Bunda Maria, Seorang Gadis Yang Mengatakan Ya: Berbagi Kabar Gembira
Setelah mendengar kabar dari Malaikat Gabriel bahwa Elizabeth, saudaranya, mengandung, Maria langsung bergegas menuju rumah Elizabeth. Ia berada di sana, saling berbagi sukacita dan melayani Elizabeth yang sudah hamil 6 bulan. Maria tidak menyimpan kegembiraannya hanya untuk dirinya sendiri, namun ia membaginya dengan orang lain. Maria tidak hanya memikirkan dirinya sendiri, namun lebih-lebih sebagai hamba Allah memiliki semangat untuk melayani orang lain. Dan dengan inilah kegembiraan Maria semakin sempurna.
Menjadi Perantara Kabar Gembira
Apakah kalian masih ingat lagu Sekolah Minggu “Kasih-Nya Seperti Sungai”? Lagu itu dengan indah menggambarkan kasih Allah yang terus mengalir seperti sungai. Tentu, bila kita membayangkan sungai, kita membayangkan air yang terus mengalir. Begitu juga hendaknya kita. Setelah kita menerima kasih yang mengalir dari Allah, hendaknya kita juga mengalirkannya kepada sesama kita melalui perbuatan-perbuatan baik yang kita lakukan.
Begitu pula yang Maria lakukan. Setelah ia menerima kebaikan Allah di seluruh perjalanan hidupnya, setelah ia menerima kabar dari Malaikat Gabriel, ia tidak menyimpannya seorang diri. Ia membagikan kasih itu kepada orang lain, kepada Elizabeth saudaranya. Dan hasilnya? Maria menjadi pembawa kegembiraan bagi orang lain yang ia jumpai bahkan anak yang ada di dalam kandungan Elizabeth pun sampai melonjak kegirangan.
Selain Maria, tentu kita melihat orang-orang lain dalam hidup kita sehari-hari yang kehadirannya membawa kegembiraan, yang ketika mereka melayani orang lain mampu memberikan kelegaan. Itu karena mereka benar-benar merasakan dan bersyukur atas segala kegembiraan yang Allah berikan kepada mereka dan sebagai bentuk syukurnya mereka membagikan kegembiraan tersebut kepada orang lain.
Itulah dasar dari segala panggilan kita, membagikan kegembiraan yang telah kita rasakan dari Allah kepada orang lain.
Bertemu dan Saling Menguatkan
Selain itu, dengan bertemu dan membagikan kegembiraan kita, kita pastinya akan bertemu orang-orang yang mampu menguatkan panggilan kita. Kita bahkan mungkin akan menemukan sosok seorang sahabat.
Ketika Maria bertemu Elizabeth yang sama-sama menerima rencana khusus dari Allah, dapat kita bayangkan mereka berdua saling curhat dan saling meneguhkan satu sama lain. Begitu pula dengan kita. Semakin sering kita bertemu dengan orang lain dan berbuat baik kepada mereka, semakin besar kemungkinan kita untuk bertemu dengan orang-orang baik yang akan membantu hidup panggilan kita.
Oleh karena itulah, dalam hidup kita sebagai orang Katolik yang dipanggil oleh Allah, penting bagi kita untuk hidup sebagai komunitas. Kita perlu mengikuti komunitas-komunitas doa atau rohani agar hidup rohani dan panggilan kita semakin berkembang. Atau setidaknya, kita perlu ikut bergabung dalam kegiatan-kegiatan lingkungan/kring/wilayah atau OMK/ kategorial lainnya. Di dalam komunitas inilah kita dapat bertemu orang-orang yang sama-sama berjuang menjalani hidup panggilannya. Di sanalah kita dapat saling curhat dan saling meneguhkan dengan mereka. Dan bisa saja kita akan menemukan sahabat yang akan selalu menemani kita.
Ketika Allah memanggil kita, Allah tidak memanggil kita untuk berjuang seorang diri dan berakhir dengan kesepian. Sama seperti Allah telah merencanakan seluruh masa lalu kita untuk mempersiapkan kita, Allah pun tentu telah merencanakan seluruh masa depan kita, termasuk juga orang-orang atau sahabat yang akan menemani kita dan menguatkan kita untuk sama-sama berjalan di dalam panggilan-Nya.
Yuk Direfleksikan
Yuk rasakan kembali kebaikan-kebaikan apa saja yang telah Allah berikan kepada kita! Lalu, cobalah lihat di sekitar kita, orang tua kita, teman-teman kita, sahabat kita, atau pun orang-orang lain di sekitar kita. Dengan siapakah kira-kira aku mampu membagikan kegembiraanku? Apa saja yang bisa aku lakukan untuk membagikan kegembiraanku itu, terutama bagi mereka yang sangat membutuhkan?
Kelompok-kelompok/komunitas-komunitas apa saja yang sekarang aku ikuti? Apakah aku sudah mengikuti kelompok/komunitas yang mampu mendukung hidup rohaniku atau hidup panggilanku? Apakah aku sudah memiliki seseorang yang aku rasa memiliki panggilan yang sama atau pun mampu saling curhat dan meneguhkan?
“Ajaran Sosial Gereja Katolik mengatakan: rencana besar Allah bagi kehidupan bersama manusia adalah amal kasih sosial. Ketika kita hidup di hadapan pribadi Allah yang menghendaki kita dan memiliki tujuan bagi kita, kita menjadi anak-anak dari Bapa yang sama, dan saudara satu sama lain. Kemudian rasa syukur, makna hidup, dan tanggung jawab menentukan kehidupan kita secara individu maupun bersama. Budaya menghormati semakin terbentuk. Kepercayaan, penghiburan, dan sukacita hidup menjadi mungkin. Amal kasih sosial mengatasi kecenderungan mengabaikan martabat manusia, menciptakan ikatan batin dalam masyarakat, dan memungkinkan kesadaran sosial yang melampaui batas-batas keagamaan.” ~Docat no 308~
Yuk Dibaca
Docat 15, 61, 308, 309
Christus Vivit no 43-48 http://www.dokpenkwi.org/2019/08/20/telah-terbit-seri-dokumen-gerejawi-no-109-christus-vivit/