ANIMATOR DEUS

#Refleksi, #catatan, #BerimanBukanReceh,
03 October 2019
ANIMATOR DEUS

ANIMATOR DEUS

Ketika saya mengikuti sebuah pelatihan membuat renungan kitab suci, saya mendapat sepotong ayat kitab suci, ayat itu tertulis “kamu harus menjadi sempurna sama seperti Bapa-Mu di Surga adalah sempurna”. Secara pribadi saya sempat merasa Yesus agak keterlaluan saat memberi perintah ini. Ia membuat saya sebagai pendosa merasa minder dan sia-sia. Saya berusaha berdiskusi dengan beberapa orang yang saya anggap berpengalaman namun jawabannya tak menjawab kejanggalan dalam hati saya.

Saya memutuskan untuk menyingkir dari kerumunan orang yang sedang berdiskusi, menyendiri diluar ruangan dan mulai merenungkan perintah ini sambil memohon bimbingan Roh Kudus. Secara perlahan saya teringat sosok Yesus sebagai manusia seratus persen. Ia yang adalah Tuhan! telah menjadikan dirinya contoh nyata bahwa manusia pun bisa menjadi seperti Allah. Tapi Allah itu penguasa, abadi, dan tak tertandingi?. Ya... namun Allah juga pengasih, mencinta, berkorban, menyembuhkan, memberi motivasi, merasa lapar dan haus, ditindas karena kebenaran, disalibkan sebab pengorbanan, dan mati sebagai manusia, dan mengampuni orang yang bersalah. Kekeliruan saya dalam menangkap pesan Yesus ialah bayangan saya tentang Allah penguasa dan kuat sama seperti bayangan orang Yahudi di Zaman itu tentang sosok Mesias. Sementara Yesus semasa menjalankan misinya tak pernah menindas orang lain sekalipun demi membela yang lemah. Inspirasi mengenai ayat tersebut saya tuangkan dalam tulisan agar tetap bisa saya baca dan mudah untuk diingat ketika diutus untuk memberi renungan kelak. Akhirnya! Saya keluar dari kebuntuan. Jika anda membaca keseluruhan teks kitab suci itu maka anda akan menemukan Allah sebagai kasih. Ternyata jika direnungkan dengan sungguh nih saya menemukan empat pilar tentang kasih. Empat pilar itu adalah sebagai berikut:

Pertama

Kasih itu terencana. Ingatkah teman-teman bahwa kelahiran Yesus sudah direncanakan sejak zaman Abraham bapa bangsa Israel? Kalau lupa yuk buka lagi kitab sucinya. Atau malam natal ketika kisah kelahiran Yesus dinyanyikan teman-teman akan temukan bahwa Allah merencanakan kelahiran Yesus selama 12 abad.

Kedua

Kasih itu spontanitas. Teman-teman ingat ketika menyembuhkan orang buta, membangkitkan orang mati, dan menyembuhkan orang kusta? Apa yang menggerakkan Yesus menyembuhkan mereka?, jawabannya simpel “belas kasihan”. Itu terjadi secara spontan tanpa perhitungan tanpa memikirkan reputasi dirinya, atau pandangan orang lain tentang apa yang dilakukannya bukan?.

Ketiga

Kasih bisa dilatih. Ingat ketika Yesus diuji dipadang gurun selama 40 hari?. Konon katanya angka 40 muncul karena sesuai dengan peristiwa eksodus bangsa Israel keluar dari Mesir. Namun angka itu bisa lebih karena kisah dalam kitab suci hanya menceritakan kelahiran, masa kanak-kanak, dan masa pewartaan Yesus. Tetapi kemanakah Jesus The Man Of God itu pergi? Bagaimana Ia hidup?, Bagaimana Ia mengetahu bahwa Ia adalah Putra Allah? . Sebagaimana banyak pemimpin besar dunia Jesus The Son of Man pasti belajar, dan berlatih untuk mengasa kesempurnaan Ilahi-Nya.

Keempat

Kasih itu universal. Teman-teman hampir semua orang didunia ini percaya bahwa kasih dan cinta tidak bertentangan dengan hukum kodrat. Manusia butuh cinta dan kasih agar bertumbuh dengan baik dan utuh. “hidup tanpa cinta bagai taman tak berbunga” seperti lirik lagu dangdut.

Nah,,,, setelah menemukan makna ayat tersebut dalam permenungan saya secara pribadi, saya bersyukur dan berterima kasih pada Roh Kudus. Roh Kudus telah membuka pikiran dan hati saya untuk mencerna dan memahami sabda Tuhan baik dengan akal budi bersama Iman.

Teman-teman,, kita mungkin tidak akan pernah menjadi seperti Allah, tapi jangan putus asa karena kita tetap bisa menjadi seperti Bapa kita di Surga bukan? Sebab ada pepatah mengatakan buah jatuh tidak jauh dari pohonnya yang penting ada niat, harapan, Kasih, dan Doa.

(Stenly Jemparut)