St. Maria Magdalena: Menjadi Saksi Kisah Kasih Allah

#St. Maria Magdalena, #Santo-Santa, #Pewartaan, #Kesaksian, #Sejarah Hidup, #Refleksi, #BerimanBukanRecehan,
22 July 2019
St. Maria Magdalena: Menjadi Saksi Kisah Kasih Allah

Hari ini kita merayakan Pesta St. Maria Magdalena. Selain kisah perubahan hidupnya, hal menarik lainnya dari St. Maria Magdalena adalah kesetiannya mengikuti Yesus terutama dalam penyaliban-Nya dan bahkan kisahnya yang menjadi saksi pertama akan kebangkitan Yesus. Apa yang dapat kita pelajari dari sikap setia St. Maria Magdalena ini?

Kisah Hidup: Kisah Kasih Allah

Sebelum kita bisa bicara soal St.Maria Magdalena yang setia, kita perlu lihat dulu perjalanan hidupnya.

Seperti dalam artikel sebelumnya, ada banyak versi mengenai siapa itu Maria Magdalena. Ada yang mengatakan bahwa ia adalah seorang perempuan yang diselamatkan Yesus dari hukuman rajam karena ketahuan berzinah (Yoh 8:1-11). Ada pula yang mengatakan bahwa St. Maria Magdalena adalah perempuan berdosa yang mengurapi kaki Yesus (Luk 7:37). Sebagian besar orang meyakini bahwa St. Maria Magdalena adalah seorang perempuan yang ditolong Yesus dari kuasa iblis (Luk 8:2).

Kita bisa melihat di sini, bahwa sebelum St. Maria Magdalena bisa begitu setia dan mengasihi Yesus, ia harus lebih dulu merasakan kasih Yesus yang membebaskannya dari kuasa dosa.

“Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.” (1 Yoh 4:10)

Kisah perjalanan hidup St. Maria Magdalena bisa menjadi saksi nyata pesan Injil tersebut.

Kesaksian: Merasakan Dulu Baru Bisa Bersaksi

Kita pasti sering dengar perintah seperti “bersaksi”, “wartakanlah Kabar Gembira”, dan sebangsanya.

Bersaksi? Bersaksi seperti apa soal cinta Tuhan? Kan kalau bersaksi harus melihat dan mengalami sendiri. Bisa-bisa aku kena pasal kesaksian palsu nih, katanya bersaksi soal cinta Tuhan tapi nggak pernah mengalami langsung.

Ah, kalau dulu kan bisa, lha wong waktu itu Yesus masih hidup, masih bisa merasakan langsung. Enak kali itu St. Maria Magdalena bisa ketemu langsung sama Yesus.

Tapi, apakah memang benar seperti itu? Apakah Tuhan cuma menunjukkan cinta-Nya secara langsung waktu zaman Yesus saja? Apa Tuhan cuma bisa bersabda saja lewat Kitab Suci?

Eits, Tuhan Sang Maha Pencipta terus cinta mati kepada kita bahkan jauh sebelum kita lahir.

Kok bisa?

Tuhan Sang Maha Pencipta juga yang menciptakan orang tua kalian sampai kalian bisa lahir dan hidup sampai sekarang. Tuhan juga menciptakan hewan dan tumbuhan yang nantinya diolah jadi makanan favorit kalian. Tuhan yang menciptakan alam tempat kalian suka foto-foto buat Instagram kalian. Tuhan jugalah yang menciptakan sahabat-sahabat buat kalian curhat. Tuhan juga yang menciptakan dan mempersiapkan romo-romo yang membaptis dan merawat iman kalian.

Itulah bukti cinta Tuhan. Kisah hidup kalian adalah sungguh-sungguh kisah kasih Allah kepada kalian, sama halnya seperti kisah kasih Allah kepada St. Maria Magdalena.

Terlebih lagi, Allah menulis kisah kasihnya secara unik buat masing-masing dari diri kita. Ibarat kita punya novel kita masing-masing yang menceritakan bagaimana kita sebagai tokoh utama sungguh dicintai oleh Tuhan. Terutama, bagaimana Tuhan melalui Yesus menebus dosa kita dan memberi kita hidup baru sebagai anak Allah Bapa.

Nah, itulah kesaksian yang perlu kita wartakan, bahwa Tuhan mencintai kita melalui seluruh ciptaan-Nya, orang tua kita, sahabat-sahabat kita, dan terutama lewat penebusan Yesus.

Bagaimana cara mewartakannya? Kembangkanlah kebiasaan-kebiasaan baik yang orang tua tanamkan kepada kita. Berbuatlah baik kepada orang lain sebagaimana kita dulu dirawat dengan baik oleh orang tua kita. Dengarkanlah keluh kesah orang lain seperti sahabat-sahabat kita setia menemani kita. Belajarlah dengan rajin dan ajarilah orang lain yang tidak mengerti. Kembangkanlah hobimu dan bagikanlah kegembiraan dengan orang lain. Ajak orang kembali ke Gereja dengan teladanmu sebagaimana orang tua kita ataupun sosok-sosok lainnya memberi kita teladan untuk rajin ke Gereja. Dan masih banyak bukti kasih Tuhan yang bisa kita bagikan melalui tindakan nyata kita sehari-hari.

Semoga dengan melihat kisah hidup kita sebagai kisah kasih Allah bagi kita, kita dimampukan untuk menjadi saksi kasih Allah kepada orang-orang di sekitar kita.

Tuhan memberkati.


Bacaan Lanjutan:

Youcat no. 33, 50, 309

Docat no. 4, 9, 15, 16, 305-310

http://biokristi.sabda.org/maria_magdalena

https://catholic-daily-reflections.com/2019/04/22/holding-on-to-jesus/

https://www.carmelia.net/index.php/artikel/tulisan-rm-yohanes-indrakusuma/177-allahlah-yang-lebih-dahulu-mengasihi-kita