Kebenaran yang Memerdekakan dan Hoax: Yuk, Bijak Bermedsos

#Merdeka, #Kemerdekaan, #Medsos, #Media Sosial, #Hoax, #Refleksi, #OMK, #BerimanBukanRecehan,
03 August 2019
Kebenaran yang Memerdekakan dan Hoax: Yuk, Bijak Bermedsos

Akhir-akhir ini, rasa-rasanya selalu saja ada hoax baru setiap harinya di dalam berbagai media sosial kita. Ada juga beberapa orang yang menyebarkan ujaran kebencian. Ketika pelakunya ditangkap, ada yang bilang itu pelanggaran terhadap kebebasan berpendapat.

Di tengah keadaan seperti ini, bagaimana sih sikap yang baik dan bijak dalam bermedsos? Apakah kebebasan berpendapat yang kita miliki berarti kita bebas membuat hoax dan ujaran kebencian?

Kebebasan yang Kebablasan

“Jika kamu mengatakan kebenaran, kamu tidak perlu lagi mengingat-mengingat kebohongan.” -Warren Buffet, pengusaha Amerika, CEO Berkshire Hathaway

Di negara Indonesia yang merdeka ini, kita memiliki kebebasan untuk mengakses berbagai informasi dan media sosial. Kita bebas menjalin pertemanan dengan siapa saja di media sosial bahkan teman dari belahan dunia yang lain.

Nah… Tapi bukan berarti bebas lalu menggunakannya seenaknya termasuk untuk menyebar hoax dan ujaran kebencian.

Kalau kita menyebar hoax, maka kita akan terikat oleh hoax kita sendiri; kita harus mengingat-ngingat kebohongan kita agar hoax kita tidak sampai terbongkar. Apalagi, sudah banyak orang yang tergabung di jaringan anti hoax yang tentu akan menguliti setiap hoax yang kita buat. Dan yang paling berbahaya, kita jadi tidak bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Akhirnya, kita mudah dibutakan oleh amarah dan kepentingan kita sendiri.

Nantinya, merembet juga ke ujaran kebencian. Semakin kita sering membuat ujaran kebencian, semakin kita tidak bebas berteman dengan semua orang. Beda dikit, marah. Beda dikit, musuhan. Akhirnya energi kita habis cuma buat marah. Pertemanan kita juga cuma akan itu-itu saja dan tidak akan berkembang.

Nah, kebayangkan kalau “kebebasan yang kebablasan” itu malah membuat kita tidak bebas?

“Kebenaran itu Akan Memerdekakan Kamu” (Yoh 8:32)

Lalu bagaimana kita sebaiknya bermedsos?

Stop berbagi hoax dan ujaran kebencian!

Yuk saring bacaan yang kita baca, mana bacaan yang baik dan mana yang hoax. Bila ada berita yang membuat kita marah, berhentilah dulu, jangan langsung disebar. Ada baiknya kita cek lagi kebenarannya. Kalaupun benar dan mau membagikannya, lebih baik kita memakai bahasa yang menyejukkan agar tidak memancing kemarahan orang lain apalagi sampai menyudutkan kelompok tertentu.

Setelah itu, yuk kita buat jejaring pertemanan yang sehat di media sosial kita.

Yuk kita gabung dengan grup-grup yang sehat dan membangun. Kita bisa bergabung dalam grup-grup yang sesuai minat bakat kita, ataupun grup-grup kerohanian. Kalau dirasa belum ada, kita bisa membuat grup-grup baru. Dari situ, yuk kita saling belajar dan berbagi pengalaman.

Di dalam grup-grup seperti itulah, kita bisa semakin mengeksplore kebebasan kita dalam berekspresi. Dengan berjejaring dan bekerja sama lewat media sosial, semakin banyak hal positif yang mampu kita kerjakan, dari awalnya tidak mungkin kalau sendiri menjadi mungkin karena bekerja sama. Di sinilah kita bisa semakin merasakan kebebasan yang sehat dalam berkarya. Ditambah lagi, pengalaman berteman yang sehat dengan orang-orang yang memiliki passion yang sama bahkan dengan orang-orang dari luar negeri.

Luar biasa kan, kalau potensi kemerdekaan di media sosial bisa dimanfaatkan dengan optimal dan tidak hanya sebagai tempat hoax dan mengumbar kebencian?

Dan kalian-kalian inilah yang mampu melakukannya.

Ya, mari mewartakan kebenaran, kebaikan, dan kasih di media sosial. Mari wartakan kemerdekaan yang sejati melalui akun-akun media sosial kita.

Let’s share the kindness…

> Yuk Direfleksikan

Apakah aku sudah menghayati kebebasan berpendapat di media sosial dengan benar?

Apakah aku sudah peka dengan keadaan media sosial saat ini?

Dengan bakat dan kemampuanku saat ini, apa yang bisa aku sumbangkan agar dapat membagikan kasih secara kreatif di media sosial?

> Yuk Dicoba

Dari hasil refleksi kita, yuk kita wujudkan secara nyata di media sosial. Yuk bergabung juga kedalam grup-grup yang mampu mendukung kemampuan kita dan bangunlah kerja sama agar bisa melahirkan karya-karya positif yang lebih hebat.

> Yuk Dibaca

Youcat no. 286-289, 452, 453, 455, 460, 461

Docat no. 37-46, terutama no. 42

Artikel youcat.id terkait

http://www.youcat.id/article/berefleksi-dari-st-yakobus-rasul-yuk-menjadi-pewarta-di-media-media-baru

Pesan Bapa Suci Paus Fransiskus dalam Hari Komunikasi Sedunia

http://www.mirifica.net/2019/02/15/pesan-paus-untuk-hari-komunikasi-sedunia-ke-53/

http://www.mirifica.net/2018/02/19/pesan-paus-fransiskus-untuk-hari-komunikasi-ke-52-2018/