#Know: Mengenal St. Bonaventura, Sang Doktor Seraphicus
Hallo Sobat YOUCAT! Setiap 15 Juli, Gereja memperingati Santo Bonaventura, seorang uskup dan Pujangga Gereja yang juga dikenal sebagai Doktor Seraphicus (Seraphic Doctor). Sebagai seorang filsuf, teolog, sekaligus uskup, ia menjalankan tugasnya dengan penuh cinta yang pada akhirnya membawanya menjadi seorang kudus. Yuk bersama-sama kita mendalami kisah Santo Bonaventura!
Bonaventura lahir di Bagnoregio, sebuah kota yang menjadi bagian dari Negara Kepausan (Sekarang wilayah Italia Tengah) pada tahun 1221. Awalnya, Bonaventura diberi nama Giovanni di Fidanza. Sewaktu kecil ia pernah menderita sakit berat dan ibunya membawanya menemui Santo Fransiskus Assisi. Pada saat pertemuan itu, Santo Fransiskus meramalkan hal-hal besar yang akan terjadi pada anak itu, ia pun memberkati bayi itu dan berkata: “O Bonaventura” yang artinya “o betapa baik kejadian ini”. Kata-kata itupun kemudian menjadi nama anak ini.
Bonaventura kemudian bergabung dengan Ordo Fransiskan pada tahun 1243. Ia pun lalu dikirim ke Universitas Paris untuk belajar filsafat dan teologi. Baginya belajar berarti berdoa. Saat orang bertanya dari mana kepandaiannya, Bonaventura selalu menjawab sambil menunjuk Salib Yesus: “Dari Dia! Dari Yesus yang Tersalib.”
Setelah ditahbiskan menjadi imam, Bonaventura selalu meneteskan air mata setiap kali ia mempersembahkan Misa di altar, karena hormatnya yang mendalam akan peristiwa salib Yesus. Pada tahun 1265 ia diangkat menjadi Pemimpin Ordo Fransiskan. Selama masa kepemimpinannya, ia berusaha mempersatukan para saudara-saudaranya di Ordo Fransiskan yang memiliki perbedaan pendapat mengenai kemiskinan. Selain itu, Bonaventura mengutus para saudaranya untuk mewartakan Yesus ke Afrika, India, bahkan Mongolia.
Pada tahun 1274 ia menghadiri Konsili Lyon, sebuah pertemuan untuk menyatukan kembali Gereja Yunani dan Gereja Latin. Namun, di tengah-tengah konsili itu, ia terjatuh sakit dan pada akhirnya meninggal dunia. Kematiannya membawa duka yang mendalam sekaligus persatuan. Semua orang, biarawan maupun awam, orang Yunani maupun Latin menghantarkan kepergian seorang tokoh besar yang membawa persatuan itu. Pada tahun 1482 Bonaventura dikanonisasi dan mendapat gelar kudus, dan kemudian diangkat menjadi Doktor Gereja.
Devosi St. Bonaventura yang mendalam kepada Kristus yang tersalib menuntunnya pada jalan kekudusan dan berbuah dalam karya-karyanya. Nah, bagaimana dengan kita nih Sobat YOUCAT? Apakah kita sudah mencintai Tuhan yang telah mati bagi kita? Sudahkah kita berusaha mengenal iman kita lebih dalam dan menghidupinya? Yuk meneladani St Bonaventura mencintai Tuhan dan GerejaNya dan hidup dalam kekudusan.