#Know: Santiago, Siapa Hayo?
Santiago, atau St. Iago, adalah nama Spanyol untuk St. Yakobus, Sobat YOUCAT. St. Yakobus dan Spanyol punya hubungan yang istimewa lho! Memang bagaimana ceritanya ya dari Yerusalem bisa sampai ke Spanyol? Yuk kita simak kisahnya
Si Anak Guruh
Yakobus adalah salah satu dari 12 rasul Yesus. Dalam Injil Markus 3:17, Yesus memberi Yakobus dan saudaranya, Yohanes, nama julukan Boanerges yang berarti anak-anak guruh. Konon Yesus memberi mereka julukan “anak-anak guruh” karena mereka ini ceplas-ceplos dalam berbicara (nanti kita akan lihat sendiri salah satu buktinya). Selain itu, Yakobus yang satu ini juga disebut “Yakobus Besar” atau “Yakobus Tua” untuk membedakannya dengan Yakobus anak Alfeus. Alasannya simple karena Yakobus si Boanerges lebih tinggi dan lebih tua dari Yakobus anak Alfeus.
Yakobus adalah anak dari Zebedeus. Yakobus dan saudaranya, Yohanes, awalnya bekerja sebagai nelayan. Yesus bertemu dengan mereka saat mereka sedang membereskan jala bersama Zebedeus, ayah mereka (yuk lihat Mat 4:21-22 dan Mrk 1:19-20). Dalam kisah perjumpaan yang lebih epic dalam Injil Lukas 5:1-11, kita bisa membaca Yakobus yang takjub melihat mukjizat penangkapan ikan yang dilakukan oleh Yesus.
Yakobus bersama Petrus dan Yohanes menjadi 3 murid terdekat Yesus. Sebagai salah satu murid terdekat Yesus, Yakobus tentu dapat privilege lebih dong. Salah satunya, ia dapat menyaksikan kisah-kisah luar biasa Yesus yang tidak semua murid tahu. Contohnya, saat Yesus membangkitkan anak Yairus dalam Injil Markus 5:21-43 dan Injil Lukas 8:40-56. Ketika murid-murid lain tidak boleh ikut, Yakobus, Petrus, dan Yohanes malah diperbolehkan oleh Yesus untuk ikut (bdk. Mrk 5:37 dan Luk 8:51). Selain itu yang tentunya amazing adalah ketika mereka bertiga menyaksikan Yesus yang menunjukkan wajah kemuliaanNya di atas gunung yang diceritakan di Injil Matius 17:1-13, Injil Markus 9:2-13, dan Injil Lukas 9:28-36. Jadi murid dekat Yesus bukan cuma berarti dapat senangnya doang tapi juga harus mau ikut merasakan kesulitan Yesus. Nah, paling jelas tuh saat Yakobus, Yohanes, dan Petrus melihat bagaimana Yesus berdoa dengan penuh rasa takut dan sedih dalam Injil Matius 26:36-46 dan Injil Markus 14:32-42 (meskipun mereka ketika itu malah tidur).
Nah, tadi sudah disebutin kan kalau Yakobus dan Yohanes mendapat julukan Boanerges karena ucapannya yang ceplas-ceplos. Contohnya dalam Injil Markus 9:38 dan Injil Lukas 9:54, ketika Yohanes melapor kepada Yesus bahwa mereka sudah melarang orang yang bukan pengikut Yesus buat mengusir setan. Hal yang lebih keras lagi bisa kita baca pula di dalam Injil Lukas 9:51-56. Di sana mereka malahan mau menyuruh api turun dari langit untuk membinasakan kota Samaria sampai mereka dimarahi Yesus.
Nah, ada pula kejadian yang paling “kurang ajar” tentang Yakobus dan Yohanes, Sobat YOUCAT! Kita bisa membacanya di Injil Markus 10:35-44. Di situ, Yakobus dan Yohanes minta kepada Yesus agar masuk surga dan agar mereka diperkenankan duduk di sebelah kanan dan kiri Yesus. Gimana nggak kurang ajar lagi coba? Yang bikin semakin gemas adalah, ketika Yesus bertanya apakah mereka dapat meminum cawan yang harus Ia minum, lantas mereka langsung saja bilang “Dapat!”. Padahal maksud Yesus dengan meminum cawan yang Ia minum berarti sama-sama menanggung derita seperti yang Yesus tanggung. Yang membuat kisah mereka berdua ini semakin “nyebelin” adalah karena waktu kejadiannya terjadi tepat setelah pemberitahuan ketiga tentang penderitaan Yesus (bdk. Mrk 10:32-34), serta sebelum Yesus masuk ke Yerusalem. Tentu kita bisa dibuat gemas dengan sikap ceplas-ceplos Yakobus dan berpikir “Belum tahu ya, penderitaan Yesus seperti apa.” Tapi, seperti yang Yesus katakan, pada akhirnya Yakobus tahu juga maksudnya dan meninggal dengan cara dipenggal.
Gemuruh Hingga ke Spanyol
Setelah Pentakosta, Yakobus mewartakan Yesus yang bangkit ke seluruh Israel dan Kekaisaran Roma. Menurut tradisi, ia bahkan sampai menyeberang ke Spanyol, ke Semenanjung Iberia. Konon ketika ia berdoa di sana, ia melihat penampakan Bunda Maria yang memintanya untuk mendirikan Gereja di sana. Seperti julukannya, Anak Guruh, ia dengan gigih menggemuruhkan ajaran Kekristenan di tanah Spanyol.
Ia lalu kembali lagi ke Yerusalem sekitar tahun 44 namun sayangnya ia ditangkap. Di bawah pemerintahan Raja Herodes, Yakobus menjadi martir dengan cara dipenggal. Kisah kemartiran Yakobus ini dapat kalian baca dalam Kisah Para Rasul 12:1-3. Menariknya juga, Yakobus dipercaya sebagai rasul pertama yang meninggal sebagai martir.
Jenazah Yakobus lalu dibawa oleh murid-muridnya ke Spanyol dan kemudian dimakamkan di tempat yang sekarang menjadi Katedral Santiago de Compostela. Pesta St. Yakobus selalu dirayakan oleh Gereja setiap tanggal 25 Juli. Karena karyanya yang besar di Spanyol, St. Yakobus diangkat menjadi Santo Pelindung Spanyol.
Sikap yang ceplas-ceplos dari St. Yakobus menunjukkan kepribadiannya yang pemberani. Sikap pemberaninya inilah yang memampukan St. Yakobus mewartakan Yesus di tanah asing Spanyol, menembus lautan, dan bahkan mungkin kendala bahasa. Yuk kita belajar meneladani keberanian St. Yakobus dalam mewartakan Yesus dan melakukan apa yang baik.
Tuhan memberkati