#Know: Panjangnya Sejarah Bunda Maria dari Gunung Karmel

#berimanbukanrecehan, #santo-santa, #santa, #santo, #maria, #elia, #simonstock, #berthold, #brocard, #karmel, #youcat, #know,
15 July 2020
#Know: Panjangnya Sejarah Bunda Maria dari Gunung Karmel

Halo Sobat YOUCAT

Selamat memperingati peringatan Bunda Maria dari Gunung Karmel.

Pada hari ini kita memperingati penampakan Santa Perawan Maria dari Gunung Karmel. Penampakan yang terjadi pada hari ini penting banget bagi para Karmelit. Tapi Sobat YOUCAT tahu nggak kalau ternyata nama “Santa Perawan Maria dari Gunung Karmel” punya sejarah yang sudah sangat panjang bahkan sebelum penampakan itu terjadi? Seberapa jauh sih? Yuk kita dalami bersama!

Gunung Karmel dalam Kitab Suci

Gunung Karmel adalah gunung batu kapur setinggi 530 meter yang berada di pesisir Laut Tengah. Nama Karmel berasal dari bahasa Ibrani, Hakkarmel, yang berarti “kebun” karena kesuburannya yang terkenal di masa lalu (lihat Yes 35:2). Pada zaman Perjanjian Lama, gunung ini dipenuhi oleh bunga-bunga yang indah mewangi sampai-sampai dijadikan bahasa kiasan dalam Kidung Agung 7:5.

Caiobadner - mount carmel

Kalau Sobat YOUCAT mendengar nama Gunung Karmel, kira-kira Sobat YOUCAT teringat akan tokoh siapa ya? Nabi Elia! Kisah yang cukup terkenal di Perjanjian Lama yang terjadi di Gunung Karmel adalah kisah Nabi Elia yang menantang 450 imam-imam Baal untuk menunjukkan Allah yang mana yang benar. Kisah ini bisa kalian baca dalam 1 Raja-Raja 18:19-40. Nah, Nabi Elia ini pulalah yang menjadi bapa teladan Ordo Karmel serta yang memberi pertanda akan kemunculan St. Perawan Maria.

Setelah Nabi Elia menang melawan 450 imam-imam Baal tersebut dan mengeksekusi mati mereka, ia berdoa di puncak Gunung Karmel. Ia lalu memerintahkan hambanya untuk bolak-balik naik turun Gunung Karmel untuk melihat apa yang terjadi dari arah laut… sampai tujuh kali! Pada saat yang ketujuh itulah ia melihat sebuah awan kecil naik dari laut. Awan inilah yang membawa anugerah dari Allah berupa hujan yang mengakhiri kekeringan di Israel (bdk. 1 Raj 18:41-45).

Menurut legenda, Elia merenungkan awan yang ia lihat sebagai pertanda dari Allah bahwa seorang Perawan akan muncul dan akan melahirkan seorang Penyelamat. Elia melanjutkan hidupnya dengan penuh harapan akan kehadiran Sang Perawan tersebut. Para muridnya mengikuti teladan Elia dan terus mewariskannya kepada murid-murid berikutnya.

Legenda ini berlanjut hingga memasuki Perjanjian Baru. Konon para pertapa dari Gunung Karmel ini “turun gunung” dan menjadi murid-murid Yohanes Pembaptis. Pada saat Pentakosta, mereka menerima pengajaran para rasul dan dibaptis dalam nama Yesus. Mereka lalu meninggalkan Yerusalem dan kembali menempati Gunung Karmel. Di sana mereka mendirikan gereja yang dipersembahkan khusus kepada Bunda Maria, Sang Perawan Suci, yang telah lama dinanti-nantikan kedatangannya oleh Nabi Elia. Dari sinilah nama Bunda Maria dari Gunung Karmel benar-benar muncul.

Kemunculan Ordo Karmel, “Saudara-Saudara Bunda Maria dari Gunung Karmel”

Santo-Berthold

Catatan mengenai para pertapa di Gunung Karmel dan ikatannya dengan Nabi Elia baru muncul pertama kali pada tahun 1177 dari catatan seorang pertapa Yunani John Phocas. Kemunculan para pertapa ini dimulai dari seorang tokoh bernama St. Berthold dari Gunung Karmel. Meskipun mendapat nama “dari Gunung Karmel” namun St. Berthold ini sebenarnya berasal dari Limoges, Perancis, yang pergi ke Gunung Karmel untuk berziarah mengunjungi gua Nabi Elia. Di sana ia mengumpulkan para pertapa dari Eropa di seantero Palestina dan membentuk sebuah komunitas yang berakar pada semangat Nabi Elia serta devosi kepada Bunda Maria. Komunitas tersebut berupa komunitas senobit, sebuah tradisi hidup monastik yang menekankan hidup komunitas di bawah sebuah regula. Mereka membangun pusat mereka di Gunung Karmel dan mengkonsekrasikan kapel mereka kepada Bunda Maria pada tahun 1150. Karena kuatnya devosi mereka kepada Bunda Maria, mereka sampai mendapat julukan “Saudara-Saudara Bunda Maria dari Gunung Karmel”.

St-brocard

St. Brocard, penerus St. Berthold, menulis sebuah Regula yang menjelaskan bentuk komunitas mereka dan semangat mereka. Regula Karmelit yang ditulis oleh St. Brocard ini berisi 16 artikel. Komunitas mereka kemudian disahkan menjadi sebuah Ordo pada tahun 1247 oleh Paus Innocentius IV.

Penampakan Bunda Maria dari Gunung Karmel

Tidak lengkap rasanya membahas Bunda Maria dari Gunung Karmel tanpa menceritakan tentang penampakannya. Penampakan Bunda Maria dari Gunung Karmel ini terjadi kepada St. Simon Stock pada 16 Juli 1251. Saat itu, komunitas Karmelit harus pindah ke Inggris karena perang Salib sedang memanas. Ternyata, di Inggris pun komunitas Karmelit ini juga ditindas oleh pihak-pihak yang iri dengan mereka. Menghadapi tantangan ini St. Simon Stock pun berdoa kepada Bunda Maria. Dan, doanya terjawab dengan penampakan Bunda Maria kepadanya! Karena Ordo Karmel berlindung di bawah Bunda Maria dari Gunung Karmel, maka penampakan ini disebut penampakan Bunda Maria dari Gunung Karmel.

img-Saint-Simon-Stock1

Tanggal 16 Juli yang bersejarah ini ditetapkan oleh Ordo Karmel sebagai hari raya Bunda Maria dari Gunung Karmel antara tahun 1376 dan 1386. Tanggal perayaan ini lalu disahkan oleh Paus Sixtus V pada tahun 1587.

Uniknya, ada penampakan lain yang juga dikaitkan dengan Bunda Maria dari Gunung Karmel yaitu penampakan Bunda Maria di Lourdes dan Fatima. Kok bisa? Di Lourdes, Bunda Maria menampakkan dirinya untuk yang terakhir kalinya pada 16 Juli 1858. Ya, tepat pada perayaan penampakan Bunda Maria dari Gunung Karmel. Selain itu, dalam salah satu kesaksiannya, St. Lucia menggambarkan penampakan Bunda Maria yang ia lihat: “aku melihat Bunda Maria mirip seperti Bunda Maria dari Gunung Karmel”.

Itu dia Sobat YOUCAT, sejarah panjang di balik Bunda Maria dari Gunung Karmel. Panjangnya sejarah Bunda Maria dari Gunung Karmel juga menggambarkan kepedulian Bunda Maria kepada kita yang takkan pernah sirna oleh waktu. Kita juga percaya bahwa Bunda Maria dapat menolong kita seperti yang dapat kita baca di YOUCAT no. 148: “Karena kasihnya kepada kita tak pernah pudar, kita yakin bahwa ia berdoa bagi kita di saat-saat penting dalam kehidupan kita: “sekarang dan waktu kami mati””.