Mana Pilihanmu, Yesus atau Dunia?
Jika kita membaca Mazmur hari ini dimana dikatakan bahwa “cinta kepada rumahMu menghanguskan aku” dan pada Injil dikatakan bahwa “Apakah yang hendak kamu berikan kepadaku, supaya aku menyerahkan Dia kepada kamu?” , rasanya kedua kalimat itu begitu bertolak belakang. Dimana yang satu menyatakan cinta yang teramat dalam kepada Sang Ilahi, namun yang satu seperti begitu mudah untuk menukarkanNya dengan dunia ini.
Kita semua tahu bahwa kalimat dalam Injil itu dikatakan oleh Yudas. Mungkin banyak dari kita yang menggelengkan kepala, bagaimana mungkin Yudas yang begitu dikasihiNya tega melakukan itu hanya demi 30 keping uang perak?
Namun, sadarkah kita semua, bahwa mungkin saja kita semua ternyata melakukan hal yang tidak jauh berbeda dari Yudas saat ini?
Aku masih mengingat beberapa tahun lalu, dalam suatu pertemuan komunitas rohani, ada seorang pria kaya yang ditanya, “Apakah yang paling Bapak takutkan?” Dan jawabannya adalah “Menderita.”
Well, you can roll eyes on that answer, but let’s be honest, don’t we all?
Sebagai manusia, secara alamiah kedagingan kita akan mencari sesuatu yang aman, nikmat, dan menyenangkan. Apakah itu tidak salah? Tidak, tidak salah. Yang menjadi salah adalah ketika kita semua melekat kepada semua hal itu lebih daripada kepada Tuhan. Dan yang menjadi pertanyaan adalah, apakah untuk memperoleh sesuatu yang nikmat itu kamu mau menukar Yesus hanya dengan sekedar 30 keping perak? Apakah nilai itu cukup berharga untuk kenikmatan sesaat yang pada akhirnya hanya akan meninggalkan kekosongan yang lebih mendalam?
Tiga puluh keping uang perakmu itu bisa berupa jabatanmu yang kamu pegang dalam pekerjaan atau pelayanan, mempertahankan hubungan dengan seseorang yang membuatmu jauh dari Tuhan, uang dan kekayaan, dan masih banyak lagi. Dan apakah kalian menyadarinya bahwa ketika Yudas menukar Yesus dengan 30 keping uang perak, itu bukanlah harga dari Yesus, melainkan harga dari Yudas, harga dari jiwanya. Bukankah menyedihkan bagaimana kita semua selalu berusaha mencari keberhargaan kita dari hal-hal yang fana di dunia ini?
Hargamu lebih dari sekedar jabatan yang kamu pegang dalam pekerjaan ataupun pelayanan.
Hargamu lebih dari kenikmatan sesaat dari suatu hubungan yang memaksamu untuk menukar kemurnianmu yang telah begitu diperjuangkan Yesus ketika Ia didera.
Hargamu lebih dari sekedar komen dan likes di media sosial.
Hargamu lebih dari sekedar angka di timbangan, nominal di dompetmu, gelar di namamu.
Hargamu adalah darah Yesus yang sudah ditumpahkanNya dalam sengsara dan wafatNya.
Jiwamu telah dibeli oleh darah yang mahal, bukan hanya sekedar 30 keping perak.
Yesus rindu. Yesus haus akan jiwa-jiwa. Begitu banyak jiwa yang tercerai-berai dan tersesat di dunia ini, namun mereka bahkan tidak menyadarinya, karena mereka menganggap bahwa mengikuti Kristus tidaklah lebih dari suatu kebodohan dan fantasi belaka. Banyak dari kita pula yang memilih menjadi pengikutNya yang suam-suam kuku, karena kita hanya mau merasakan indah dan harumnya bunga mawar, namun kita lupa bahwa seindah apapun bunga mawar, ia memiliki duri yang tajam. Akan selalu ada duri dalam jalan salib yang harus kita tempuh sebagai pengikutNya.
Andaikan semua orang di dunia ini tahu, bahwa segala kenikmatan dan kemegahan dunia itu sia-sia, semuanya sia-sia belaka…
Dalam rangka menyambut Pekan Suci setelah ini, maukah kamu melakukan sesuatu dalam doamu? Dalam doamu, fokuskanlah semuanya tentang Dia. Bukan lagi tentangmu. Persembahkanlah seluruh hati dan perhatianmu kepadaNya. Tanyakanlah apa kabarNya, apa yang Dia rasakan, apa kerinduanNya, apa yang mau Dia katakan kepadamu. Jadilah pendengar, tidak hanya selalu mengeluh dan meminta. Dan rasakanlah pandangan cintaNya menusuk jiwamu ketika kamu sungguh melakukan itu, ketika kamu mau menemaniNya dalam perjalananNya menuju Kalvari hingga saat kebangkitanNya.
Oh Yesusku… Lebih baik aku dihanguskan oleh cinta kepadaMu, lebih baik aku boleh turut serta dalam penderitaanMu sebagai pengikutMu yang setia, dibandingkan aku harus menukarMu dengan 30 keping perak, dibandingkan aku harus membiarkan dunia ini yang akhirnya menghanguskan aku ke dalam kebinasaan.
Airin Natalia (Koord. Sub Div. Konten Medsos YOUCAT Indonesia)