Apa Kata Paus Yohanes Paulus II tentang Rosario?

#santo, #yohanespaulus2, #doa, #rosario, #Rosarium Virginis Mariae, #Sacrosanctum Concilium,
22 October 2020
Apa Kata Paus Yohanes Paulus II tentang Rosario?

Halo sobat YOUCAT!

Hari ini kita mau membahas salah satu santo yang bisa dibilang gress. Dia adalah Paus St. Yohanes Paulus II! Ternyata Paus yang satu ini punya kedekatan yang istimewa lho dengan rosario sampai-sampai dia menulis ensiklik khusus mengenai rosario!

Pengen tahu gimana pendapat Paus Yohanes Paulus II mengenai rosario?

Yuk kita simak!

Pertama-Tama, Yuk Kita Kenalan Dulu

Paus Yohanes Paulus II dilahirkan di Wadowice, Polandia pada 18 Mei 1920. Dia lahir dengan nama asli Karol Józef Wojtyla. Awal kehidupan Wojtyla ditandai dengan kehilangan besar. Pertama, sang ibu wafat ketika dia berusia sembilan tahun. Sementara kakak lelakinya, Edmund meninggal ketika dia berusia 12 tahun. Ia tumbuh menjadi remaja yang suka berolahraga sampai-sampai punya tubuh yang atletis lho.

Wojtyla kuliah di Universitas Jagiellonian di Krakow pada 1938 di mana dia menunjukkan minat pada teater dan puisi. Sekolah itu kemudian ditutup pada tahun berikutnya oleh pasukan Nazi selama pendudukan Jerman di Polandia. Karena ingin menjadi seorang imam, Wojytla mulai belajar di seminari rahasia yang dikelola oleh Uskup Agung Krakow. Setelah Perang Dunia II berakhir, dia menyelesaikan studi agamanya di seminari Krakow dan ditahbiskan pada 1946.

Pada 1978, Wojytla terpilih menjadi Paus dan mengambil nama Yohanes Paulus untuk pontifikatnya sehingga dikenal sebagai Paus Yohanes Paulus II. Sebagai pemimpin Gereja Katolik, dia berkeliling dunia dan mengunjungi lebih dari 100 negara untuk menyampaikan pesan iman dan damai dalam ajaran Katolik. Paus Yohanes Paulus II adalah sosok yang sangat vokal dan sering mengangkat isu-isu penderitaan dunia. Dia memegang posisi kuat dalam banyak topik, termasuk menentang dalam wacana hukuman mati. Yohanes Paulus II yang karismatik juga menggunakan pengaruhnya untuk membuat perubahan politik yang akhirnya mampu mengakhiri era komunisme di negara asalnya, Polandia. Namun, dia juga dikritik sebagai sosok yang keras dan kurang bisa kompromi. Dia tidak bisa diajak kompromi pada permasalahan tertentu seperti urusan kontrasepsi.

Sobat YOUCAT tahu nggak kalau Paus Yohanes Paulus II pernah hampir dibunuh lho! Pada 1981, seorang pria bernama Mehmet Ali Agca asal Turki menembak Yohanes Paulus II sebanyak dua kali di Lapangan Santo Petrus, Vatikan. Untungnya Paus Yohanes Paulus II bisa pulih dan beliau bahkan berkenan memaafkan penyerangnya dan menjenguk pria yang berusaha membunuhnya di penjara.

Kesehatan Paus Yohanes Paulus II mulai menurun di tahun-tahun terakhirnya. Dia juga mulai bergerak perlahan dan tampak tidak stabil. Dia bahkan tampak sering gemetaran. Salah satu dokternya pada 2001 kemudian mengatakan bahwa Paus Yohanes Paulus II menderita penyakit parkinson. Paus Yohanes Paulus II kemudian wafat pada 2 April 2005. Dia wafat di kediamannya di Vatikan pada usia 84 tahun. Pada hari kematiannya, lebih dari tiga juta orang mengantri untuk mengucapkan selamat tinggal kepada sosok pemimpin agama yang mereka cintai di Basilika Santo Petrus. Paus Yohanes Paulus II pada akhirnya dimakamkan pada 8 April. Paus Yohanes Paulus II dikenal sebagai advokat yang sangat vokal dalam membela hak asasi manusia serta menggunakan pengaruhnya untuk mengubah perpolitikan. Dia dinyatakan sebagai seorang Santo (orang suci) pada April 2014.

Apa Kata Paus Yohanes Paulus II Tentang Rosario?

Sejak kecil St. Yohanes Paulus II sudah akrab dengan devosi Bunda Maria yang menjadi motor penggerak hidup dan panggilan imamatnya. Ajakan St. Yohanes Paulus II kepada para umat untuk mengikuti Yesus Kristus melalui Bunda Maria ditunjukkan melalui Surat Apostolik Novo Millennio Ineunte yang menetapkan bahwa bulan Oktober 2002 sampai Oktober 2003 sebagai Tahun Rosario. Pada Oktober 2002, Paus mengeluarkan Surat Apostolik Rosarium Virginis Mariae (RVM) yang menguraikan doa Rosario dan menambahkan Peristiwa Terang. Rosario, yang merupakan ungkapan perjalanan hidup Kristiani, berpusat pada Kristus dan menjadi kompendium pesan Injil (RVM 1). Di dalamnya, seluruh peristiwa hidup dan misteri Yesus diuraikan sebagai ungkapan irama hidup insani (RVM 2). Peristiwa hidup Yesus bukanlah legenda, tetapi Ia sungguh merangkul kenyataan hidup manusia menuju irama hidup Allah sendiri (RVM 25). Rosario mengajak kita menapaki Jalan Maria dan mengontemplasikan Yesus bersamanya (RVM 3).

Mengontemplasikan Yesus bersama Maria berarti suatu kenangan (memoria) yang bukan sekadar mengingat kejadian masa lampau, tetapi menghadirkan karya penyelamatan Allah pada masa kini (RVM 13). Pertama-tama, hal ini dihadirkan melalui liturgi yang di dalamnya kita mengenang Perjamuan Malam Terakhir dan wafat Kristus di kayu salib. Rosario pun menyingkapkan peristiwa penebusan yang sama dengan peristiwa hidup, kematian, dan kebangkitan-Nya (RVM 13).

Konstitusi tentang Liturgi Suci Sacrosanctum Concilium mengamanatkan bahwa “hidup rohani tidak tercakup seluruhnya dengan hanya ikut serta dalam liturgi. Sebab semua manusia kristiani; yang memang dipanggil untuk berdoa bersama, toh harus memasuki biliknya juga untuk berdoa kepada Bapa di tempat yang tersembunyi. Bahkan menurut amanat Rasul (Paulus) ia harus berkanjang dalam doa” (SC 12). Dengan demikian, Rosario dengan kekhasannya menjadi bagian dari doa Gereja yang tidak kunjung putus dalam merenungkan misteri Yesus Kristus.

St. Yohanes Paulus II melengkapi peristiwa Rosario dengan Peristiwa Terang karena melalui kehidupan pelayanan Yesus kita sungguh mengontemplasikan Diri-Nya sebagai puncak pewahyuan Allah (RVM 19). Inspirasi Peristiwa Terang berasal dari perkataan Yesus sendiri, “Selama Aku di dalam dunia, Akulah terang dunia” (Yoh 9:5). Melalui Peristiwa Terang dalam Rosario, kita memasuki “pintu gerbang menuju kedalaman Hati Kristus, samudera suka cita dan terang, penderitaan dan kemuliaan” (RVM 19).

Bersama Paus St. Yohanes Paulus II yang begitu mencintai Bunda Maria dan Rosario, mari kita doakan sebuah doa yang dikutip beliau dari Beato Bartolo Longo, Rasul Rosario, dan ditulis dalam bagian akhir Surat Apostolik Rosarium Virginis Mariae.

O Rosario suci Maria, rantai halus yang menyatukan kami dengan Allah, ikatan kasih yang memadu kami dengan para malaikat, benteng keselamatan untuk melawan serbuan neraka, pelabuhan aman tatkala perahu universal kami kandas, kami tidak pernah akan meninggalkan engkau. Engkau akan menjadi penopangku di saat ajal: milikmulah ciuman terakhir kami di saat nyawa melayang. Dan kata terakhir yang kami ucapkan adalah namamu yang suci, O Ratu Rosario dari Pompei, O Bunda yang terkasih, O Pengungsian orang berdosa, O Penghibur orang yang berduka. Kiranya engkau dipuji di mana-mana, sekarang dan selalu, di bumi dan di surga. Amin.

(Eva)