Mengapa Aku Harus Percaya Kepada-Nya? Sampai Kapan Aku Harus Berharap Kepada-Nya?
Di dalam mengarungi kehidupan tentu kita tidak luput dari segala kesulitan hidup. Hal itu membuat kita merasa putus asa karena berada dalam ketidakpastian. Tantangan tidak hanya datang sekali atau dua kali, namun terkadang bertubi-tubi. Satu kesulitan belum kita hadapi, ada kesulitan lain lagi yang menghampiri. Hal ini terkadang membuat iman kita goyah dan kita merasa ketakutan. Mungkin terkadang terbesit pikiran untuk bertanya “Apakah Tuhan sedang tertidur? Apakah Ia meninggalkanku yang sedang berjuang melawan badai yang tak kunjung reda ini?”
Namun... Ia berkata kepada mereka: “Mengapa kamu takut, kamu yang kurang percaya?” Lalu bangunlah Yesus menghardik angin dan danau itu, maka danau itu menjadi teduh sekali.” (Mat 8:26)
Pertanyaannya, mengapa kita takut?
Setiap orang tentu pernah merasa khawatir dan takut terutama di situasi pandemi COVID-19 seperti saat ini. Ditambah lagi bila mendengar makin banyak orang yang terpapar virus ini. Tak apa merasa takut, tapi rasa takut yang berlebihan bisa memudarkan iman kita, bahkan bisa membuat kita lupa bahwa Tuhan selalu ada dan selalu menyertai kita.
“Mengapa takut?” Itulah yang menjadi pertanyaan Yesus bagi kita semua. Yuk, kita coba menyadari kembali kehadiran-Nya. Sebelum kita mulai mengarungi kehidupan, kita telah bersama-sama dengan Yesus dalam satu perahu. Dalam perjalanan kehidupan yang kita jalani ini, terkadang ada hempasan gelombang-gelombang kecil. It's okay, kita bisa menghadapinya. Namun, mungkin kita tidak siap menghadapi gelombang yang sedikit lebih besar sehingga kita merasa takut dan membuat kita lupa akan Yesus. Di benak kita, Tuhan seolah tidak ada karena kita sibuk dengan segala perasaan kita, dengan rasa takut kita.
Sobat YOUCAT, yang patut kita sadari adalah Tuhan tidak akan membiarkan kita berjuang sendiri. Ia selalu siap untuk menyertai dan menguatkan kita. Ia adalah sumber kekuatan kita! Ia yang akan meredakan badai kehidupan kita, membantu kita dalam menghadapi kesulitan hidup kita.
Kita merasa kehilangan harapan. Padahal harapan adalah kebajikan Ilahi yang olehnya kita rindukan (KGK 1817). Harapan menjadi kebajikan yang telah dikaruniakan Allah bagi kita. Karena kita merasa takut, maka kebajikan itu kita lupakan.
Mari kita kembali melihat kepada contoh harapan Abraham. Ia diberkati Allah secara berlimpah melalui janji-janji-Nya yang terpenuhi dalam Ishak dan dibersihkan melalui ujian kurban. Kita telah diberi harapan oleh Allah di dalam Yesus Kristus, tapi kita masih bertanya, “Mengapa ada pandemi? Sampai kapan pandemi akan berakhir?”. Wajar sih kalau Yesus menjawab kita, "Mengapa kamu takut, kamu yang kurang percaya?" (Mat 8 :26).
Sekarang, bagaimana kita menjawab pertanyaan Yesus ini? Kita telah diberi kebajikan harapan loh. Apakah kasih itu Tuhan masih kurang bagi kita? Ditambah lagi, kita juga telah dikaruniai 7 karunia Roh Kudus, yakni: Roh Kebijaksanaan, Roh Pengertian, Roh Nasihat, Roh Keperkasaan, Roh Pengenalan akan Allah, Roh Kesalehan, dan Roh Takut akan Allah (KGK 1830).
Luar biasa kan, Sobat YOUCAT?! Sangat melimpah kasih karunia Tuhan dalam hidup kita. Tantangan dan kesulitan akan datang silih berganti dan kita tidak tahu kapan pandemi COVID-19 akan berakhir, tapi milikilah iman dan harapan kepada Yesus. Kita pun dapat mengharapkan kemuliaan surga, yang telah Allah janjikan kepada kita yang mencintai Dia.
“Berharaplah jiwaku, berharaplah! Engkau tidak mengetahui hari dan waktu. Berjaga- jagalah dengan penuh perhatian!” (KGK 1821).
Jadi.... Berharaplah, Sobat YOUCAT!
Oleh: Sr. Paskalia, SFS @pask_aliasfs