Santiago de Compostela: Buah Pewartaan yang Mendobrak Batas
Tahukah kamu apa itu Camino de Santiago de Compostela? Mengapa Camino de Santiago de Compostela menjadi tempat ziarah yang menarik? Yuk kita lihat...
Santiago de Compostela: Saksi Bisu Sebuah Pewartaan
Camino (Jalan) de Santiago de Compostela adalah sebuah peziarahan, dengan berjalan kaki, menuju makam St. Yakobus Tua (Saudara St. Yohanes Rasul) yang terletak di Katedral Santiago de Compostela (Santiago sendiri adalah nama lain untuk St. Yakobus dalam bahasa Spanyol). Menurut tradisi, St. Yakobus melebarkan pewartaannya hingga ke negeri Spanyol, dan setelah ia kembali dan dieksekusi di Yerusalem (lih Kis 12:1-2), jenazahnya di bawa kembali oleh murid-muridnya untuk dimakamkan di Spanyol, di tempat yang sekarang menjadi Katedral Santiago de Compostela.
Asal-muasal tradisi berziarah dengan berjalan kaki ke makam St. Yakobus ini sendiri berasal dari kisah seorang Raja Asturia-Galic, Alfonso II, yang melakukan ziarah dengan berjalan kaki ke makam St. Yakobus tersebut setelah mendengar kabar dari seorang pertapa antara tahun 813 – 830. Nah, rute yang dilalui sang raja tersebut saat ini dikenal dengan Jalur Kuno (Camino Primitivo/Primitive Way).
Selain Jalur Kuno tersebut, masih ada jalur-jalur peziarahan lain yang berkembang seiring perkembangan zaman seperti The French Way, The Northern Way, The English Way, The Portuguese Way, dan The Via de la Plata. Di antara semua jalur tersebut, jalur yang paling sering digunakan untuk para peziarah saat ini adalah The French Way.
Apakah kalian pernah menonton film The Way keluaran tahun 2010? Nah, film ini mengisahkan kisah peziarahan dan perjalanan spiritual seorang ayah menuju Santiago de Compostela. Karya lain yang mengangkat kisah peziarahan menuju Santiago de Compostela adalah novel Paulo Coelho yang berjudul “The Pilgrimage” (Peziarah).
Persaudaraan yang Mendunia
Yang menarik dari peziarahan Santiago de Compostela adalah bagaimana peziarahan ini mampu mempertemukan orang-orang dari berbagai asal negara dan latar belakang dengan penuh rasa persaudaraan. Bagi yang pernah menonton film The Way pasti tahu sendiri bagaimana sang tokoh utama bertemu dengan peziarah yang lain, merasakan jengkel di awal-awal perjumpaan, hingga lama-lama kompak menjalani peziarahan dan mampu berbagi kisah pergulatan selama perjalanan. Hal yang menarik juga bagaimana orang-orang lokal dengan ramah menerima dan mendukung perjuangan para peziarah.
Nah, sekarang coba bayangkan perjuangan St. Yakobus dulu, yang bersusah-susah mewartakan Yesus sampai ke Spanyol. Bayangkan susahnya ia harus belajar bahasa dan tata kebiasaan warga setempat. Bayangkan pula bagaimana ia mungkin dulunya ditolak atau mungkin di tempat lain disambut dengan sorak gembira.
Semua kisah peziarah ini, rasa persaudaraan ini, tidak akan terjadi kalau St. Yakobus tidak membuka diri dan berani mewartakan Yesus sampai ke Spanyol.
Nah, mungkin semangat inilah yang coba diteruskan oleh orang-orang lokal dan para peziarah. Siapapun kamu, dari manapun asalmu, dan apapun latar belakangmu, semuanya berharga di hadapan Tuhan, semua membutuhkan kasih, dan karena itulah semuanya berbagi kasih dan kebahagiaan.
>Yuk Berefleksi: Bagaimana dengan diriku dalam perjalanan peziarahan hidupku? Apakah hidupku sudah mau terbuka dan berbagi kasih dengan orang lain meski aku melihat mereka sebagai orang yang berbeda denganku?
>Yuk Dicoba: Coba lihat daftar pertemananmu, temukan temanmu yang memiliki latar belakang (suku, agama, asal daerah, dll) yang berbeda denganmu dan yang paling menarik bagimu. Yuk coba saling cerita apa sih yang menarik dari perbedaan kalian…! (untuk bekal, baca Docat no 54 dan 58) Kalau nggak punya? Yuk coba mulai berteman dengan orang-orang yang berbeda latar belakang dengan kita…!
>Yuk Dibaca:
Docat no 54, 58, 305
Youcat no. 11
Sumber internet:
http://katakombe.org/juli/item/yakobus-tua.html
https://travel.kompas.com/read/2014/02/04/1326116/Camino.de.Santiago.Rute.Ziarah.yang.Mendunia
https://vivecamino.com/en/guide-to-santiago/history-of-the-ancient-city/