Orang Muda Zaman Now: Pemegang Tongkat Estafet Sejarah Ekaristi
Ekaristi sebagai sumber dan puncak hidup iman Kristen memiliki sejarah yang panjang di dalam Gereja. Ekaristi dan Gereja pun tak lepas dari berbagai tantangan yang ada dalam tiap zamannya. Apa yang menyebabkan Ekaristi dapat terus lestari di dalam sejarahnya yang panjang di dalam Gereja? Di manakah posisi kita, orang muda, dalam sejarah Ekaristi tersebut?
Sejarah Ekaristi: Sebuah Estafet Panjang di dalam Gereja
Sejarah Ekaristi tak lepas dari yang namanya kesaksian. Sejarah Ekaristi sendiri dimulai dengan kesaksian para rasul akan peristiwa Perjamuan Malam Terakhir yang lalu ditulis di dalam Injil (lihat Mat 26:26-29; Mrk 14:22-25; Luk 22:15-20; 1Kor 11:23-25). Selain di dalam Injil, kesaksian ini juga diberikan oleh para Bapa Gereja pada zaman itu (misal: St. Ignatius dari Antiokhia, St. Yustinus Martir, St. Irenaeus, St. Cyril dari Yerusalem, dan St. Agustinus).
Akan tetapi, kesaksian terbesar yang dapat diberikan adalah Ekaristi yang terus dilakukan oleh para rasul dalam Gereja Perdana yang lalu diteruskan oleh Gereja-Gereja di zaman berikutnya.
Ekaristi juga pernah didera oleh berbagai tantangan pada zamannya masing-masing mulai tantangan dari paham bidaah hingga Ekaristi yang dirasa jauh dari kehidupan umat. Akan tetapi, itu semua dapat diatasi dengan kesaksian orang-orang yang mengalami sendiri berbagai rahmat melalui Ekaristi. Bahkan sudah sangat banyak martir yang memberikan kesaksian akan Ekaristi dengan nyawa mereka sendiri.
Itulah betapa sejarah Ekaristi tidak pernah lepas dari yang namanya kesaksian.
Orang Muda dan Tongkat Estafet Ekaristi
Nah, di manakah posisi kita sekarang ini sebagai orang muda? Kita sekarang hidup di zaman pasca Konsili Vatikan II di mana kita diminta untuk berpartisipasi aktif di dalam Ekaristi. Di dalam partisipasi aktif inilah kita dapat memberikan kesaksian kita akan Ekaristi.
Caranya?
Di mulai dari diri kita sendiri :)
Kita mulai dengan rutin mengikuti Misa dan menerima sakramen Ekaristi dengan hormat. Dari situ kita mohon bantuan Roh Kudus agar Tubuh Kristus yang kita terima sungguh “mendarah daging” dalam diri kita dan memberi kita kekuatan baru untuk bersaksi.
Kemudian, kita mohon rahmat juga untuk dimampukan bersaksi dalam hidup harian. Banyak orang kudus yang mendapat kekuatan dari Ekaristi untuk berbuat baik kepada sesama. Kita pun juga bisa meniru mereka. Mulailah dengan hal-hal sederhana seperti menolong teman, menghormati orang tua, mengerjakan tugas dengan sungguh-sungguh, atau mengajak teman yang malas ke Gereja untuk rajin ke Gereja.
Tak lupa juga, kita adalah bagian di dalam Gereja. Kita adalah tubuh Gereja dengan Kristus sendiri sebagai kepala. Salah satu kesaksian yang penting untuk kita lakukan adalah berpartisipasi aktif di dalam Gereja. Mula-mula sebagai umat yang baik, siapa tahu kita nanti tergerak untuk menjadi anggota koor, petugas liturgi, ataupun petugas-petugas lainnya. Mintalah bantuan Roh Kudus untuk menemukan bentuk partisipasi yang “aku banget” di dalam Gereja. Buatlah agar Gereja tetap bersemangat muda dengan semangatmu untuk bisa terlibat secara aktif di dalam Gereja.
Nantinya, kitapun akan menurunkan semangat ini kepada generasi penerus kita, entah sebagai orang tua yang mengajarkan anak kita tentang Ekaristi, ataupun sebagai imam, suster, kaum religius, ataupun selibat awam dengan pelayanannya masing-masing. Kita bisa menjadi contoh yang baik bagi generasi penerus kita bagaimana sebaiknya menghayati Ekaristi dan “mendarah dagingkannya” dalam hidup harian kita.
Dengan beginilah tongkat estafet Ekaristi ini dapat terus hidup di dalam Gereja. Dan dengan begini pula Gereja dapat terus muda dengan kita, orang muda, yang mau terlibat aktif di dalam Ekaristi dan Gereja.
Jadi, maukah kamu berpartisipasi aktif, memberi kesaksian akan Ekaristi, dan dengan demikian ambil bagian dalam sejarah panjang Ekaristi?
Tuhan memberkati.
Bahan bacaan lanjutan:
http://www.katolisitas.org/sejarah-yang-mendasari-pengajaran-tentang-ekaristi/
Youcat no 208-223 (Ekaristi)