#Share: Mengkader untuk Mengasihi
Sobat YOUCAT, St. Petrus dan St. Paulus dalam karya pewartaannya sering bepergian ke berbagai tempat dan berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Mereka berdua memberikan pelayanan dan pengajaran dari kota ke kota yang kerap kali jaraknya berjauh-jauhan. Apakah Sobat YOUCAT pernah membayangkan bagaimana mereka menjaga iman umat mereka tetap hidup ketika mereka tidak ada di kota-kota tersebut? Atau, pernahkah kalian membaca surat-surat St. Paulus dengan teliti dan bertanya-tanya bagaimana ia bisa tahu kabar dari umat-umatnya yang berada di kota yang sangat jauh?
Ternyata mereka punya strategi pewartaan sendiri, yaitu dengan mengkader dan mendampingi calon-calon pemimpin umat di setiap tempat yang mereka kunjungi. Orang-orang yang didampingi oleh St. Petrus dan St. Paulus nantinya akan menjadi rekan kerja mereka untuk mewartakan Allah, baik dengan mengikuti perjalanan mereka, ataupun dengan tinggal di kota asal mereka, atau tempat-tempat lain yang dirasa perlu. Dari Kisah Para Rasul serta surat-surat St. Paulus, kita dapat mengenal nama orang-orang yang merupakan hasil kaderisasi mereka seperti Timotius, Silas, Akwila, dan Priskila.
Kali ini, ada sharing dari kawan kita yang terinspirasi kisah perjalanan St. Petrus dan St. Paulus dalam perjuangannya untuk melakukan kaderisasi.
Mengkader untuk Mengasihi
Halo Sobat YOUCAT, nama saya Yanuarius Jefri Bless biasa dipanggil Jefri. Berasal dari Sorong, Papua Barat. Sekarang sebagai mahasiswa di Universitas Airlangga dan menjadi Ketua PMKRI Cabang Surabaya. Sebagai ketua di sebuah organisasi tentunya salah satu tugas yang harus saya lakukan yaitu melakukan kaderisasi.
Saya memiliki semangat untuk melakukan pendampingan adik-adik saya dan mengkader mereka. Bagi saya, kaderisasi harus kita pelajari pula sebagai orang muda. Kaderisasi bagi saya adalah sebuah cara pula untuk menjadi penjala manusia. Selain itu, proses kaderisasi juga menjadi sebuah proses bagi saya untuk belajar terutama bagaimana saya bisa bertumbuh bersama teman-teman saya yang lain.
Pada awalnya, tidak mudah bagi saya untuk melakukan kaderisasi. Bayangkan, saya yang bukan orang Surabaya asli harus menjadi ketua PMKRI Cabang Surabaya. Saya pernah mengalami penolakan dari teman-teman saya sendiri. Saya pun pernah mengalami kesulitan dalam berkomunikasi karena gaya bicara serta budaya yang berbeda. Saya akui butuh perjuangan keras serta persiapan mental dan fisik untuk melewati tahap-tahap awal yang berat tersebut.
Akan tetapi, apakah saya menyerah? Tentu tidak. Dengan doa dan bantuan Roh Kudus, saya dimampukan untuk terus berjuang merangkul mereka. Saya yakin pada tujuan bersama yang ingin kami capai, dan berangkat dari situlah saya lalu mencoba meyakinkan mereka. Saya tunjukkan dan yakinkan mereka dengan kasih. Saya yakin bahwa kasih mampu menembus batas-batas kesukuan yang ada. Perlahan-lahan, akhirnya kami bangun kebersamaan kami dan belajar untuk saling mengenal. Akhirnya, kami pun dapat belajar bersama sebagai kader Gereja dan bangsa. Kami dapat bergerak bersama untuk mencapai niat dan tujuan baik kami.
Saya bersyukur saya dapat melewati tahap-tahap sulit, mengasihi menembus batas-batas kesukuan, dan akhirnya menjalankan panggilan saya untuk melakukan kaderisasi.
Sobat YOUCAT, semangat saya untuk melakukan kaderisasi dimanapun saya berada juga terinspirasi dari kisah St. Petrus dan St. Paulus. Dari perjalanan panjang mereka mewartakan Allah di tempat-tempat asing, saya merefleksikan bahwa sangat mungkin bagi saya untuk melakukan kaderisasi dimanapun saya berada sebagai bentuk pewartaan saya. Bagaimana mereka mampu berbicara, berjalan, dan berkarya dengan berbagai orang yang berbeda meneguhkan saya bahwa sangat mungkin bagi saya untuk membangun kebersamaan yang menembus batas-batas kesukuan yang saya hadapi. Dan serupa dengan St. Petrus dan St. Paulus yang terus berdoa dan memohon pertolongan Roh Kudus bagi karya pewartaan mereka, saya sungguh yakin kerja keras saya yang disertai dengan doa dan iman yang kuat, akan mampu mengatasi segala kesulitan yang ada.