#Know: Hati Kudus Yesus dan Hati Tersuci Maria
Halo Sobat YOUCAT! Hari ini, tepat sehari setelah Hari Raya Hati Yesus Yang Mahakudus, Gereja memperingati Peringatan Wajib Hati Tersuci Santa Perawan Maria. Tapi kenapa ya Gereja menghormati Hati Tersuci Maria? Lalu apakah ada hubungan antara Hati Tersuci Maria dan Hati Kudus Yesus? Yuk kita bersama-sama memahami dan mendalami devosi Gereja yang indah ini!
Bila devosi kepada Hati Kudus Yesus secara sederhana adalah tanggapan kita atas Cinta Yesus dengan mencintai Dia, maka devosi kepada Hati Tersuci Maria adalah mencintai Tuhan seperti Maria. Tujuan utama dari devosi ini adalah mencintai Allah dengan menyatukan diri kita dengan bundaNya, Maria, dan meneladani kebajikan dan kemurnian hati Maria. Seperti Hati Maria yang digambarkan dengan api membara demikian pula kita diajak untuk mencintai Allah dan sesama dengan sepenuh hati seperti Maria. Seperti Hati Maria yang dilingkari mawar putih, lambang kemurnian, demikan pula kita diajak untuk hidup murni seperti Maria yang dikandung tanpa noda (Immaculate Conception). Dan seperti Hati Maria yang tertusuk pedang yang melambangkan duka-dukanya, kita pun diajak untuk dengan setia menjalani panggilanNya dan melakukan kehendak Allah meski penuh penderitaan dan tantangan.
Lalu bagaimana tradisi devosi kepada Hati Tersuci Maria ini bermula? Ternyata cukup banyak kisah yang menjelaskan awal mulanya. Misalnya, devosi para biarawan Ordo Servites (Ordo Servorum Beatæ Mariæ Virginis/Ordo Hamba-Hamba Santa Perawan Maria) terhadap Tujuh Duka Maria yang dilambangkan pedang yang menusuk hati Maria (“Dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri, supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang.” – bdk. Lukas 2:35). Selain itu, Bunda Maria sendiri dalam penampakannya kepada Santa Katarina Laboure pada 1830 menunjukkan medali wasiat yang mana di salah satu sisinya tergambar huruf M dengan salib di atasnya dan dua belas bintang di sekelilingnya serta gambar Hati Kudus Yesus dan Hati Tersuci Maria di bawahnya. Hal itu melambangkan Hati Maria yang terus berdoa bagi kita, para pendosa dan Hati Yesus yang terus terbakar cinta untuk kita.
Devosi Sabtu Pertama juga menjadi salah satu bentuk devosi kepada Hati Tersuci Maria. Devosi yang diawali dengan tradisi mempersembahkan setiap hari Sabtu kepada Santa Perawan Maria pada sekitar abad ke-8 ini kemudian berkembang. Pada abad ke-19 Mary Inglese, seorang anggota Servites Tertier, menyebarkan tradisi mengkonsekrasikan diri kepada Hati Tersuci Maria pada Sabtu Pertama dalam bulan. Devosi ini kemudian menyebar dan pada 1905 ketika Paus Pius X memberikan indulgensi untuk praktik devosi Sabtu Pertama selama 12 bulan berturut-turut untuk menghormati Hati Tersuci Maria. Devosi serupa juga dinyatakan oleh Bunda Maria sendiri saat penampakan di Fatima yang mengatakan “Allah menginginkan devosi kepada Hati Tersuciku untuk menyelamatkan jiwa-jiwa dari neraka dan perdamaian dunia.”
Pada 1944, Paus Pius XII menetapkan Peringatan Wajib Hati Tersuci Santa Perawan Maria dirayakan seminggu setelah Hari Raya Santa Perawan Maria Diangkat Ke Surga. Akan tetapi, kemudian pada 1969. Paus Paulus VI mengganti waktu Peringatan Wajib Hati Tersuci Santa Perawan menjadi hari Sabtu sesudah Hari Raya Hati Kudus Yesus Yang Mahakudus seperti yang kita peringati saat ini.
Nah, sekarang sudah tahu kan sedikit mengenai hubungan Hati Kudus Yesus dan hati Tersuci Maria serta sejarahnya? Sekarang saatnya kita untuk menanggapi Cinta Hati Kudus Yesus dan mencintai Yesus seperti Hati Tersuci Maria. Semoga dengan cinta itu kita dapat terlibat dalam karya penebusan Allah seperti Maria yang jawaban “Ya” nya membawa Sang Penebus kepada dunia. Kiranya kita pun selalu siap menjawab “ya” kepada panggilan Allah dan memenuhi diri kita, lingkungan kita, dan dunia kita dengan Cinta Allah. Sebagai penutup, yuk kita merenungkan cuplikan Ensiklik Paus Santo Yohanes Paulus II Redemptor Hominis (Penebus Manusia) yang memanggil kita untuk memiliki hati seperti Maria:
“Dapat dikatakan, bahwa misteri Penebusan mendapat bentuknya di bawah hati Sang Perawan dari Nazaret, ketika ia mengucapkan ”Fiat”-nya. Sejak saat itu, berkat pengaruh istimewa Roh Kudus, hati itu, hati Sang Perawan maupun Ibu, selalu menyimak karya Puteranya, dan tertujukan kepada mereka semua yang telah dan tetap dirangkul oleh Kristus dengan cinta kasih yang tiada taranya. Oleh karena itulah, hati Maria tiada habisnya mengasihi bagaikan seorang ibu. Ciri khas cinta kasih keibuan, yang oleh Bunda Allah diresapkan ke dalam misteri Penebusan dan kehidupan Gereja, diungkapkan dalam kedekatannya yang istimewa dengan manusia dan apa pun yang terjadi padanya. Di situlah letak misteri Bunda Gereja, yang memandangnya dengan cinta kasih dan harapan yang sangat istimewa, bermaksud meresapkan misteri itu secara kian mendalam dalam kehidupannya. Sebab di situlah Gereja juga mengenali jalan bagi hidupnya sehari-hari, yakni setiap pribadi manusia. Redemptor Hominis No.22 -