St. Maria Magdalena: Ketika Tuhan Mengajak Kita Move-On

#St. Maria Magdalena, #Santo-Santa, #Orang Kudus, #Tobat, #Sejarah Hidup, #Refleksi, #BerimanBukanRecehan,
20 July 2019
St. Maria Magdalena: Ketika Tuhan Mengajak Kita Move-On

Tanggal 22 Juli nanti, kita akan merayakan Pesta St. Maria Magdalena. Kita tentu sering mendengar kisah tentang St Maria Magdalena terutama kisah perjumpaannya dengan Yesus, pertobatannya, dan bagaimana ia menjadi saksi pertama kebangkitan Yesus.

Nah, apa yang bisa kita pelajari dari perjalanan hidup St. Maria Magdalena ini?

Perjumpaan Sang Perempuan

Ada banyak versi mengenai siapa itu Maria Magdalena. Ada yang mengatakan bahwa ia adalah seorang perempuan yang diselamatkan Yesus dari hukuman rajam karena ketahuan berzinah (Yoh 8:1-11). Ada pula yang mengatakan bahwa St. Maria Magdalena adalah perempuan berdosa yang mengurapi kaki Yesus (Luk 7:37). Sebagian besar orang meyakini bahwa St. Maria Magdalena adalah seorang perempuan yang ditolong Yesus dari kuasa iblis (Luk 8:2).

Dari beragam versi itu, kita masih tetap dapat menyimpulkan bahwa St Maria Magdalena mengalami perjumpaan yang luar biasa dengan Yesus.

Setelah mengalami perjumpaan itu, ia merasa tersentuh luar biasa akan kasih Yesus. Ia lalu setia mengikuti Yesus bahkan ikut menyaksikan penyaliban Yesus. Ia bahkan menjadi saksi pertama yang menyaksikan kebangkitan Yesus dan diutus oleh Yesus sendiri untuk memberitakan kebangkitan-Nya kepada para murid (Yoh 20:11-18).

Kasih dan Perjumpaan yang Mengubah

Salah satu hal paling menarik dari kisah St. Maria Magdalena adalah kisah perubahan hidupnya setelah mengalami perjumpaan dengan Yesus sendiri. Berkat kasih dari Yesus, ia selamat dari bahaya maut dan kuasa iblis. Ia lalu mendapat kesempatan untuk hidup yang baru.

Yesus menjumpainya, memberinya kasih, memberinya kesempatan untuk move-on dari hidup lamanya. St. Maria Magdalena menerima tawaran ini dan move-on menjadi manusia baru.

Kita pasti sering mengalami kesulitan untuk bertobat, berhenti berbuat dosa, lalu move-on dari kehidupan lama ke kehidupan baru. Tapi, rasanya kok sulit ya? Rasanya kok kayak aku sudah nggak berguna gitu.

Seringkali, itu karena kita masih mengandalkan kekuatan kita sendiri. Padahal, kalau kita lihat kisah St. Maria Magdalena, ia juga tidak akan mampu terbebas dari kuasa iblis dan dosa dengan kekuatan dirinya sendiri. Ia butuh Yesus, ia butuh kasih dari Allah sendiri.

Dalam keadaan dosa seperti itu, yang kita butuhkan adalah kasih yang besar, kasih yang membuat kita mampu merasakan pengampunan yang sejati. Dosa memutus hubungan kita dengan Allah, Sang Sumber Kasih, karena itulah hati kita menjadi kering akan kasih; kita perlu kembali kepada Sang Sumber Kasih.

Dan kita perlu membuka diri kita agar dapat mengalami kasih itu.

Cobalah cari teman curhat soal pergulatanmu. Jalan-jalanlah dan nikmati pemandangan yang ada. Berilah senyum tiap menyapa orang dan lihatlah mereka tersenyum balik. Berilah sedekah pada orang miskin, bantu orang lain atau teman yang kesulitan, dan lihatlah mereka tersenyum. Atau, cobalah luangkan waktu bersama orang tua dan rasakanlah kehangatan yang mereka berikan. Itulah tanda kasih Tuhan; dengan tanda itulah Tuhan ingin mengatakan bahwa kita ini dibutuhkan, kita ini dicintai. Aku masih dikasihi Tuhan meski aku telah sering berdosa.

Dan juga, jangan lupa meminta waktu untuk mengaku dosa kepada romo. Katakanlah sejujur-jujurnya keluh kesah kita dan kesulitan kita dalam menghadapi dosa. Percayalah, pada saat itu Yesus sendirilah yang menyapa kita dan mengampuni kita. Pada saat itulah Yesus mengajak kita untuk move-on dari dosa kita.

Untuk melengkapinya, hayatilah Ekaristi secara lebih mendalam. Rasakan bahwa Ekaristi adalah bukti kasih terbesar Allah kepada kita melalui pengorbanan Yesus Kristus di salib. Mohonlah bantuan Roh Kudus agar kita semakin mampu menghayatinya.

Pada saatnya nanti, giliran kita yang menjadi tanda kasih Allah bagi mereka yang butuh kasih. Percayalah, kalau kita berbagi kasih, kitapun akan semakin merasa dikasihi karena dengan itulah Tuhan mengatakan kepada kita: kamu penting, kamu berharga, kamulah kasih bagi orang lain.

Dengan inilah kita bisa melakukan move-on dari kehidupan lama kita dengan hati yang kering akan kasih dan iman menuju hidup baru dengan hati yang subur akan kasih dan iman berkat perjumpaan dengan Yesus dalam hidup harian kita.

Tuhan memberkati


Bacaan Lanjutan:

Youcat no. 33, 67, 309, 315

Docat no. 4, 9, 19

http://biokristi.sabda.org/maria_magdalena

https://catholic-daily-reflections.com/2019/04/22/holding-on-to-jesus/

https://www.carmelia.net/index.php/artikel/tulisan-rm-yohanes-indrakusuma/177-allahlah-yang-lebih-dahulu-mengasihi-kita