"Mendarah Dagingkan" Tubuh dan Darah Kristus

#TubuhdanDarahKristus, #Ekaristi, #FYI, #Renungan, #BerimanBukanRecehan,
20 June 2019
"Mendarah Dagingkan" Tubuh dan Darah Kristus

Pada tanggal 23 Juni ini, kita akan merayakan Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus. Apa arti penting di balik hari raya ini sehingga kita perlu untuk memperingatinya dan merenungkannya?

Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus: Penghormatan akan Ekaristi Kudus

Dalam sejarahnya yang panjang, Gereja tidak pernah dapat lepas dari Ekaristi. Melalui Ekaristi Yesus hadir dan memberikan kekuatan baru bagi Gereja untuk terus mampu menjawab perkembangan zaman.

Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus ditetapkan pada tahun 1264 oleh Paus Urbanus IV. Paus mengatakan bahwa “dalam Ekaristi, Kristus di dalam hakekat-Nya sendiri ada bersama kita.” Sebab “ketika mengatakan kepada para rasul-Nya bahwa Ia akan naik ke Surga, Ia berkata, “Lihatlah, Aku akan menyertaimu selamanya, bahkan sampai akhir zaman” dan dengan demikian menghibur mereka dengan janji yang besar bahwa Ia akan tetap ada dan bersama-sama dengan mereka bahkan dengan kehadiran secara jasmani” (Paus Urbanus IV, Transiturus de hoc mundo, 11 Agustus 1264).

Ketika kita menyantap Hosti Kudus, kita bersatu dengan cinta Yesus, yang telah menyerahkan Tubuh-Nya di kayu salib. Ketika kita minum dari piala yang sama, kita bersatu dengan Dia yang sudah mencurahkan Darah, lambang cinta-Nya bagi kita (Youcat 208).

Ekaristi adalah pusat misteri dari semua sakramen karena pengorbanan Yesus di salib yang bersejarah itu hadir dalam kata-kata konsekrasi dengan cara yang tak tersembunyi dan tak berdarah. Dengan demikian, perayaan Ekaristi menjadi “sumber dan puncak hidup iman Kristen” (Konsili Vatikan II, Lumen Gentium,11)

“Mendarah Dagingkan” Tubuh dan Darah Kristus

Lalu apa arti penting Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus bagi kita?

Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus ingin mengingatkan kembali akan pentingnya Ekaristi sebagai pusat hidup beriman kita sebagai orang Katolik.

Mengapa perlu kembali kepada Ekaristi?

Karena dalam Ekaristi, kita sungguh merasakan cinta Allah dan dipersatukan ke dalam cinta itu. Ketika kita menyantap Hosti Kudus, kita menyantap cinta Allah, Tubuh Kristus, yang masuk ke dalam tubuh kita, dicerna, dan menjadi satu di dalam tubuh kita.

Tubuh dan Darah Kristus yang kita santap menjadi tubuh dan darah kita juga, “mendarah daging” dalam tubuh kita. Tubuh Kristus yang dibagikan-bagikan demi keselamatan seluruh umat manusia kini ada di dalam diri kita. Yesus Kristus sendiri hadir dan menemani kita.

Artinya?

Kita diajak, diberi kekuatan, dan ditemani untuk “mendarah dagingkan” pula cinta Kristus dalam hidup keseharian kita karena di dalam tubuh kita juga ada Tubuh dan Darah Kristus yang penuh cinta. Semakin sering dan rutin kita menerima Ekaristi, semakin kita diajak untuk “mendarah dagingkan” cinta Kristus itu.

Kita bisa memulainya dengan “mendarah dagingkan” kebiasaan yang baik dalam hidup kita seperti merenungkan Injil dalam hidup harian kita, disiplin dan tidak malas-malasan dalam hidup harian, serta bersungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas kita.

Lalu kita mulai membuka diri untuk “mendarah dagingkan” cinta Kristus itu dalam hidup bersama seperti dengan ikhlas menolong teman kita yang membutuhkan, menghormati orang tua kita, ataupun memberi sedekah kepada orang miskin.

Pada akhirnya, bersama-sama orang beriman lainnya, kita “mendarah dagingkan” cinta Tuhan melalui partisipasi kita dalam lingkungan, kelompok kategorial, paroki, ataupun keuskupan sehingga semua orang beriman lainnya sungguh-sungguh “mendarah daging” menjadi Tubuh Mistik Kristus sendiri yang nyata dalam Gereja yang hidup.

Dan itu semua hanya bisa kita lakukan bila kita senantiasa menerima Ekaristi sambil merenungkan cinta Allah yang nyata dalam pengurbanan Kristus yang hadir melalui Ekaristi. Dengan beginilah kita bisa mulai “mendarah dagingkan” cinta Kristus di dalam diri kita hingga akhirnya kita benar-benar bisa menjadi kepanjangan tangan Kristus untuk mewartakan kasih-Nya di dunia ini.

Inilah betapa pentingnya kita perlu merenungkan dengan sungguh-sungguh Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus yang membawa kita kembali akan betapa dalamnya makna Ekaristi bagi hidup beriman kita.

Semoga kita semua semakin mampu “mendarah dagingkan” cinta Tuhan dalam hidup harian kita.

Tuhan memberkati.


Bahan bacaan lanjutan:

http://www.katolisitas.org/kasih-allah-yang-terbesar-nyata-dalam-kurban-tubuh-dan-darah-kristus/

Puji Syukur no 210-211 (Doa Sebelum dan Sesudah Komuni)

Youcat no 208-223 (Sakramen Ekaristi)