Jalan Menuju Kebenaran dan Hidup yang Kekal

29 April 2021
Jalan Menuju Kebenaran dan Hidup yang Kekal

Teruntuk kamu yang lagi galau karena tugas menumpuk, ada masalah dengan pekerjaan, masalah dalam hubungan dengan teman, pacar, ataupun keluarga, masalah dengan diri sendiri, atau masalah lain yang membebani saat ini, tenang! Kamu tidak sendirian, kok!

Rasa sedih, resah, gelisah, lelah, pasti berat jika dipendam sendiri. Agar menjadi ringan, kita perlu membagikannya dengan orang lain. Akan tetapi, pernah tidak muncul perasaan kurang percaya, apakah mereka nantinya akan benar-benar memahami diri kita? Kita menjadi takut dan berprasangka, jangan-jangan malah akan dipojokkan atau disalahkan. Hal itu yang akhirnya membuat kita ragu untuk memercayai orang lain sebagai tempat menumpahkan cerita.

Can relate? We all do.

Mungkin juga ada perasaan tidak enak hati karena merasa merepotkan orang lain dengan masalah kita (#TimSungkan, mana suaranya?). Tapi kita harus ingat bahwa ada satu sosok yang tidak akan merasa direpotkan ketika kita menceritakan segala permasalahan kita, bahkan yang paling buruk sekalipun! Siapa lagi kalau bukan Yesus? Dengan kita menceritakan masalahmu padaNya, Ia tidak akan merasa kesal atau marah pada kelemahan kita, namun Ia akan dapat memahami perasaan kita dan justru sangat senang karena kita melibatkan Dia dalam pergumulan kita.

Ia sendiri berkata dalam Yoh 14:1 : “Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku.”

Tuhan Yesus pasti mampu membawa kita keluar dari segala kegundahan, sebab Dialah Jalan. Yesus yang menyatakan dirinya sebagai “jalan” dapat menuntun kita supaya tidak tersesat. Akan tetapi, kita seringkali lebih suka mengikuti jalan kita sendiri. Tuhan suruh lurus, kita malah belok kiri. Ketika kita sadar sedang tersesat, ingin putar balik sudah terlalu jauh. Ingin meneruskan perjalanan takut semakin tersesat. Hemm.... Beruntung Tuhan tetap setia mendampingi kita. Ia selalu punya cara agar kita kembali ke jalanNya. JalanNya dapat kita mengerti jika kita juga menuruti arahan-Nya. Arahan untuk terus mengamalkan teladanNya. Ia adalah Allah yang Maha Rahim. Jika kita mau mengakui kesalahan dan bertobat, saat itu juga Ia akan memberikan pengampunan. Ia adalah Allah yang lemah lembut, belajarlah kepadaNya, dan kamu akan mendapatkan cinta kasih itu.

Tidak hanya sebagai Jalan, Ia juga menjadi satu-satunya penolong bagi kita untuk dapat sampai kepada Bapa. “.... Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” (Yoh 14:6)

Yesus adalah kebenaran. Kebenaran, yang merupakan Firman Tuhan, yang menjelma menjadi manusia. Kebenaran itu memang menyakitkan jika dinyatakan dan hanya sedikit orang yang dapat menerima hal itu. Yesus tidak hanya menyatakan diriNya sebagai kebenaran, tetapi Ia menegakkan kebenaran itu. Konsekuensi yang akan diterimaNya nanti, tidak menciutkan niatNya sedikit pun. Teladan tersebut mengajarkan kita sebagai anak-Nya untuk juga memperjuangkan kebenaran, bahkan menjadi kebenaran itu sendiri.

Yesus adalah hidup. Ia adalah sumber kehidupan kita. Melalui perjumpaan di dalam doa dan keheningan, Ia terus memberikan oksigen kepada kita. Maka, semoga Yesus sang jalan dan kebenaran dan hidup yang sejati menjiwai kita selalu untuk sampai kepada Bapa. Kita mengenal “jalan” itu. Kita mengetahui "kebenaran" itu Kita dekat dengan “hidup” itu. Lantas, apakah kita akan memperoleh hidup yang kekal bersama Bapa dan Putera dan Roh Kudus sebagai buahnya? Jawabannya iya, jika disertai perubahan sikap dalam hidup kita.

Maukah kita mengubah sikap kita, untuk makin serupa dengan Yesus?

youcat #Yesusjalankebenaran #berimanbukanrecehan #omkindonesia

Author: Angela Sulis