Mengenal Keilahian Yesus melalui Bunda Maria
Kita semua familiar dengan perikop tentang pesta perkawinan di Kana, di mana Maria, Yesus, dan para murid diundang ke sana. Di tengah pesta mereka kehabisan anggur. Bunda Maria sangat peka dengan situasi yang terjadi dan ia langsung mengatakan persoalan itu kepada Yesus: “Mereka kehabisan anggur.” (Yoh 2:3).
Tindakan Bunda Maria yang meminta Yesus untuk menolong tuan rumah yang kehabisan anggur sangatlah tepat. Hal itu menggambarkan bahwa Bunda Maria sangat mengenal dan memahami Yesus, bahwa Yesus dapat melakukan segala hal, bahkan yang mustahil sekalipun. Bunda Maria juga mengatakan kepada para pelayan, “Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu!” (Yoh 2:5). Ayat tersebut menggambarkan peran Bunda Maria sebagai perantara antara Yesus dan pelayan, dan bahkan peran itu berlanjut hingga saat ini, di mana Bunda Maria juga selama ini menjadi perantara doa kita kepada Yesus.
Nah, lalu apa yang dikatakan dan dilakukan Yesus, Sobat YOUCAT? Kita semua tahu bahwa akhirnya Yesus mengadakan mukjizat mengubah air menjadi anggur, mukjizat pertama yang dibuat oleh Yesus Kristus sepanjang karya-Nya selama di dunia. Namun awalnya Yesus menjawab, “Mau apakah engkau dari pada-Ku, ibu? Saat-Ku belum tiba.” (Yoh 2:4). Hmmm, kira-kira kenapa, ya, Yesus mengatakan hal itu? Apakah ketaatan Yesus melawan kehendak Bapa karena Yesus mengatakan “Saat-Ku belum tiba!”?
Tentu tidak. Sebenarnya tindakan Yesus merupakan bentuk ketaatan seorang anak kepada ibunya. Jika kita kembali berefleksi, tanggapan Yesus memang tampaknya seperti ungkapan protes, namun rasa hormat Yesus lebih besar kepada Bunda Maria. Pada akhirnya, meskipun Yesus menjawab demikian, Ia tetap taat dan hormat kepada Maria sehingga Ia melakukan mukjizat itu. St. Bernardus, salah satu Bapa Gereja, mengatakan, “Saya melihat dengan jelas bahwa Yesus mengatakan, "Mau apakah engkau daripadaKu, ibu", bukan karena Ia memarahi/menegur, atau mau mengaburkan kesederhanaan hati ibu-Nya yang merendah, namun karena demi kita, sehingga apa yang menjadi perhatian orang tua menurut daging janganlah membuat kita yang sudah percaya, menjadi kuatir.” Sebab Kristus nyatanya taat kepada ibu-Nya, dan untuk menghormatinya, Ia melakukan mukjizat itu.
Maria dan Yesus memiliki hubungan yang dekat dan murni. Dari semula, Maria sendiri telah menerima Roh Kudus sehingga ia pun sudah menerima kehendak Bapa dengan mengandung dan melahirkan Yesus. Karena Maria adalah satu-satunya orang yang selalu bersama Yesus, dari Yesus berada dalam kandungan hingga Ia dewasa, maka perkataan maupun tindakan Yesus sangat dipahami oleh Maria dan telah menyatu dalam kehidupannya. Maria sungguh mengenal ajaran dan kehendak Yesus,Puteranya. Pemikiran, tindakan, dan permintaan Maria senantiasa sesuai dan sejalan dengan kehendak Kristus, Sang Sabda. Ia mengenal Yesus dan percaya akan Puteranya.
Bunda Maria sangat berperan dalam rencana keselamatan Allah. Seringkali kita khawatir akan apa yang akan terjadi, takut akan masa depan, menutup diri akan kekurangan-kekurangan dalam diri kita. Tapi, dari peristiwa pesta perkawinan di Kana kita dapat mengetahui dan belajar akan beberapa hal. Pertama, kemuliaan Tuhan sungguh hadir. Mukjizat di Kana membuat murid-Nya percaya bahwa Yesus sungguh-sungguh Tuhan. Kedua, kepercayaan bahwa Tuhan akan menyelamatkan. Bunda Maria telah membuktikan sendiri betapa Tuhan tidak akan membiarkan kita yang menaruh pengharapan kepadaNya menjadi kecewa.
Kita semua dapat belajar dari Bunda Maria. Bunda Maria tahu dan percaya akan keilahian Yesus. Yesus selalu memiliki cara dan waktuNya sendiri dalam mengadakan suatu mukjizat. Namun Bunda Maria memperlihatkan bahwa jawaban dan pertolongan Yesus tidak akan pernah terlambat, rahmatNya selalu cukup. BerkatNya selalu cukup tersedia bagi kita, tepat pada waktuNya. Kepercayaan Bunda Maria kepada Tuhan Yesus menghancurkan segala kekhawatiran, termasuk melengkapi kekurangan yang ada dalam diri kita.
Jadi, jangan pernah putus harapan ya, Sobat YOUCAT, karena kita memiliki Yesus yang selalu siap mendengarkan doa kita, memberikan kita yang terbaik berdasarkan kehendakNya, yang senantiasa ingin selalu memberikan kita damai dan sukacita di dalamNya!
Author: Fransiska Irma