#Know: Paus Benediktus XVI dan Inspirasi Metode Know, Share, Meet, Express
Sobat YOUCAT, kira-kira dari mana ya inspirasi Metode Know, Share, Meet, Express?
Untuk menjawabnya, kalau kalian memiliki buku YOUCAT, coba buka di halaman-halaman depan. Kalian akan menemukan sebuah kata pengantar dari Paus Benediktus XVI. Jika Sobat YOUCAT membaca kata pengantar itu dan merefleksikannya, Sobat YOUCAT akan menemukan bahwa ternyata kata pengantar yang Paus Benediktus XVI tulis itu memiliki makna yang demikian mendalam.
Nah, kata pengantar Paus Benediktus XVI itulah yang ternyata menjadi inspirasi Metode Know, Share, Meet, Express, Sobat YOUCAT!
Yuk kita dalami satu per satu!
“Kamu perlu mengetahui apa yang kamu imani...” - KNOW
“Kamu perlu mengetahui apa yang kamu imani…” (Paus Benediktus XVI)
Untuk mengilustrasikan dengan sederhana mengapa kita perlu mengetahui iman kita, Paus Benediktus XVI menganalogikannya dengan seorang ahli IT yang perlu tahu cara kerja internal suatu komputer, ataupun seorang pemusik memahami teks musik yang akan ia mainkan.
Mengapa kita perlu mengetahui iman kita? Pertama, tentu agar kita bisa menghayati iman kita lebih mendalam dan kemudian semakin bertumbuh dalam iman kita pula. Kedua, agar kita tidak terjebak dalam ritualisme, menjalani iman kita seperti mode autopilot karena sebenarnya kita tidak paham mengapa kita harus merayakan Ekaristi, mengapa kita harus mengaku dosa, dan lain sebagainya. Dan, ketiga, agar kita tidak mudah tergiur dengan berbagai macam godaan zaman yang dapat melunturkan iman kita misalnya budaya konsumerisme, pornografi, atau bahkan korupsi.
Nah, dari ungkapan Paus Benediktus XVI itulah muncullah tahap “Know”, Sobat YOUCAT, yang kemudian menjadi tahap pertama dalam Study Group yang perlu terus dikembangkan. Di dalam Know, kita akan diajak untuk mengetahui iman kita dari Kitab Suci, YOUCAT, DOCAT, buku-buku serial YOUCAT lainnya, bacaan-bacaan rohani lainnya, dokumen Gereja, atau sumber-sumber lainnya, sehingga kita semakin tahu apa yang kita imani.
“Bentuklah kelompok belajar dan jejaring, berbagilah mengenai katekismus ini…” - SHARE
“...bentuklah kelompok belajar dan jejaring, berbagilah mengenai katekismus ini…” (Paus Benediktus XVI)
Ketika kita membagikan apa yang kita ketahui dengan sharing, kita juga menyegarkan kembali ingatan kita sehingga kita terus teringat dengan hal yang selalu kita sharingkan. Apalagi bila yang kita sharingkan adalah hal-hal yang sangat berkesan bagi kita. Selain itu, dengan sharing kita juga belajar untuk mengkomunikasikan diri kita di hadapan orang lain sehingga semakin terbiasa kita sharing semakin kita percaya diri dan lancar dalam menyampaikan ide-ide kita. Begitu pula bila kita mensharingkan pengalaman iman kita akan Yesus. Dengan mensharingkan pengalaman iman kita, kita juga terus menyegarkan ingatan-ingatan kita akan Yesus sehingga Yesus hadir secara hidup di dalam ingatan kita. Sosok Yesus menjadi semakin akrab di dalam ingatan dan telinga kita semakin sering kita sharing pengalaman iman kita akan Yesus. Selain itu dengan mensharingkan pengalaman-pengalaman tersebut, kita sebenarnya juga berlatih untuk mewartakan Allah kepada teman-teman kita.
Paus Benediktus XVI dalam Kata Pengantarnya pun meminta kita untuk berjejaring dan terus membagikan pengalaman iman kita akan Yesus (Share) sebagai tahap kedua. Setelah kita tahu apa yang kita imani dalam Know, kita diajak untuk mengendapkan pengetahuan baru yang kita dapat lalu menemukannya dalam pengalaman hidup kita. Lalu dalam Share, kita akan membagikan pengalaman iman kita akan Yesus tersebut sehingga apa yang kita ketahui semakin terasa dekat dengan hidup kita dan mampu saling memperkaya dan memperdalam pengalaman iman teman-teman yang lain.
“Kamu sendirilah Tubuh Kristus, Gereja! Dengan segala cara, lanjutkanlah berbicara satu sama lain mengenai imanmu...” - MEET
“Kamu sendirilah Tubuh Kristus, Gereja! Dengan segala cara, lanjutkanlah berbicara satu sama lain mengenai imanmu...” (Paus Benediktus XVI)
Paus Benediktus XVI mengingatkan kita bahwa kita adalah Tubuh Kristus, Gereja. Karena kita adalah Tubuh Kristus, tentu kita perlu bersatu dengan Yesus sendiri sebagai Kepala.Tanpa kesatuan dengan Yesus, iman kita akan mati karena terpisah dari Sang Sumber Hidup. Tanpa Yesus, kita kehilangan asal dan tujuan hidup kita. Kita juga kesulitan untuk menemukan makna dari hidup kita dan apa yang kita lakukan. Untuk itulah penting bagi kita untuk terus mengupayakan kesatuan dengan Yesus. Caranya bisa dengan doa-doa pribadi maupun kelompok, ibadat-ibadat, ataupun dengan mengikuti Ekaristi.
Itulah mengapa Meet atau perjumpaan dengan Yesus adalah tahap yang tak boleh dilewatkan. Di dalam Meet, kita berjumpa dengan Yesus baik secara pribadi melalui doa-doa pribadi maupun secara bersama-sama melalui doa atau ibadat bersama agar hubungan kita dengan Yesus, Sang Sumber Hidup, menjadi semakin erat.
“Bawalah api kasihmu yang tak terpadamkan ke dalam Gereja...” - EXPRESS
“Bawalah api kasihmu yang tak terpadamkan ke dalam Gereja...” (Paus Benediktus XVI)
Iman tanpa perbuatan adalah mati (bdk. Yak 2:17). Seperti yang dituliskan oleh Rasul Yakobus dalam Yak 2:14-26, iman kita juga akan dipertanyakan bila kita tidak mengekspresikannya dalam perbuatan-perbuatan baik kita. Misalnya, orang akan mempertanyakan kekatolikan kita bila kita tidak pernah ikut Misa ataupun kegiatan di lingkungan dan OMK. Apalagi bila perbuatan kita tidak mencerminkan kasih, misalnya bila kita malah suka berkelahi, omong kotor, atau mabuk-mabukan. Iman yang hidup akan mendorong kita untuk berbuat baik seperti Yesus yang kita teladani pun baik adanya.
Inilah yang dimaksud Paus Benediktus dalam Kata Pengantarnya, “bawalah api kasihmu”. Kita diajak untuk menjadi terang di dalam Gereja dan masyarakat melalui perbuatan-perbuatan nyata yang didorong oleh iman kita (Express). DI dalam Express, kita akan terus belajar untuk mengembangkan ekspresi-ekspresi iman kita dalam perbuatan-perbuatan baik yang dapat kita lakukan melalui tantangan atau challenge yang diberikan.
“Pelajarilah katekismus ini!”
“…pelajarilah katekismus ini! Itulah keinginan hati saya yang terdalam…” (Paus Benediktus XVI)
Mungkin Sobat YOUCAT bertanya-tanya mengapa Metode Know, Share, Meet, Express menjadi penting? Mengapa pula ada Study Group YOUCAT ya?
Sobat YOUCAT, jangan lupa kalau YOUCAT itu sebenarnya merupakan katekismus lho! Uniknya, YOUCAT adalah katekismus dengan gaya bahasa orang muda agar lebih mudah dimengerti.
Paus Benediktus XVI ketika menulis kata pengantarnya sangat berharap agar orang muda mau mempelajari katekismus, mau mempelajari YOUCAT. Harapan beliau itu terlukiskan dalam kalimat-kalimat berikutnya dalam kata pengantarnya. Misalnya, Paus Benediktus XVI mengatakan kepada kita bahwa layaknya pesan Injil yang begitu berharga bagaikan mutiara terpendam (bdk. Mat 13:45), demikian pula ada pesan Injil yang terdapat di dalam buku YOUCAT (bdk. Mat 13:45). Namun, kita perlu berjuang untuk mendapatkannya, misalnya dengan meluangkan waktu kita.
Nah, dalam Study Group-lah, kita bersama-sama berusaha menggali mutiara itu dan menemukannya pula dalam pengalaman hidup kita. Melalui Study Group pulalah, kita bersama-sama mempelajari katekismus seperti yang Paus Benediktus XVI inginkan. Untuk itu,Namun kita juga perlu berjuang dengan meluangkan waktu kita untuk mengikuti Study Group agar kita bisa mendapatkan mutiara tersebut.
Itulah mengapa Metode Know, Share, Meet, Express menjadi penting dan karena itu pulalah mengapa ada Study Group YOUCAT. Karena #BerimanBukanRecehan, Sobat YOUCAT! Dan, oleh karena itulah, kata pengantar Paus Benediktus XVI dalam buku YOUCAT menjadi inspirasi hadirnya Metode Know, Share, Meet, Express sebagai cara kita untuk mendalami iman kita, khususnya dalam Study Group YOUCAT.
Sebagai penutup, Paus Benediktus XVI mengutip firman Allah kepada nabi Yeremia yang cocok untuk kita renungkan:
“Janganlah katakan ‘aku ini masih muda’, tetapi kepada siapapun engkau Kuutus, haruslah engkau pergi, dan apa pun yang Kuperintahkan kepadamu haruslah kau sampaikan” (Yer 1:7)
Kalau tidak sekarang, kapan lagi Sobat YOUCAT? Yuk dalami terus iman kita dengan Know, Share, Meet, Express!