Kenali Dokumen-Dokumen Gereja

02 July 2021
Kenali Dokumen-Dokumen Gereja

Surpriseeee!

Sobat YOUCAT, YOUCAT Indonesia punya kejutan spesial nih untuk kalian semua di bulan Juli ini! Selama sebulan penuh, YOUCAT Indonesia akan mengundangmu untuk "mengenal Yesus melalui dokumen-dokumen Gereja". Wah, mungkin sebagian dari Sobat YOUCAT sudah langsung lemes ya?! Banyak dari kita mungkin "alergi" kalau mendengar kata "dokumen Gereja". Mungkin karena berpikir pasti tebal, penuh tulisan, gaya bahasanya kaku dan pasti sukar dipahami, dan lain sebagainya.

Eits, jangan mundur dulu dong, Sobat YOUCAT! Jangan di-skip, baca pelan-pelan saja tidak masalah, kok! Setidaknya ada 3 (tiga) hal yang dapat menjadi alasan kenapa kita harus memberanikan diri untuk mulai membaca dan memahami dokumen Gereja. Apa saja kira-kira 3 hal itu? Nah, coba kita lihat bersama, ya...

Pertama, dokumen Gereja tak lain adalah bentuk dari Magisterium Gereja alias "pengajaran Gereja". Artinya apa? Ya, jika kita tidak mau membaca dan memahami dokumen Gereja, maka ada kemungkinan kita tidak dapat memahami dengan sungguh-sungguh ajaran Gereja kita. Coba bayangkan, misalnya Sobat YOUCAT berada di sebuah sekolah atau kantor, tapi tidak paham aturan yang berlaku, kira-kira apa yang terjadi? Tentu saja kemungkinan besar kita menjadi seperti orang buta yang meraba-raba ketika berada di lingkungan itu, khawatir salah langkah, khawatir melanggar aturan, dan lain sebagainya. Bahkan, mungkin saja kita melakukan kesalahan yang fatal dan mengganggu banyak orang karena tidak memahami peraturan yang berlaku. Atau, kita malah melakukan kesalahan dan malah mempengaruhi orang lain untuk berbuat kesalahan, tetapi tetap merasa benar dan pada akhirnya tersesat sendiri. Meskipun begitu, kita perlu cermat pula bahwa tidak semua dokumen Gereja merupakan Magisterium Gereja karena bobotnya berbeda-beda, apalagi yang “hanya” dikeluarkan oleh Kongregasi Suci. Sebagai contoh, bobot Konstitusi Apostolik itu cukup mengikat dibandingkan dengan Seruan Apostolik atau Direktorium/Pedoman.

Kedua, dokumen Gereja adalah sumber berharga untuk memahami dengan sungguh-sungguh kontekstualisasi iman kita. Apakah Sobat YOUCAT menyadari bahwa Gereja kita telah hidup dan berkembang selama berabad-abad? Luar biasa, bukan? Gereja kini tengah memasuki milenium ketiga sejak batu karang Gereja didirikan oleh Tuhan kita, Yesus Kristus. Perubahan zaman dari waktu ke waktu adalah hal yang tak bisa dihindari tentunya. Oleh karena itulah, Gereja, melalui berbagai dokumen yang dikeluarkannya, mencoba mengkontekstualisasikan iman Gereja yang berlandaskan pada iman para Rasul terhadap Yesus, Sang Juruselamat, sesuai dengan situasi dan kondisi pada zamannya, yang konteks dan tantangannya telah berbeda dibandingkan konteks pada masa Yesus, para Rasul, atau masa Gereja perdana. Oleh karena itu, supaya kita tidak beriman dengan harfiah, atau letterlijk, alias hanya bertumpu pada apa yang tertulis belaka, maka kita perlu untuk membaca dokumen-dokumen resmi Gereja untuk mengetahui bagaimana petunjuk Gereja dalam menghadapi tantangan zaman yang berbeda. Jika kita memilih acuh tak acuh untuk mengenali dan memahami dokumen Gereja, kemungkinan besar kita dapat tersesat. Nah, kita tidak mau kan, jika harus terus tersesat dan memiliki pemahaman yang keliru? Oleh karena itu, kita perlu mengenali dan memahami berbagai dokumen yang diberikan oleh Gereja, mater et magistra, bunda dan guru kita.

Ketiga, dokumen Gereja adalah harta tak ternilai Gereja. Yak, betul sekali Sobat YOUCAT! Dokumen-dokumen Gereja yang tak terhitung jumlahnya adalah harta yang begitu bernilai bagi Gereja. Dari berbagai dokumen Gereja, kita dapat belajar begitu banyak kebijaksanaan, filosofi, spiritualitas, kontekstualisasi iman, berbagai pendapat orang kudus, berbagai pendapat Bapa Gereja, para Paus, pemimpin Gereja, dan lain sebagainya. Kita juga dapat menemukan berbagai inspirasi untuk memandang aspek-aspek kehidupan manusia, misalnya tentang pekerjaan, perkawinan, orang muda, kesehatan, pewartaan Injil, komunikasi sosial, dialog antar agama, perdamaian, ekonomi, pengungsi, lingkungan hidup, pendidikan, dan lain sebagainya. Di sisi lain, tentang kekayaan iman kita pun, dapat kita timba dari dokumen-dokumen Gereja, misalnya, tentang kitab suci, misi, Bunda Maria, Ekaristi, devosi Hati Kudus Yesus, belas kasih Allah, gereja-gereja saudari, gua Natal, hidup bakti, kekudusan, dan lain sebagainya. Jadi, untuk semakin memperkaya dan memperdalam depositum fidei (kekayaan iman) kita, marilah kita mencoba membaca, mempelajari, dan memahami dokumen-dokumen Gereja, yang merupakan kekayaan Gereja yang tiada taranya.

Nah, setelah tahu apa manfaatnya untuk membaca dan memahami dokumen Gereja, sebelum kita "mengenal Yesus melalui dokumen-dokumen Gereja" bersama YOUCAT Indonesia selama sebulan penuh di bulan Juli ini, yuk kita kenali dulu jenis-jenis dokumen Gereja, Sobat YOUCAT! Ada banyak, lho! Yuk, kita simak bersama!

Dibedakan dari subjek yang menerbitkannya, maka dokumen Gereja dapat dikategorikan ke dalam beberapa kategori, yakni: (1) Dokumen Kepausan (Papal Documents), (2) Dokumen Konsili (Conciliar Documents), (3) Dokumen Kuria (Curial Documents), dan (4) Dokumen dari Para Uskup. Dari kategorisasi berdasarkan subjeknya ini, kita sudah dapat secara langsung mengetahui bahwa dokumen kepausan tentu saja adalah dokumen-dokumen yang dikeluarkan oleh Paus; lalu dokumen konsili adalah dokumen-dokumen yang dihasilkan dari suatu konsili; dokumen kuria adalah dokumen-dokumen yang diterbitkan oleh Kuria Kepausan; dan terakhir, dokumen para uskup adalah dokumen-dokumen yang diberikan oleh Konferensi Uskup atau seorang uskup sebagai gembala.

Nah, baik Dokumen Kepausan, Dokumen Konsili, Dokumen Kuria, maupun Dokumen Para Uskup ternyata ada banyak juga jenisnya lho Sobat YOUCAT! Yuk kita telusuri satu per satu!

A. Bentuk-Bentuk Dokumen Kepausan

1. Bulla Kepausan (Bulla)

Bulla adalah dokumen resmi kepausan yang disahkan dengan bulla atau meterai. Awalnya, Bulla Kepausan selalu menggunakan logam sebagai segelnya, akan tetapi pada zaman sekarang ini, segel logam hanya digunakan untuk Bulla yang paling agung dan khusus. Bulla biasanya dimulai dengan nama Paus yang mengeluarkan dan dengan menggunakan frasa, "episcopus servus servorum Dei", dan diakhiri dengan tanggal. Konten Bulla dapat mencakup topik apa pun. Banyak dokumen penting kepausan diterbitkan sebagai Bulla. Bulla umumnya dikutip menggunakan kata-kata pertama dari teks mereka.

2. Konstitusi Apostolik (Constitutio Apostolica)

Konstitusi Apostolik (Apostolicae Constitutio) dianggap sebagai dokumen kepausan yang paling agung, khidmat, penting, dan menyangkut hal-hal doktrinal atau disipliner yang penting, yang diterbitkan sebagai hukum universal atau partikular Gereja. Konstitusi Apostolik adalah bentuk paling serius dari dokumen hukum yang dikeluarkan oleh Paus atas namanya sendiri.

Sering dikeluarkan sebagai Bulla, dokumen Kepausan jenis ini terutama berurusan dengan hal-hal doktrinal yang serius. Konstitusi dapat mendefinisikan dogma dan dapat pula mengubah hukum kanonik, atau mendirikan struktur gerejawi baru.

Sejak 1911, bentuk dokumen Konstitusi Apostolik ini juga telah digunakan untuk pendirian keuskupan dan provinsi gerejawi. Banyak dokumen penting telah diterbitkan sebagai konstitusi, termasuk Kitab Hukum Kanonik.

Contoh lain dari bentuk dokumen Gereja ini adalah Konstitusi Apostolik Ex Corde Ecclesiae, atau Konstitusi Apostolik dari Paus Benediktus XVI Anglicanorum Coetibus yang menyediakan Ordinariat Pribadi bagi jemaat Anglikan yang memasuki Persekutuan Penuh dengan Gereja Katolik.

3. Ensiklik (Litterae Encyclicae)

Ensiklik (Encyclica Epistola) adalah dokumen kepausan terpenting kedua, yang menasihati umat beriman tentang masalah doktrinal. Judulnya diambil dari beberapa kata pertama dari dokumen tersebut dalam bahasa Latin. Sebuah ensiklik biasanya ditujukan kepada para uskup tetapi dimaksudkan untuk pengajaran umat Katolik pada umumnya. Ensiklik adalah dokumen kepausan yang bersifat pastoral yang digunakan sejak tahun 1740.

Sebagai dokumen Gereja, Ensiklik yang diterbitkan Paus menjadi sebuah dokumen Gereja yang sifatnya memberikan nasihat dan menjelaskan doktrin yang ada sebagai bagian dari otoritas pengajaran biasa Bapa Suci.

Secara formal, Ensiklik bukanlah termasuk perbendaharaan kekayaan pewahyuan iman dan ajarannya tidak definitif, kecuali secara khusus dinyatakan demikian. Oleh karena itu, poin-poin tertentu dari ajaran mereka seringkali dapat diubah.

Contoh: Ensiklik Humanae Vitae, yaitu ajaran Gereja tentang pengendalian kelahiran yang dikeluarkan pada tahun 1968 oleh Paus St. Paulus VI; Ensiklik Ecclesia De Eucharistia dari Paus St. Yohanes Paulus II tentang Ekaristi dan Relasinya dengan Gereja; ada pula Ensiklik Laudato Si dan Ensiklik Fratelli Tutti dari Paus Fransiskus.

4. Motu Proprio

Motu Proprio adalah bentuk dokumen Gereja yang ditulis dan ditandatangani oleh seorang Paus atas inisiatifnya sendiri. Awalnya, Motu Proprio ini digunakan untuk menyelesaikan urusan Kuria dan mengelola Negara Kepausan, namun dalam perkembangannya saat ini juga digunakan untuk menangani masalah legislatif yang penting tetapi tidak sesuai dengan Konstitusi. Motu Proprio umumnya berbentuk singkat, dan menangani isu-isu spesifik yang relevan dengan Gereja dalam waktu tertentu dalam sejarah.

Dalam beberapa tahun terakhir, Motu Proprio telah menjadi salah satu sumber hukum utama di luar Hukum Kanonik. Sebuah Motu Proprio dapat memberlakukan keputusan administratif, atau mengubah hukum Gereja (tetapi bukan doktrin).

Contohnya adalah Motu Proprio Summorum Pontificum dari Paus Benediktus XVI, yang melonggarkan pembatasan perayaan Misa tradisional, atau Motu Proprio Antiquum Ministerium dari Paus Fransiskus yang baru-baru ini dikeluarkan yang menginstitusikan pelayanan katekis dalam Gereja.

5. Surat Apostolik (Litterae Apostolicae)

Surat-Surat Apostolik (Apostolica Epistola) dikeluarkan oleh para Paus untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan administratif, seperti menyetujui lembaga-lembaga religius, tetapi juga telah digunakan untuk menasihati umat beriman tentang masalah-masalah doktrinal. Surat-Surat Apostolik biasanya tidak menetapkan undang-undang, melainkan harus dianggap sebagai pelaksanaan jabatan Paus sebagai penguasa dan kepala Gereja ketika dokumen Gereja tersebut ditulis untuk menanggapi kebutuhan tertentu, atau ketika ditujukan kepada sekelompok orang tertentu. Surat-surat ini, yang bersifat pastoral dan terutama membahas masalah-masalah sosial, tidak dianggap sebagai dokumen legislatif atau doktrinal, tetapi untuk memberikan nasihat sehubungan dengan keadaan atau situasi tertentu.

Sebagai contohnya, Paus Fransiskus mengeluarkan Surat Apostolik Misericordia Et Misera pada akhir Tahun Yubileum Luar Biasa Kerahiman Allah.

6. Seruan Apostolik (Adhortatio Apostolica)

Anjuran Apostolik atau Seruan Apostolik adalah instruksi formal yang dikeluarkan oleh seorang Paus kepada suatu komunitas, yang mendesak beberapa kegiatan tertentu atau refleksi Kepausan tentang topik tertentu yang ditujukan kepada semua klerus dan umat beriman. Bentuk ini pertama kali digunakan oleh Paus Pius XII pada tahun 1939. Umumnya digunakan untuk mendorong kebajikan atau misi tertentu, dan diberikan pada kesempatan tertentu.

Selain memiliki tingkat yang lebih rendah dalam hal kepentingannya dibandingkan bentuk Ensiklik atau Surat Apostolik, Anjuran Apostolik atau Seruan Apostolik tidak mendefinisikan doktrin, tidak mengandung definisi atau kebijakan dogmatis, dan tidak dianggap sebagai dokumen legislatif. Anjuran Apostolik atau Seruan Apostolik sering dikeluarkan setelah Sinode para Uskup, yang dalam hal ini dikenal sebagai Anjuran Apostolik atau Seruan Apostolik pasca-sinode.

Beberapa contoh di antaranya adalah Sacramentum Caritatis, Seruan Apostolik pasca-sinode dari Paus Benediktus XVI tentang Ekaristi sebagai Sumber dan Puncak Kehidupan dan Misi Gereja; Familiaris Consortio, tentang Peran Keluarga Kristen di Dunia Modern; Christus Vivit Seruan Apostolik pasca-sinode dari Paus Fransiskus tentang Orang Muda.

7. Dekret (Litteras Decretals)

Dekret, yang pertama kali digunakan pada abad ke-2, awalnya berisi keputusan Kepausan yang berkaitan dengan masalah disiplin dan administrasi. Selama abad pertengahan, Dekret sering dikeluarkan dalam bentuk Bulla. Dulunya merupakan dokumen Kepausan yang umum, akan tetapi Dekret di zaman modern saat ini dibatasi hanya digunakan untuk hal-hal yang serius, seperti pada definisi dogmatis dan (lebih umum) untuk proklamasi kanonisasi dan beatifikasi. Secara umum, Dekret diterima sebagai magisterium (pengajaran) luar biasa Bapa Suci, namun Dekret tidak dianggap sebagai dokumen legislatif.

8. Deklarasi (Declamatio)

Deklarasi adalah dokumen kepausan yang dapat mengambil salah satu dari tiga bentuk:

(1) pernyataan hukum sederhana yang ditafsirkan menurut hukum Gereja yang ada,

(2) pernyataan otoritatif yang tidak memerlukan pengumuman tambahan, atau

(3) pernyataan ekstensif, yang mengubah undang-undang dan memerlukan pengumuman tambahan.

Kini, bentuk "Deklarasi" kurang umum digunakan sebagai dokumen kepausan, namun beberapa kali pernah dikeluarkan sebagai produk Konsili Vatikan II.

Contohnya adalah Dignitatis Humanae, Deklarasi Kebebasan Beragama; Nostra Aetate, Deklarasi tentang Gereja dengan Agama-Agama Non-Kristiani; dan Gravissimum Educationis, Deklarasi tentang Pendidikan Kristen.

9. Allocutiones (Alokusi) atau Pidato

Sebelum abad ke-19, istilah "Allocutiones" umumnya digunakan untuk pidato khusus yang diberikan oleh Bapa Suci kepada para kardinalnya. Alokusi adalah pernyataan lisan oleh seorang Paus, dengan kategori kepentingannya adalah untuk hal-hal bersifat pastoral, bukan doktrin. Semakin umum di zaman modern, Alokusi adalah cara bagi Paus untuk menasihati umat beriman.

Namun, pada zaman ini, berbagai pernyataan dan pidato Kepausan yang kurang formal diterbitkan dalam Acta Apostolicae Sedis (Lembaran Resmi Tahta Suci, atau semacam lembaran negara dalam suatu negara) dan sumber-sumber lain. Isinya tidak harus terikat pada Gereja atau liturgi, tetapi berusaha untuk mengatasi masalah atau keadaan tertentu, dan ditujukan untuk kelompok orang tertentu.

Dokumen ini dapat mencakup homili, audiensi umum, pidato-pidato, dan sapaan Paus saat Angelus mingguan.

10. Reskrip Kepausan (Papal Rescript)

Sebuah Reskrip Kepausan umumnya menjawab petisi/permohonan yang diajukan kepada salah satu Kuria Romawi atau Bapa Suci sendiri. Bentuk dokumen ini ditandatangani oleh Kardinal Prefek dan Sekretaris Kongregasi terkait, dan juga dibubuhi stempel Kongregasi tersebut.

11. Brief Apostolik (Apostolic Brief)

Brief Apostolik, yang juga disebut Brevia, adalah bentuk dokumen Gereja sederhana yang berhubungan dengan hal-hal yang relatif tidak penting. Bentuk ini muncul pada masa pemerintahan Paus Martin V (1417-31) sebagai pengganti bentuk kuno dari litterae.

B. Bentuk-Bentuk Dokumen Konsili

Secara tradisional, Konsili Gereja hanya mengeluarkan dokumen dalam bentuk Dekret atau Konstitusi. Akan tetapi, para Bapa Konsili pada Konsili Vatikan II lebih menginginkan sebuah konsili pastoral daripada sebuah konsili doktriner yang ketat, dan sebagai hasilnya mengeluarkan sejumlah jenis dokumen yang berbeda, semuanya diumumkan di bawah nama Paus dan karena itu mengambil nama dan bentuk yang sama dengan dokumen Kepausan.

Berikut beberapa bentuk dokumen Konsili:

1. Konstitusi

Bentuk dokumen tertinggi adalah Konstitusi, dimana dalam Konsili Vatikan II terdapat 4 (empat) Konstitusi, yakni: Sacrosanctum Concilium, Konstitusi tentang Liturgi Suci; Dei Verbum, Konstitusi tentang Wahyu Ilahi; Gaudium et Spes, Konstitusi Pastoral tentang Gereja dalam Dunia Dewasa Ini; dan Lumen Gentium, Konstitusi Dogmatis tentang Gereja.

2. Dekret

Dalam Konsili Vatikan II, terdapat 10 (sepuluh) dokumen lain dikeluarkan sebagai Dekret. Dokumen-dokumen yang dikeluarkan dalam bentuk Dekret menangani isu-isu spesifik dalam kehidupan Gereja (misalnya Unitatis Redintegratio, Dekret tentang Ekumenisme).

3. Deklarasi

Akhirnya, terdapat pula 3 (tiga) dokumen dikeluarkan sebagai Deklarasi dan semuanya merupakan dokumen-dokumen yang cukup singkat, misalnya: Dignitatis Humanae, Deklarasi Kebebasan Beragama; Nostra Aetate, Deklarasi tentang Hubungan Gereja dengan Agama-agama Nonkristiani; dan Gravissimum Educationis, Deklarasi tentang Pendidikan Kristen.

C. Bentuk-Bentuk Dokumen Kuria

1. Instruksi (Petunjuk)

Instruksi adalah pernyataan yang dikeluarkan oleh Kongregasi, yang selalu dikeluarkan dengan persetujuan Paus. Instruksi biasanya dimaksudkan untuk menjelaskan atau mengklarifikasi dokumen yang dikeluarkan oleh Konsili atau Dekret oleh Paus. Contohnya: Instruksi Redemptionis Sacramentum tentang Praktik yang Baik dalam Perayaan Ekaristi.

2. Recognitio (Pengakuan)

Sebuah Recognitio memberikan penerimaan/pengakuan/persetujuan dari lembaga Tahta Suci yang relevan atas sebuah dokumen yang diserahkan kepadanya oleh Konferensi para Uskup dari sebuah wilayah/negara untuk ditinjau. Sebagai contoh, terjemahan liturgi perlu mendapatkan sebuah Recognitio dari lembaga Tahta Suci, akan tetapi, sebelumnya terjemahan liturgi tersebut haruslah terlebih dahulu telah disetujui oleh Konferensi para Uskup setempat (lokal).

3. Balasan atas Dubia

Balasan atas Dubia adalah tanggapan resmi atas pertanyaan (dubia) dari para Uskup yang ditujukan kepada Tahta Suci untuk mencari klarifikasi tentang pernyataan doktrin atau disiplin. Dubia ditujukan kepada Kongregasi dalam Kuria Kepausan yang memiliki yurisdiksi. Sebagai contoh, Kongregasi untuk Ibadat Ilahi menerbitkan tanggapannya dalam jurnal Notitiae.

D. Dokumen Para Uskup

Konferensi para Uskup nasional secara resmi didirikan oleh Vatikan II (Christus Dominus artikel 38). Konferensi para Uskup dapat mengeluarkan surat-surat pastoral (surat gembala) yang menjelaskan bagaimana ajaran Gereja harus diterapkan di negara yang bersangkutan. Untuk memiliki otoritas, tentu saja surat-surat pastoral/gembala tersebut harus konsisten dengan ajaran Gereja universal. Surat-surat pastoral/gembala juga harus menerima pengukuhan resmi dari Tahta Suci melalui sebuah Recognitio (pengakuan) dari lembaga Kuria terkait. Sedangkan surat pastoral/gembala yang merupakan pernyataan yang dikeluarkan oleh masing-masing Uskup, hanya memiliki otoritas di dalam keuskupan yang digembalakan oleh Uskup tersebut, dan hanya dengan ketentuan bahwa pernyataan tersebut tidak bertentangan dengan hukum dan ajaran universal Gereja.

Wahhh... ternyata banyak banget ya jenis-jenis dokumen Gereja, Sobat YOUCAT! Tenang, tenang, tarik nafas dalam-dalaaammm… Artikel ini bukan bahan ujian kok, jadi tidak perlu dihafalkan, ya. Hehehehe.. Cukuplah jadi bahan informasi untuk kita semua agar semakin menyadari betapa kayanya Gereja kita, juga agar kita dapat semakin tergerak untuk membaca, mempelajari, dan memahami kekayaan Gereja yang nilainya sangat luar biasa, yang tersebar dalam berbagai dokumen Gereja, yang entah berapa pula jumlah keseluruhannya!

Selamat mengenali Yesus dalam berbagai dokumen Gereja sepanjang bulan Juli ini, Sobat YOUCAT!

Referensi:

https://library.athenaeum.edu/c.php?g=30820&p=193150

https://ustpaul.libguides.com/c.php?g=522115&p=3569976

http://liturgyoffice.org.uk/Resources/StudyGuide/Church-Documents.pdf

Penulis:

Willem L. Turpijn | @willemturpijn (Koordinator Divisi Material Development & Formatio YOUCAT Indonesia dan "Misionaris" YOUCAT Indonesia)

RD. Yohanes Benny Suwito | @yohanesbennysuwito (Direktur Eksekutif YOUCAT Indonesia)