Hidup yang Dibagikan kepada Sesama
Sobat YOUCAT , setelah sebuah hosti diambil, diberkati, dan dipecah-pecah, kini saatnya hosti tersebut dibagi-bagikan demi keselamatan kita. Sama seperti hidup kita pun pada akhirnya perlu juga dibagikan kepada sesama kita dan tentu saja, kita perlu melakukannya dengan penuh kasih.
Akan tetapi, ada kalanya kita bingung “apa yang bisa aku berikan bagi sesamaku?” Apa yang bisa aku berikan sebagai #Manusia Paskah?
Yesus Teladan dalam Berbagi
Teladan kita yang sejati dalam berbagi adalah Yesus sendiri. Ia bahkan memberikan nyawa-Nya kepada kita seperti yang telah dikatakan-Nya “Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang menyerahkan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.” (Yoh 15:13) Yesus benar-benar total dalam berbagi bahkan hingga memberikan seluruh Diri-Nya kepada kita. Namun bisakah kita meniru sikap total ini?
Salah satu petunjuk yang bisa kita pakai untuk Yesus adalah bagaimana hati-Nya tergerak melihat penderitaan orang lain. Ia tergerak hatinya ketika Ia melihat orang banyak yang lelah dan terlantar seperti domba tanpa gembala (Mat 9:36), Ia tergerak hati-Nya melihat lima ribu orang yang mengikuti-Nya sehingga Ia menyembuhkan mereka yang sakit serta memberi mereka makan (Mat 14:13-21), Ia tergerak hati-Nya lalu menyembuhkan mata dua orang buta yang mengikuti-Nya (Mat 20:29-34), Ia tergerak hati-Nya melihat seorang janda yang menangisi anak satu-satunya hingga Ia membangkitkan anak itu kembali (Luk 7:11-15). Dan tentu dapat kita bayangkan masih banyak lagi kejadian di mana hati Yesus tergerak oleh belas kasihan sehingga Ia menolong orang lain. Hati seseorang baru dapat tergerak ketika ia benar-benar hadir bagi orang lain. Kita bisa membayangkan, misalnya, bagaimana Yesus benar-benar hadir ketika Ia berbicara dengan orang-orang miskin dan sakit.
Selain itu, Yesus juga selalu sadar akan hakikat-Nya sebagai Anak Allah. Ia selalu berada di dalam kasih Allah Bapa dan dengan demikian Ia bisa menyalurkan kasih yang Ia dapatkan dari Bapa-Nya tersebut kepada orang lain. Ia selalu setia dengan hakikat-Nya sebagai Anak Allah bahkan dalam penderitaan-Nya di salib. Dengan demikianlah Ia bisa terus-menerus memberikan kasih karena Ia pun terus-menerus mendapatkan kasih dari Allah Bapa.
Berbagi Karena Kita Dikasihi
Sobat YOUCAT, dengan melihat teladan Yesus tersebut, maka hal pertama-tama yang dapat kita lakukan untuk berbagi adalah menjadi hadir sepenuhnya bagi orang lain. Jangan sampai pikiran kita lari kemana-mana apalagi memikirkan untung rugi dari apa yang kita perbuat. Kita hanya perlu hadir dan mendengarkan mereka yang ada di hadapan kita. Pandanglah mereka dengan penuh kasih dan doakanlah mereka di dalam hati. Jika kita melakukan ini semua, kita sudah membagikan hidup kita kepada orang lain, dan dengan sendirinya pula kita akan tergerak untuk berbagi secara lebih kepada mereka.
Ketika kita merasa sulit untuk berbagi, ingatlah bahwa kita adalah anak-anak Allah yang sangat Ia kasihi. Ingatlah bagaimana Ia telah memilih kita sehingga kita dapat mengenal-Nya. Ingatlah bagaimana Ia telah memberkati kita dengan dan melalui orang-orang baik yang hadir di sekitar kita. Ingatlah bagaimana Ia tetap mengasihi kita dalam kesulitan-kesulitan kita sehingga kita dapat terus bertahan hingga saat ini. Ia bahkan rela sengsara dan wafat demi menebus dosa-dosa kita. Dengan demikian, kita lalu memiliki kekuatan yang lebih untuk mengasihi karena kita sudah merasakan banyak sekali kasih dari Allah sendiri.
Selain itu, Sobat YOUCAT, pernahkah kalian merasakan adanya rasa bahagia tersendiri setelah kita berbagi dengan orang lain? Pernahkah kalian menikmati senyum bahagia dari orang-orang yang sudah kalian bantu? Itulah indahnya berbagi. Dengan berbagi, kita bisa melihat kebenaran sejati diri kita bahwa kita adalah anak Allah yang Ia kasihi sehingga diri kita pun dipenuhi oleh kasih. Kepenuhan kasih yang Allah berikan kepada kita itulah yang sebenarnya memampukan kita untuk berbagi. Semakin kita berbagi, semakin kita menyadari bahwa kita dikasihi. Selain itu, kebaikan yang kita bagi itu ibarat benih yang kita tabur di hati orang, yang perlahan menumbuhkan inspirasi untuk ikut berbagi sehingga dari kebaikan-kebaikan yang kita bagi dapat muncul kebaikan-kebaikan baru yang terus berkembang dan berbuah.
Dengan berbagi, perlahan kita diubah untuk menjadi kasih itu sendiri. Dengan berbagi, kita ikut serta dalam karya kasih Allah yang luar biasa. Dan dengan berbagi itu pula, kita diantar semakin dekat menuju kebenaran pribadi kita, yaitu sebagai pribadi yang dikasihi oleh Allah. Dan akhirnya, dengan berbagi pula kita semakin menjadi #ManusiaPaskah, yaitu manusia yang berkat kebangkitan Yesus, diubah menjadi manusia baru yang sadar akan hakikatnya sebagai anak-anak Allah yang dekat dengan-Nya, dan hidup semakin menyerupai Yesus dalam iman dan harapan kepada Allah serta kasih kepada sesama.
Yuk Kita Berbagi
Sobat YOUCAT, oleh karena itu mari kita melatih diri kita untuk berbagi. Mulailah dengan menimba kekuatan dengan membayangkan hosti yang dibagi-bagikan dan kita terima. Bayangkan bahwa itu melambangkan kasih yang Allah berikan kepada kita, yang meluap-luap di dalam hati kita sehingga mendorong kita untuk berbagi. Ingatlah kasih Allah yang kita terima itu entah dari keluarga, sahabat, ataupun orang-orang lainnya. Kemudian, ketika hati kita sudah terasa berkobar-kobar karena kasih, bagikanlah kasih itu kepada sesama kita. Hadirlah bagi mereka, dengarkan mereka, pandang mereka dengan kasih, dan doakanlah mereka. Perlahan-lahan, dengan kasih yang meluap-luap itu, kita akan semakin terdorong untuk memberikan diri kita secara lebih. Dan dengan itu pula, semakin kita akan menyadari bahwa kita sungguh-sungguh dikasihi Allah.
Nah, jika kita terus berbagi dan merenungkan bagaimana kita ini pribadi yang dipilih, diberkati, dan dipecah untuk dibagikan kepada sesama seperti hosti dalam Ekaristi, kita pun akan memiliki hidup yang Ekaristis. Dalam hidup yang Ekaristis inilah perlahan-lahan kita diubah semakin menyerupai Kristus. Dan semakin hidup kita makin Ekaristis, semakin kita menjadi #ManusiaPaskah yaitu manusia yang berkat kebangkitan Yesus, diubah menjadi manusia baru yang sadar akan hakikatnya sebagai anak-anak Allah yang dekat dengan-Nya, dan hidup semakin menyerupai Yesus dalam iman dan harapan kepada Allah serta kasih kepada sesama
Yuk Dibaca
DOCAT no 15, 16, 103