu mudahnya orang tua, anak, saudara, sahabat kita bisa kehilangan nyawanya - seperti ribuan atau jutaan korban perang itu, pajak yang mencekik rakyat demi membiayai perang tersebut, kemiskinan dan kegagalan karena situasi ekonomi yang hancur, belum lagi teror, kelaparan, dan kriminalitas yang meroket; apalagi penjajahan dan penindasan yang sering mengikuti di belakangnya.
Akan tetapi, pernahkah kita sejenak melihat ke dalam diri kita sendiri? Jangan-jangan, justru kitalah yang melukai wajah dan hati Bunda Maria?
Sama seperti hati seorang ibu yang sedih dan bahkan hancur jika anaknya jatuh dalam pergaulan yang salah dan menderita karenanya, begitu pula Bunda Maria bila melihat kita, anak-anaknya, bila kita jatuh dalam dosa dan menderita karena dosa tersebut. Bunda Maria begitu mencintai kita sehingga ia ingin agar kita bisa ikut berbahagia dengannya bersama-sama dengan Allah dalam Kerajaan-Nya. Begitu pula, Bunda Maria juga sedih bila kita terus-menerus berbuat dosa yang membuat kita semakin menjauh darinya dan dari Allah. Apalagi bila kita dengan sengaja melawan atau bahkan menghujat dirinya dan Allah.
Kasih yang Besar di Balik Luka
Akan tetapi, nyatanya luka pada lukisan Bunda Maria dari Częstochowa bukanlah penghalang bagi karya Allah untuk bekerja. Bunda Maria, melalui lukisan itu, tetap menunjukkan mukjizatnya dan terus menemani rakyat Polandia. Ia terus menemani anak-anaknya dalam masa-masa sulit.
Meskipun kita telah berdosa dan melukai hati Bunda Maria, bukan berarti pintu pengampunan itu tertutup. Hati Bunda Maria yang terluka dan sakit karena dosa kita bukan berarti ia marah lalu meninggalkan kita. Bukan! Itu justru menandakan betapa Bunda Maria mengasihi kita dan mengharapkan kita untuk kembali kepada pelukannya dan kepada Allah.
Tentu saja, bukanlah hal yang mudah untuk berbaikan kembali dengan orang yang telah kita sakiti hatinya. Ada rasa bersalah yang mengganjal di dalam hati kita serta kekhawatiran apakah kita mampu meninggalkan keburukan-keburukan kita yang membuat hati orang tersebut terluka. Bahkan, kita bisa saja ikut terluka hatinya ketika menyadari bahwa kita telah menyakiti hati orang yang kita sayangi. Termasuk, ketika kita ingin bertobat dan memperbaiki hubungan kita dengan Allah dan Bunda Maria. Akan tetapi, kita perlu bersyukur karena kita memiliki Bunda yang berbelas kasih. Kita bisa berdoa kepada Bunda Maria untuk menemani kita dalam upaya kita untuk bertobat.
Percayalah, seperti rakyat Polandia yang terus ditemani dan disemangati dalam masa-masa sulitnya, Bunda Maria pun bersedia menemani kita dalam masa-masa sulit pertobatan kita. Pelan-pelan ia pun akan membantu kita dalam menyembuhkan luka-luka di hati kita sehingga kita dapat terbebas dari dosa.
Yuk “Obati Luka” Sang Bunda
Apa yang bisa kita lakukan berangkat dari refleksi ini? Jangan ragu ataupun takut untuk memohon pertolongan Bunda Maria! Ia mengasihi kita bahkan bila kita telah berkali-kali berbuat dosa, seperti halnya ia tetap setia menemani rakyat Polandia meskipun lukisan wajahnya terluka akibat perang. Bertobatlah dan mohonlah bantuannya agar kita dikuatkan dalam upaya-upaya pertobatan kita.
Nah, berikut tips dan trik yang bisa kita lakukan untuk menyadari luka yang kita buat, bertobat, lalu pelan-pelan menyembuhkan luka tersebut:
Periksa batinmu tiap malam Tiap malam sebelum tidur, periksalah batinmu dengan bantuan Bunda Maria. Coba lihatlah dalam satu hari itu, luka-luka apa saja yang telah kalian buat kepada orang tua, teman, guru, sesama yang lain, kepada Allah, dan Bunda Maria. Mohonlah bantuan Bunda Maria agar diberi kekuatan, kerelaan, serta kejernihan batin untuk melihat apa yang terjadi pada hari itu secara apa adanya. Mohonlah pula kemampuan untuk menyesalinya. Jika perlu, kalian bisa memandang lukisan Madonna Hitam untuk membantu kalian melihat dan menyesali kesalahan-kesalahan kalian.
Jangan lupa mengaku dosa! Sebagai orang Katolik, kita perlu bersyukur karena kita memiliki Sakramen Pengakuan Dosa yang mendamaikan hubungan kita dengan Allah (yuk lihat YOUCAT no. 239). Dosa yang tadinya memisahkan kita dengan Allah dan Bunda Maria sehingga melukai hati Bunda Maria diampuni dengan pengakuan dosa. Oleh karena itu, yuk kita mengaku dosa agar hati kita tetap terjaga bersih dan hubungan kita dengan Allah dan Bunda Maria semakin mesra. Kalian bisa mencatat hasil dari pemeriksaan batinmu di poin 1 sebagai bahan persiapanmu untuk mengaku dosa.
Mintalah maaf kepada orang yang telah kamu lukai Selain memeriksa batin dan mengaku dosa, jangan lupa juga untuk minta maaf kepada orang-orang yang telah kita lukai hatinya. Bila terasa berat, kalian bisa memohon bantuan kekuatan dari Bunda Maria untuk meminta maaf. Dengan meminta maaf, kita memperbaiki hubungan kita dengan orang yang telah kita sakiti sehingga kita dapat kembali berteman baik dan saling mengasihi.
Berlapang dadalah untuk memaafkan orang yang telah melukai hatimu Seperti setiap kali kita berdoa Bapa Kami, “ampunilah kesalahan kami, seperti kamipun mengampuni yang bersalah kepada kami”, kita juga perlu memaafkan kesalahan orang lain. Memang, memaafkan itu tidak mudah. Namun ingat, Yesus sendiri pernah berkata agar kita memaafkan orang lain sebanyak tujuh puluh kali tujuh kali (baca Mat 18:21-22) . Kitapun bisa memandang dan merenungkan lukisan Bunda Maria dari Częstochowa, mohon agar Bunda Maria mengajari kita bagaimana caranya untuk tetap mengasihi meskipun hati kita terluka.
Bantulah mereka yang berjuang sembuh dari dosa atau luka yang sama Kalau luka-luka kita telah sembuh, kita sudah bangkit dari kebiasaan dosa kita, yuk kita lihat sekeliling kita dan bantu teman-teman kita yang masih berjuang menyembuhkan luka dan bangkit dari dosa yang sama. Kalian sudah mengalami sendiri jatuh bangunnya hingga akhirnya kalian bisa bangkit dan kini saatnya bagikan pengalaman itu untuk membantu yang lain!
Memang, peperanganlah yang melukai wajah Bunda Maria di lukisan Madonna Hitam dari Częstochowa. Namun kita juga turut melukai hati Bunda Maria bila kita terus-menerus berbuat dosa. Untungnya, Bunda Maria penuh belas kasih sehingga ia tetap mau menemani kita dalam perjuangan kita untuk bertobat dari dosa-dosa sama seperti yang ia lakukan pada rakyat Polandia yang berjuang melawan perang melalui lukisan dirinya. Yuk, kita terus berjuang dalam pertobatan kita dan kita “obati luka” yang ada di hati Bunda kita!