#Know: Mengenal Sejarah Hari Raya Hati Yesus Yang Mahakudus
Halo Sobat YOUCAT! Tahukah kalian kalau bulan Juni oleh Gereja dikonsekrasikan kepada Hati Kudus Yesus? Di bulan ini juga Gereja merayakan Hari Raya Hati Yesus Yang Mahakudus yang jatuh pada hari Jumat tepat 19 hari setelah Hari Raya Pentakosta. Lalu bagaimana sih awal mula Gereja berdevosi kepada Hati Kudus Yesus dan merayakannya dalam liturgi? Seberapa penting sih berdevosi kepada Hati Kudus Yesus? Yuk kita bersama-sama melihat sejarah lahirnya devosi kepada Hati Kudus Yesus dan memahami misteri HatiNya yang terbakar cinta untuk kita.
Awal Mula Devosi kepada Hati Kudus Yesus
Pada abad-abad awal Kekristenan belum ditemukan adanya bukti devosi yang secara khusus kepada Hati Kudus Yesus. Baru pada sekitar abad ke-11 dan 12 mulai berkembang devosi kepada luka-luka Yesus, khususnya luka di Hati Yesus. Hal itu dapat dilihat dari kutipan St Bernardus dari Clairvaux (1090-1153) yang mengatakan “Luka di sisi Kristus mengungkapkan kebaikan dan kasih hatiNya bagi kita.” Pada masa itu juga ditemukan madah pertama yang ditujukan untuk menghormati Hati Kudus Yesus yang ditulis oleh Beato Hermann Yosef (1140-1241) yang berjudul Summi Regis Cor aveto. Yuk, kita merenungkan madah yang sederhana dan indah ini sambil menyelam lebih jauh ke dalam Hati Kudus Yesus.
“Summi Regis Cor aveto Te Saluto corde læto Te complecti me delectat Et cor meum hoc affectat Ut ad Te loquar toleres“
“Salam Hati Raja Maha Tinggi Dengan sukacita kumenghormatiMu MendekapMu menggembirakanku Sungguh menyentuh hatiku Ketika Kau izinkan aku berbicara denganMu”
Hati Kudus Yesus dan Para Kudus
Nah, pada abad ke-13 hingga abad ke-16 devosi kepada Hati Kudus Yesus mulai menyebar nih Sobat YOUCAT. Gereja pun diperkaya dengan kehadiran orang-orang kudus yang berdevosi kepada Hati Kudus Yesus. Mulai dari Santa Lutgardis, Santa Mechtildis, dan Santa Gertrudis hingga dilanjutkan oleh Santa Margareta Maria Alacoque dan Beata Maria dari Hati Ilahi dan banyak orang kudus lain yang semakin memperluas devosi Hati Kudus Yesus hingga ke seluruh dunia. Yuk kita lihat karya-karya cinta Hati KudusNya kepada para orang kudus ini!
Santa Lutgardis dan Rahmat Cinta Hati Kudus Yesus Yesus pernah menampakkan diri kepada Santa Lutgardis dan menawarkan sebuah rahmat. Awalnya dia memilih rahmat kemampuan berbahasa Latin agar dapat memahami sabda Allah dan memujiNya dalam liturgi suci. Yesus pun mengabulkannya namun ternyata meski memiliki pengetahuan yang luar biasa itu Lutgardis merasa kosong. Akhirnya ia kembali kepada Yesus dan meminta untuk menukar rahmat itu dengan Hati KudusNya. Yesus pun menukar HatiNya dengan hati Lutgardis, dan Lutgardis pun menjalani hidupnya dengan kelembutan dan cinta kasih dari Hati Yesus. Santa Lutgardis menyadari bahwa segala pengetahuan atau kelebihan tidak ada apa-apanya dibandingkan Hati Yesus yang Mahakudus yang dariNya kita dimampukan untuk hidup dalam cintaNya.
Santa Mechtildis dan Penghormatan kepada Hati Kudus Yesus Suatu ketika Santa Mechtildis mengalami penglihatan di mana Yesus meminta Santa Mechtildis untuk mencintaiNya dengan sepenuh hati dan menghormati Hati KudusNya dalam Sakramen Mahakudus sesering mungkin. Yesus pun berjanji akan menjadikan HatiNya tempat perlindungan sepanjang hidup hingga saat kematian Mechtildis. Sejak saat itu Mecthildis memiliki devosi yang luar biasa kepada Hati Kudus Yesus. Ia pun pernah berkata “Bila aku harus menuliskan semua kebaikan dan berkat yang kudapatkan dari devosi ini, maka buku sebesar apapun takkan muat menampung semuanya”. Santa Mechtildis mengajak kita untuk mencintai Yesus dengan sepenuh hati, maka dari Hati Yesus memancarlah rahmat berlimpah yang dapat membantu kita hidup dalam kekudusan dan bersatu dengan Dia.
Santa Gertrudis dan Detak Penuh Cinta Hati Yesus Kisah berikutnya datang dari Santa Gertrudis Agung. Santa Gertrudis Agung ini hidup dan bersahabat dengan Santa Mechtildis loh. Gertrudis adalah seorang biarawati yang pandai dan fasih berbahasa Latin. Pada usia 25 tahun, Gertrudis mengalami penglihatan pertamanya akan Yesus yang akhirnya mengubah fokus belajarnya dari ilmu-ilmu sekular ke Alkitab dan Teologi. Pada Hari Raya Santo Yohanes, Pengarang Injil, Santa Gerturdis mengalami penglihatan yaitu ia menyandarkan diri di Hati Yesus dan mendengarkan detakNya yang penuh cinta. Gertrudis pun bertanya kepada Santo Yohanes “Mengapa engkau tidak menuliskan indahnya detak Hati Yesus seperti yang kau rasakan saat perjamuan terakhir?“ Santo Yohanes pun menjawab: “Misteri ini dinyatakan kepada dunia saat dunia mulai dingin dan mengalami ‘krisis cinta‘“. Penglihatan ini seakan menjadi teguran akan perubahan zaman saat manusia tak lagi mencintai dan menolak cinta dari Hati Yesus.
Sepercik Cahaya dari Paray le Monial Pada abad ke-17 terjadi peristiwa yang membawa Devosi Hati Kudus Yesus semakin mendunia. Di Paray le Monial, sebuah kota di Perancis, Santa Margareta Maria Alacoque mengalami penglihatan tepat pada Hari Raya Santo Yohanes, Pengarang Injil, 27 Desember 1673. Yesus mengizinkan Santa Margareta bersandar pada Hati KudusNya dan mendengarkan detak Hati KudusNya. Yesus menunjukkan cintaNya yang menakjubkan dan menyampaikan kerinduanNya yaitu semua manusia mengetahui dan menyebarkan cintaNya, dan Yesus memilih Margareta untuk tugas ini. Penglihatan itu juga menampilkan cara-cara berdevosi kepada Hati Yesus seperti dengan menerima Tubuh Kristus setiap Jumat Pertama dalam bulan, melaksanakan Jam Suci dengan berdoa di depan Sakramen Mahakudus selama 1 jam setiap Kamis untuk memperingati Yesus di Taman getsemani, dan Perayaan Hati Yesus Yang Mahakudus. Inilah awal dari tradisi Misa Jumat Pertama yang sering kita rayakan sekarang ini.
Perjuangan Santa Margareta Maria Alacoque dalam menyebarkan devosi ini tidaklah mudah. Meyakinkan para teolog bahwa penglihatan itu asli menjadi tantangan tersendiri, bahkan tidak sedikit dari saudari sekomunitas yang meragukannya. Namun ada pula mereka yang mendukung devosi ini, misalnya Santo Klaudius La Colombiere, SJ, bapa pengakuan komunitas saat itu yang percaya kepada Santa Margareta. Pada 1686, Pesta Hati Yesus Yang Mahakudus dirayakan oleh komunitas biara Suster Ordo Visitasi tempat Santa Margareta berada, dan bahkan dua tahun kemudian dibangunlah sebuah kapel untuk menghormati Hati Kudus Yesus di Paray le Monial.
Setelah Santa Margareta Maria Alacoque meninggal pada 1690, kisahnya kemudian ditulis dalam buku De la Dévotion au Sacré Cœur atau “Devosi kepada Hati Kudus”. Buku itu membantu penyebaran devosi ini. Pada 1697 Tahta Suci mengizinkan Pesta Hati Kudus Yesus dirayakan namun masih terbatas di komunitas-komunitas religius. Pada 1720 di Kota Marseille, Perancis terjadi wabah pes yang mengerikan. Uskup Marseille, Henri de Belsunce, meneguhkan warga Marseille dengan melakukan prosesi Penghormatan kepada Hati Kudus Yesus secara umum. Mukjizat terjadi dan dengan cepat wabah pes menghilang dari Marseille. Dari sinilah devosi ini mulai mendunia. Pada 1856 atas dorongan para uskup Perancis, Paus Pius IX meresmikan Pesta Hati Yesus Yang Maha Kudus.
Hati Kudus Yesus dan Dunia Perjalanan menyebarkan Devosi Hati Kudus Yesus belum usai. Pada 10 Juni 1898 dari sebuah biara di Portugal muncul kembali pesan untuk berdevosi kepada Hati Kudus Yesus. Kali ini Santa Maria dari Hati Ilahi yang adalah seorang suster menerima pesan dari Kristus dalam sebuah penglihatan yang meminta Paus Leo XIII untuk mengkonsekrasikan seluruh dunia pada Hati Kudus Yesus. Akan tetapi, paus tidak melakukan apapun. Pada 6 Januari 1899 Santa Maria dari Hati Ilahi kembali menulis surat kepada paus bahwa setiap Jumat Pertama sepanjang tahun harus dikonsekrasikan kepada Hati Kudus Yesus.
Setelah menerima banyak surat dari Santa Maria dari Hati Ilahi, Bapa Suci mengadakan penyelidikan tentang penglihatan ini. Hasil penyelidikan yang positif kemudian mendorong Paus Leo XIII membuat Ensiklik Annum Sacrum (Tahun Kudus) pada Mei 1899 yang berisi keputusan untuk mengkonsekrasikan seluruh umat manusia kepada Hati Kudus Yesus. Ensiklik itu juga menganjurkan Devosi Jumat Pertama dan mengesahkan bulan Juni sebagai Bulan Hati Kudus Yesus.
Sejarah panjang Devosi Kepada Hati Kudus Yesus menjadi tanda cinta Allah kepada kita di setiap zaman. Meski ditolak dan tak diacuhkan manusia, Hati Yesus terus terbakar oleh cinta yang memanggil kita untuk tinggal di dalamNya dan mencintai seperti Dia. Jadi maukah kita menjawab panggilan cintaNya?