Rosario: Senjata Rohani Dahulu dan Sekarang

rosario, maria, doa, devosi,
12 May 2019
Rosario: Senjata Rohani Dahulu dan Sekarang

Rosario sebagai sebuah devosi kepada Bunda Maria sekaligus sarana kontemplasi hidup Yesus memiliki sejarah yang sangat panjang sampai pada akhirnya kita dapat mengenal doa rosario seperti yang sering kita doakan saat ini. Bahkan dalam sejarahnya, rosario juga turut berperan dalam menguatkan iman tentara-tentara Kristen dalam peperangan mempertahankan tanah Eropa dari serbuan tentara-tentara Turki.

Seperti apakah sejarah rosario itu? Lalu mengapa rosario masih merupakan sebuah devosi yang sangat penting untuk terus didoakan hingga saat ini?

Sejarah Rosario

Tidak ada yang tahu persis asal mula terbentuknya Rosario. Rosario sebagai sebuah doa sendiri berkembang tahap demi tahap. Bentuk awal rosario sendiri berasal dari Gereja Timur. Di Gereja Barat sendiri, tradisi menggunakan alat semacam rosario digunakan umat awam yang waktu itu belum bisa membaca untuk mendoakan doa Bapa Kami. Kemudian, ketika doa Salam Maria mulai populer, doa Salam Maria mulai ditambahkan di antara setiap doa Bapa Kami.

Struktur doa Rosario berkembang antara abad 12 dan 15. Pada waktu itu, 50 doa Salam Maria dihubungkan dengan ayat-ayat Mazmur, untuk memperingati kehidupan Tuhan Yesus dan Bunda Maria. Pada saat inilah doa ini dikenal sebagai “rosarium”/ rose garden. Pada abad ke 16, terbentuklah doa rosario yang terbagi menjadi 5 dekade dalam 3 misteri gembira, sedih dan mulia.

Tradisi mengatakan bahwa St Dominikus (1221) adalah santo yang menyebarkan doa Rosario seperti yang kita kenal sekarang meskipun bentuk doa Rosario terus berkembang setelah ia meninggal. Tradisi juga mengatakan bahwa Bunda Maria sendirilah yang memberikan Rosario kepada St Dominikus sebagai sebuah senjata rohani untuk memenangkan pertarungan iman melawan aliran sesat Albigensian. Dengan bersenjatakan doa Rosario yang setia ia doakan, St Dominikus mampu mempertobatkan banyak pengikut aliran Albigensian hingga ancaman aliran Albigensian dapat diredakan.

Peperangan di Lepanto

Salah satu mukjizat terbesar yang tercatat oleh sejarah Gereja berkat perantaraan Bunda Maria melalui doa Rosario adalah kemenangan tentara Kristen melawan tentara Turki di Lepanto pada 7 Oktober 1571. Pada hari peperangan, St Pius V, Paus waktu itu, mengajak seluruh umat Kristen untuk mendoakan rosario dari subuh hingga petang. Sebelum berangkat berperang, St Pius V juga meminta kepada Don Juan dari Austria, sang pemimpin pasukan, untuk memerintahkan seluruh pasukannya agar berdoa rosario di sepanjang perjalanan. Dengan berbekal doa rosario sebagai senjata rohani yang memperkuat keyakinan para tentara Kristen akan kuasa Allah, tentara Kristen pada akhirnya mampu memenangkan peperangan di Lepanto meskipun kalah jauh dalam hal jumlah dari tentara Turki. Banyak orang menulis bahwa kemenangan ini adalah kemenangan Bunda Maria dan sejak saat itu Bunda Maria disebut sebagai Penolong Umat Kristen.

Peperangan Kita di Saat Ini

Hingga saat ini pun, doa rosario masih sering didoakan dan disebut-sebut sebagai doa devosi yang paling sering didoakan. Strukturnya yang sederhana, mudah diingat, serta sebuah sarana yang mudah dan efektif untuk merenungkan hidup Yesus adalah beberapa alasan mengapa doa rosario disukai oleh banyak orang.

Namun, apa sebenarnya alasan bagi kita untuk terus berdoa rosario?

Dalam sejarahnya, doa rosario terbukti menjadi senjata rohani yang efektif untuk memenangkan berbagai peperangan serta menguatkan iman. Sebenarnya, di saat ini pun, kita sedang berada dalam peperangan dan doa rosario justru semakin dibutuhkan di masa sekarang ini.

Lihatlah keluar, ke lingkungan sekitar kita, ke media sosial kita, dan kita akan menjumpai banyak peperangan yang sedang terjadi. Peperangan antara para pewarta perdamaian dengan mereka yang berusaha merusak perdamaian. Peperangan antara mereka yang peduli dan mau memperjuangkan kebenaran melawan mereka yang menyebarkan hoax dan ujaran kebencian. Peperangan antara mereka yang peduli dengan orang miskin melawan mereka yang memeras orang kecil. Bahkan peperangan di dalam batin kita sendiri antara keinginan berbuat baik melawan godaan dosa. Dan masih banyak lagi peperangan-peperangan yang lain.

Di tengah berbagai macam peperangan tersebut, sulit bagi kita untuk mampu merasakan kedamaian. Bahkan, terkadang kita merasa sulit untuk menemukan harapan. Di sinilah doa rosario menjadi doa yang amat penting.

St Yohanes Paulus II dalam rosarium virginis mariae mengatakan bahwa “Rosario pada dasarnya adalah doa untuk perdamaian, karena terdiri dari kontemplasi akan Kristus, Sang Pangeran Perdamaian, Dia yang adalah “kedamaian kita” (Ef 2:14)”. Dengan setia mendoakan rosario secara tenang, kita akan menemukan kedamaian dalam tiap butir doanya. Dan melalui permenungan akan setiap peristiwa hidup Yesus yang ada, kita akan mampu berjumpa dengan Kristus yang menggerakkan kita untuk menjadi pewarta perdamaian.

Bagaimana kita sebaiknya mendoakan rosario?

Kita bisa mendoakan rosario pagi hari sebelum memulai aktiftas. Dalam merenungi tiap peristiwa, kita renungkan juga bagaimana Tuhan Yesus mengajak kita untuk ikut serta menjadi pewarta kabar gembira ataupun untuk menemani orang yang sedang mengalami kesusahan. Atau kita bisa juga mendoakan rosario pada malam hari. Kita renungkan kembali apakah perbuatan yang kita lakukan hari ini sudah mencerminkan hidup Yesus yang kita renungkan dalam setiap peristiwanya sambil memohon rahmat agar mampu menjadi perantara kabar gembira Yesus dalam hidup harian kita esok hari.

Dengan setia mendoakan rosario serta merenungkan peristiwa-peristiwanya dalam konteks hidup harian kita, rosario akan menjadi senjata rohani andalan kita dalam mewartakan perdamaian. Oleh karena itu, marilah kita bertekun dalam mendoakan rosario, merenungkan peristiwa-peristiwanya, dan mewujudkannya dalam hidup harian kita demi kedamaian di dalam hati kita, di dalam keluarga kita, di dalam lingkungan pertemanan kita, dan bagi dunia kita.

Tuhan memberkati.


bacaan lebih lanjut:

https://catholicism.org/rosary-history.html

https://w2.vatican.va/content/john-paul-ii/en/apostletters/2002/documents/hfjp-iiapl20021016_rosarium-virginis-mariae.html

http://www.katolisitas.org/bagaimanakah-asal-usul-rosario/