#Know: Di Balik Hari Raya Santo Petrus dan Santo Paulus
Sobat YOUCAT, pada tanggal 29 Juni besok kita akan merayakan Hari Raya St. Petrus dan Paulus. Pada hari itu, kita merayakan dua sosok penting dalam sejarah Gereja sekaligus. Yuk kita dalami bersama mengapa kita merayakan hari raya St. Petrus dan St. Paulus pada hari yang sama.
Dua Batu Fondasi
Hari Raya St. Petrus dan Paulus adalah salah satu hari raya pertama yang dimiliki Gereja. Gereja merayakan Hari Raya St. Petrus dan Paulus karena jasa besar yang mereka berikan bagi Gereja. Mereka berdua adalah batu fondasi Gereja yang kokoh yang dipilih oleh Yesus sendiri di mana Gereja terus bertumbuh sampai sekarang. Dan salah satu nilai penting yang mereka letakkan bersama-sama sebagai fondasi Gereja adalah unitas dan universalitas, kesatuan sekaligus keterbukaan Gereja terhadap segala bangsa.
St. Paulus terkenal sebagai rasul yang mewartakan Yesus di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi, khususnya orang-orang Yunani. Dengan pemahamannya akan budaya dan cara berpikir orang Yunani, Paulus dapat menjelaskan pertanyaan-pertanyaan mendalam mengenai iman yang ada di dalam hati orang-orang Yunani lalu membawa mereka menuju kepada pemahaman akan Allah. Salah satu contoh adalah khotbah Paulus kepada orang-orang di Atena yang bisa kita baca di Kis 17:22-31. St. Paulus juga mengkritik sikap orang Yahudi yang menganggap diri mereka lebih tinggi dan menutup hati mereka terhadap bangsa lain (Kis 13:44-49). Dengan karya pewartaannya, Gereja dapat berkembang hingga ke Roma. Kesaksiannya ini juga memegang peranan penting dalam Konsili Yerusalem.
Sementara itu, Petrus sadar bahwa keselamatan dianugerahkan kepada segala bangsa berkat penglihatan yang Allah berikan kepadanya. Penglihatan ini diperkuat lagi dengan perjumpaan Petrus dengan Kornelius, seorang perwira Roma, yang juga mendapat penglihatan dari Allah. Dari pengalaman tersebut, Petrus sadar tidak ada orang najis atau tidak tahir karena Allah tidak membedakan orang. Ketika orang-orang Yahudi di Yerusalem mempertanyakan Petrus yang maasuk ke dalam rumah orang bukan Yahudi dan makan bersama-sama dengan mereka, Petrus dengan tegas menjelaskan apa yang ia alami bahwa Allah mengaruniakan keselamatan kepada bangsa-bangsa lain juga. Kisah ini dapat kita baca di Kis 10:1-11:18. Nilai ini kembali Petrus angkat dalam Konsili Yerusalem yang punya andil besar dalam menentukan arah Gereja.
Nilai universalitas yang mereka miliki saling melengkapi dalam Konsili Yerusalem. Berkat kesaksian mereka berdua, Gereja menjadi miliki segala bangsa dan tidak hanya diwartakan untuk suatu bangsa tertentu saja. Karya pewartaan mereka serta nilai universalitas yang mereka wariskan sungguh-sungguh menggemakan perutusan yang Yesus berikan sendiri, “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus” (Mat 28:19).
Bagaimana Hari Raya St. Petrus dan St. Paulus dirayakan?
Hari Raya St. Petrus dan St. Paulus adalah salah satu hari raya pertama Gereja dan dirayakan bersama-sama sejak sekitar tahun 258 Masehi, dan semakin meluas pada pertengahan abad keempat.
Mengapa kita merayakan St. Petrus dan St. Paulus secara bersama-sama? Karena mereka berdua adalah sosok penting yang saling melengkapi dalam mewartakan Allah, termasuk salah satunya dalam memperjuangkan Gereja yang terbuka bagi segala bangsa seperti yang disebutkan di atas.
Tentang kesatuan karya yang tak terpisahkan ini, St Agustinus mengatakannya dengan sangat indah: “Kedua rasul memiliki hari raya yang sama, karena keduanya adalah satu; dan meskipun mereka menderita pada hari yang berbeda, mereka adalah satu. Petrus pergi lebih dulu, dan Paulus mengikuti. Maka kita merayakan hari ini yang dikuduskan oleh darah para rasul. Marilah kita menghidupi apa yang mereka yakini, hidup mereka, kerja keras mereka, penderitaan mereka, khotbah mereka, dan pengakuan iman mereka. ”
Awalnya, Hari Raya St. Petrus dan St. Paulus tidak dirayakan pada hari yang sama oleh seluruh Gereja. Gereja Siria awalnya merayakan Hari Raya St. Petrus dan St. Paulus pada tanggal 28 Desember. Gereja Armenia merayakannya sehari lebih awal yaitu tanggal 27 Desember. Sementara itu, Gereja Nestoria merayakannya pada hari Jumat kedua setelah Epifani. Gereja Roma sendiri merayakan hari raya ini pada tanggal 29 Juni sejak tahun 258 Masehi. Pada hari itu, jenazah St. Petrus dan St. Paulus dimakamkan di tempat mereka menjadi martir, yaitu St. Petrus di Vatikan dan St. Paulus di gereja di Via Ostiensis (atau yang lebih dikenal dengan Gereja St. Paulus di Luar Tembok).
Barulah pada awal abad keenam, ketika Gereja Konstantinopel merayakan Hari Raya St. Petrus dan St. Paulus dengan meriah, Gereja-Gereja Ritus Timur tadi (Siria, Armenia, Nestoria) juga merayakan hari raya ini pada tanggal yang sama dengan Gereja Roma, yaitu pada tanggal 29 Juni. Inilah keunikan yang lain dari Hari Raya St. Petrus dan St. Paulus, yaitu salah satu dari segelintir perayaan santo-santa yang dirayakan bersama-sama oleh seluruh Gereja!
Selain dalam hal tanggal perayaan, ada hal unik lain yang terjadi pada Hari Raya St. Petrus dan St. Paulus yaitu penganugerahan pallium kepada uskup agung metropolitan oleh Paus, sang penerus St. Petrus. Apa itu pallium? Pallium adalah semacam kalung atau selempang kain dari wol yang ditenun dari bulu anak domba berwarna putih. Anak domba yang terpilih diberkati oleh Paus pada Peringatan St. Agnes (21 Januari) lalu dicukur bulunya pada hari Kamis Putih. Pallium yang terbuat dari bulu anak domba tersebut melambangkan Yesus, Sang Gembala Baik, yang memanggul domba yang hilang di pundaknya dan membawanya pulang. Penerimaan pallium menjadi perlambang tugas penggembalaan yang diterima uskup agung metropolitan sebagai penerus St. Petrus.
Kesatuan serta keindahan makna, lambang, dan semangat dari pemberian pallium bagi para uskup metropolitan oleh Paus, sang Penerus Petrus, sebagaimana sudah diutarakan di atas tercermin jelas dan dapat kita rasakan dari kutipan kata-kata yang diucapkan saat pengalungan pallium:
“Untuk kemuliaan Allah yang maha kuasa dan pujian dari Santa Perawan Maria dan Para Rasul Petrus dan Paulus, atas nama Paus N., Uskup Roma, dan Gereja Romawi yang Kudus, untuk kehormatan Gereja N., yang telah ditempatkan dalam penggembalaan anda, dan sebagai simbol otoritas anda sebagai uskup agung metropolitan: kami memberikan kepada anda pallium, yang diambil dari makam Petrus untuk dipakai dalam wilayah provinsi gerejawi anda.
Semoga pallium ini menjadi simbol persatuan dan penanda persekutuan anda dengan Takhta Suci, dan ikatan cinta, dan dorongan untuk keberanian. Pada hari kedatangan dan manifestasi dari Allah kita yang agung dan gembala utama, Yesus Kristus, semoga anda dan kawanan domba yang dipercayakan kepada anda dianugerahi kehidupan abadi dan kemuliaan. Dalam nama Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus. Amin.”
Inilah keunikan yang ada di balik Hari Raya St. Petrus dan St. Paulus Sobat YOUCAT. Semoga kita dapat merayakan hari raya ini tidak hanya sebagai rutinitas saja, namun juga dengan meneladani semangat dan karya mereka dalam mewartakan Allah bagi segala bangsa seperti yang dikatakan oleh St. Agustinus: “Marilah kita menghidupi apa yang mereka yakini, hidup mereka, kerja keras mereka, penderitaan mereka, khotbah mereka, dan pengakuan iman mereka. ”