AWAS, HOAX MUKJIZAT!

29 October 2021
AWAS, HOAX MUKJIZAT!

Oleh : Christine Susanto

Salah satu ‘faith booster’ dalam Gereja Katolik adalah adanya bermacam-macam mukjizat yang terus berlangsung dari zaman pendirian Gereja hingga sekarang ini. Mukjizat-mukjizat ini sangat berguna dalam mengukuhkan iman kita, misalnya Mukjizat Ekaristi, mukjizat penyembuhan karena perantaraan Santo-Santa, juga penampakan Surgawi seperti banyak penampakan Bunda Maria.

Meskipun demikian, tidak semuanya diakui secara resmi oleh Gereja sebagai mukjizat yang otentik. Hmmm… Kenapa penting bahwa suatu mukjizat itu diakui oleh Gereja?

__NGERINYA PERCAYA PADA HOAX MUKJIZAT PALSU__

Adalah tanggung jawab Gereja untuk mengajarkan kebenaran kepada umat beriman. Artinya Gereja bertanggungjawab untuk menguji klaim-klaim kebenaran yang berpotensi menyesatkan umat. Klaim-klaim mukjizat palsu adalah yang paling berpotensi menyesatkan iman kita jika ‘diamini’ begitu saja tanpa diverifikasi terlebih dahulu keasliannya.

Contohnya, penampakan Our Lady of Surbiton yang dinyatakan tidak otentik alias ‘hoax’ di tahun 2007 adalah penegasan bahwa “nasihat/ajakan Bunda Maria” dalam penampakan itu ternyata justru tidak sesuai dengan iman kita, dan bisa bertolak belakang dengan pesan-pesan Maria pada penampakan-penampakan lainnya yang diakui sebagai otentik, seperti penampakan Maria di Fatima atau di Lourdes. Penampakan palsu lainnya adalah klaim seorang suster atas penampakan Bunda Maria yang akhirnya justru melahirkan Gereja Mariavite yang terpisah dengan Gereja Katolik. Ada lagi klaim palsu penampakan surgawi yang akhirnya melahirkan sebuah sekte ‘Gereja Palmerian’ dimana ‘penampakan surgawi’ menghimbau para anggotanya untuk sama sekali tidak mengikuti berita media massa, sama sekali tidak menonton TV, dsb.

Ngeri, ‘kan? Itulah sebabnya sungguh perlu diselidiki dengan seksama apakah suatu klaim mukjizat itu sungguh-sungguh asli atau hanyalah hoax/tipuan.

__BAGAIMANA BERHATI-HATI TERHADAP HOAX MUKJIZAT?__
__DENGAN MENGGUNAKAN RASIO/AKAL BUDI__

Pertanyaan selanjutnya adalah: Bagaimana berhati-hati terhadap hoax-hoax mukjizat? Yaitu dengan akal budi/rasionalitas manusia. Hah? Emang mukjizat bisa diverifikasi secara rasional, sistematis dan saintifik? Bukankah jika suatu hal yang diduga sebagai mukjizat itu bertentangan dengan rasio, tidak bisa dijelaskan rasio, maka mukjizat tidak bisa diverifikasi asli/palsunya melalui sains??

Pada dasarnya, pandangan teologi Katolik melihat bahwa rasionalitas manusia adalah anugerah dari Tuhan. Oleh karena itu, rasionalitas sangat perlu digunakan untuk mencari kebenaran serta untuk memperjelas iman dan hidup beragama. Itulah sebabnya umat Katolik tidak disarankan sekedar percaya-buta begitu saja tetapi dihimbau untuk mencari tahu akar-akar penyebab mengapa sesuatu itu dinyatakan sebagai benar atau keliru oleh Gereja. Demikianlah dalam menghadapi bahaya hoax mukjizat, sangat perlu digunakan metode-metode berpikir, verifikasi dan analisa yang bersifat rasional, sistematis dan kritis. Dan persis itulah yang dilakukan oleh Gereja Katolik!

__PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM VERIFIKASI 3 JENIS MUKJIZAT UTAMA__

1. Dalam proses verifikasi mukjizat penyembuhan melalui perantaraan orang kudus, yang digunakan untuk proses kanonisasi orang kudus tersebut1

Pada 23 september 2016, Gereja Katolik resmi memperketat metode saintifik untuk tujuan ini. Maksudnya, ketika seorang umat mengklaim bahwa ia secara ajaib telah disembuhkan setelah ia berdoa memohon perantaraan seorang kudus, lalu mengajukan kasus mukjizat kesembuhannya itu kepada Vatikan sebagai bukti untuk mempercepat proses kanonisasi orang kudus tersebut, maka kasus itu diajukan kepada Dewan Medis yang ditunjuk secara khusus untuk memverifikasi klaim-klaim mukjizat yang berurusan dengan proses kanonisasi orang kudus. Lalu apa yang dilakukan Dewan Medis ini? Ringkasnya ada tiga hal utama yang harus diverifikasi keasliannya, yakni (1) bahwa umat beriman tersebut sungguh memiliki riwayat sakit sebagaimana diklaimkan, (2) bahwa sekarang secara medis ia dinyatakan telah sembuh, (3) ilmu kedokteran sungguh tidak dapat menjelaskan bagaimana penyembuhan itu terjadi. Dalam revisi yang dikeluarkan Vatikan pada September 2016, disebutkan bahwa setidaknya dua pertiga dari anggota Dewan Medis harus setuju, agar proses kanonisasi dapat berjalan ke langkah selanjutnya. Hasil dari Dewan Medis itu lalu diberikan kepada Congregation for the Causes of Saints yang bertanggungjawab penuh atas segala tahap proses kanonisasi santo-santa. Jangan lupa bahwa juga ada aturan-aturan tertentu perihal pengaturan Dewan Medis itu sendiri. Luar biasa telitinya yah…2

2. Dalam proses verifikasi penampakan Maria3

Disebutkan bahwa dalam 100 tahun terakhir, ada lebih dari 1500 kasus penampakan Maria yang dilaporkan di seluruh dunia. Namun sejauh ini, baru 9 penampakan saja yang telah diakui oleh Gereja sebagai otentik/asli. Itupun setelah mengalami proses yang panjang dan lama, sampai puluhan tahun sesudah penampakan itu terjadi. Penyelidikan verifikasi penampakan Maria pada intinya menjadi tanggung jawab keuskupan setempat dimana penampakan tersebut terjadi. Uskup wajib membentuk sebuah komisi khusus yang terdiri dari berbagai ahli seperti ahli teologi, kanonik, psikolog, dokter, dsb untuk memeriksa kesehatan mental, moral dan rohani orang yang dikabarkan melihat penampakan Maria itu, juga diteliti apakah pesan-pesan dan kesaksian itu bebas dari kesesatan teologis dan iman Katolik atau tidak. Misalnya, penampakan dimana Maria berpesan, “hujatlah Allah”, tentunya adalah penampakan palsu; atau penampakan dimana Tuhan Yesus berkata, “orang boleh membunuh sesama sesuka hatinya”, tentu saja juga adalah penampakan palsu sebab sudah jelas bertentangan dengan ajaran-ajaran Yesus di dalam Injil. Jika di akhir penelitian uskup tidak dapat menentukan otentisitas penampakan Maria itu, uskup dapat menunda proses verifikasi itu, atau dapat mengalihkan proses verifikasi kepada Vatikan sehingga Vatikan sendiri yang menyelidikinya. Itulah yang terjadi pada penampakan Maria di Medjugorje yang kemudian dinyatakan oleh Vatikan sebagai penampakan palsu. Kepo yah? Baca saja dokumen Gereja yang khusus membahas tentang proses verifikasi penampakan Maria (lihat footnote ini)4.

3. Dalam mukjizat Ekaristi

Mukjizat Ekaristi adalah berubahnya Hosti Kudus yang telah dikonsekrasikan oleh imam menjadi segumpal darah dan daging manusia, yang diyakini sebagai Tuhan dan Darah Tuhan Yesus Kristus. Mukjizat ini diyakini sebagai manifestasi supernatural yang membuktikan dogma iman Katolik, bahwa melalui konsekrasi dari imam, roti dan anggur biasa diubah oleh Tuhan menjadi Tubuh dan Darah Tuhan Yesus sendiri. Di masa modern, metode saintifik menjadi sangat penting bagi proses verifikasi mukjizat-mukjizat Ekaristi. Belum ada dokumen khusus yang membahas hal ini, tetapi pada dasarnya: sebuah komisi yang terdiri dari berbagai macam ahli bidang-bidang ilmu dibentuk secara khusus untuk meneliti apakah struktur darah dan daging itu sungguh adalah darah dan daging manusia? Apakah DNAnya manusia? Banyak sekali hasil yang didapatkan dari penelitian saintifik seperti golongan darahnya, bahwa Daging itu bukan sembarang daging saja melainkan adalah serat jantung manusia, dst. Salah satunya adalah penelitian saintifik atas Mukjizat Ekaristi Lanciano5 dan Mukjizat Ekaristi

Santarem yang dapat dibaca dari buku-buku yang secara khusus menjabarkan detail-detail penelitian saintifiknya6.

Demikianlah Sobat, sekilas penelitian saya tentang topik yang menarik ini. Hal terpenting yang perlu kita ingat adalah kita melihat betapa pentingnya untuk pertama-tama bersikap skeptis terhadap klaim-klaim mukjizat —maksudnya sikap awal yang tidak langsung menerima klaim mukjizat itu sebagai pasti benar/otentik, tapi juga tidak langsung menolaknya sebagai pasti palsu. Sikap awal di sini adalah sikap yang hati-hati namun terbuka pada kemungkinan bahwa klaim mukjizat ini bisa saja asli/otentik. Sikap awal yang menunda keputusan ini lalu dilanjutkan dengan verifikasi yang rasional, sistematis, saintifik dan bebas dari praduga-praduga pribadi kita. Demikianlah akan dihasilkan kesimpulan yang lebih tepat. Itulah iman yang dapat dipertanggungjawabkan dengan akal budi manusia. Berhati-hati terhadap hoax mukjizat berarti menjalankan ajaran Tuhan bahwa kita hendaknya cerdik seperti ular7, dan berhati-hati terhadap nabi palsu8, sebab entah disengaja atau tidak, kepalsuan itu menyesatkan iman dan pikiran kita. Salam iman! Salam akal sehat!

__References__


  1. Hannah Brockhaus, “The Vatican is changing how it verifies miracles”, dalam https://www.catholicnewsagency.com/news/34610/the-vatican-is-changing-how-it-verifies-miracles (diakses 25 oktober 2021, pk. 22.00)

  2. (1) https://www.researchgate.net/publication/5757889TheRoleofthePhysicianinCertifyingMiraclesintheCanonizationProcessoftheCatholicChurch_III ; (2) https://www.npr.org/sections/parallels/2016/08/31/491937448/how-the-catholic-church-documented-mother-teresas-two-miracles ; (3)

  3. Carol Glatz, “Vatican publishes rules for verifying visions of Mary”, National Catholic Reporter, 24 mei 2012, dalam https://www.ncronline.org/news/vatican/vatican-publishes-rules-verifying-visions-mary (diakses 26 oktober 2021, pk. 2.15)

  4. Paulus VI, Norms regarding the manner of proceedings in the discernment of presumed apparitions or revelations, diunduh dari https://www.vatican.va/romancuria/congregations/cfaith/documents/rcconcfaithdoc19780225norme-apparizioni_en.html

  5. “Physician Tells of Eucharistic Miracle of Lanciano”, Zenit, 5 mei 2005, dalam https://www.ewtn.com/catholicism/library/physician-tells-of-eucharistic-miracle-of-lanciano-1866 (diakses 26 oktober 2021, pk. 2.43)

  6. Salah satu contohnya adalah buku The Eucharistic Miracle of Lanciano: Historical, Teological, Scientific, and Photographic Documentation, dalam https://www.amazon.com/Eucharistic-Miracle-Lanciano-Photographic-Documentation/dp/B000XTHO8E (diakses 26 oktober 2021, pk. 2.45)

  7. Mat 10:16

  8. Mat 7:15