Belajar Percaya Bersama St. Thomas
Hari ini kita merayakan Pesta St. Thomas, Rasul. St. Thomas terkenal sebagai rasul yang mengalami keraguan dan tidak percaya akan kebangkitan Yesus sebelum ia bertemu dengan Yesus secara langsung. Apa yang dapat kita pelajari dari kisah St. Thomas?
Sebuah Kerinduan akan Allah
Allah telah menaruh ke dalam hati kita, keinginan untuk mencari dan menemukan-Nya. Kodrat manusia adalah mencari Allah (Youcat no. 3)
Mari kita lihat apa yang Thomas katakan ketika ia masih belum percaya terhadap kabar dari teman-teman rasul yang lain bahwa Yesus Kristus telah bangkit. Thomas berkata bahwa ia tidak akan percaya sampai ia melihat dan menyentuh sendiri luka-luka di tubuh Yesus (Yoh 20:24-29).
Apa artinya ini?
Thomas meminta tanda!
Sebagai rasul yang dekat dengan Yesus, kita dapat merasakan betapa rindunya ia terhadap Yesus, Gurunya. Namun, kita juga dapat memahami kesedihan dan sakit hatinya atas kematian Yesus. Ia tidak ingin tertipu kalau-kalau itu adalah berita bohong. Ada keinginan untuk percaya, tapi ia masih ragu. Oleh karenanya ia meminta tanda.
Ia sebenarnya berusaha mencari dan meminta kepastian akan apa yang percayai.
Mencari, Mendengarkan, Menanggapi
Menanggapi Allah berarti mengimani-Nya (Youcat no. 20)
Pada penampakan Yesus berikutnya, Thomas hadir bersama para rasul yang lain. Di sini kita melihat usaha Thomas untuk tetap tinggal dan menantikan tanda dari Tuhan. Bukan malah kabur dan meninggalkan teman-teman rasulnya.
Dan setelah ia mengalami sendiri Yesus yang hadir, melihat dan mencucukkan jarinya ke bekas luka-Nya, ia menjawab dengan jawaban yang sangat indah:
Ya Tuhanku, Ya Allahku.
Thomas menanggapi kehadiran Yesus. Ia kini sungguh mengimani Yesus yang telah bangkit, Yesus yang adalah Tuhan dan Allah. Lihat, betapa luar biasanya perubahan yang dialami oleh Thomas dari keraguannya menjadi sungguh-sungguh beriman.
Sebuah Pencarian Iman bersama St. Thomas
Kita sebagai orang muda pasti pernah mengalami keraguan, bahkan keraguan terhadap iman kita sendiri.
Kok Tuhan rasanya diam saja? Aku rajin ke Gereja tapi kok masih gitu-gitu aja? Doa-doaku kok rasanya garing terus sih?
Dari pengalaman St. Thomas, tidak apa-apa kok kalau kita minta bantuan agar kita dapat semakin percaya. Tidak perlu memohon yang muluk-muluk, cukup mohon agar Tuhan mencurahkan Roh Kudus agar kita peka akan keberadaan Tuhan dalam hidup harian kita.
Cobalah ajak teman untuk curhat. Jalan-jalan menikmati lingkungan sekitar tempat tinggalmu. Nikmati setiap kebaikan kecil yang ada. Olah raga di ruang terbuka. Nikmati udara pagi.
Dan coba juga untuk menjadi kebaikan bagi sesama. Memberi sedekah kepada orang miskin. Membantu teman yang sedang kesulitan. Atau bisa juga ikut kegiatan bakti sosial di Gereja.
Pada suatu titik, dengan bantuan Roh Kudus, kita akan bisa menyadari bahwa Tuhan senantiasa hadir di dalam hidup harian kita, dalam kebaikan-kebaikan serta suka duka hidup kita.
Hingga akhirnya kita dapat mengalami sendiri bahwa Allah adalah kasih.
Semoga dengan meneladani St. Thomas, Rasul, kita semakin bertumbuh dalam iman melampui keraguan kita.
Tuhan memberkati.
“Semua ciptaan menyatakan kebaikan dan kemurahan hati Penciptanya: Matahari memancarkan terangnya, api membagikan kehangatannya; pohon menjulurkan dahannya, menawari kita buah yang dihasilkannya; air dan udara dan seluruh alam mewartakan kebaikan hati Pencipta.”
- St. Filipus Neri (1515-1595)
Bacaan Lanjutan:
http://biokristi.sabda.org/belajarimandarithomasyangraguragu
http://katakombe.org/juli/item/thomas-rasul.html
https://www.catholicstand.com/st-thomas-apostle-saint-times/
Youcat no 3, 4 , 20, 21, 22, 279