St. Yohanes: Kesaksian Murid yang Dikasihi

#Santo Santa, #Santo, #Yohanes, #Rasul, #Penginjil, #Injil, #Yesus, #Kesaksian, #Kasih, #BerimanBukanRecehan,
27 December 2019
St. Yohanes: Kesaksian Murid yang Dikasihi

Hari ini kita merayakan Pesta St. Yohanes, Rasul dan Pengarang Injil. Ya, dia adalah salah satu dari keduabelas rasul Yesus sekaligus juga salah satu dari keempat penulis Injil. Luar biasa ya? Tapi kira-kira, mengapa ya St. Yohanes bisa jadi begitu luar biasa? Apa yang bisa kita pelajari darinya?

Murid Yang Dikasihi

St. Yohanes Rasul adalah salah satu dari keduabelas rasul Yesus bersama saudaranya, Yakobus. Yohanes dan Yakobus adalah anak dari seorang nelayan bernama Zebedeus. Sebagai seorang nelayan, Yohanes dan Yakobus terkenal sebagai orang yang kasar sampai-sampai disebut “anak guntur” karena suaranya yang keras kalau berbicara.

Meskipun terbilang orang-orang yang kasar, namun siapa sangka ternyata Yohanes dan Yakobus (ditambah Petrus), ternyata malah menjadi rasul-rasul yang paling dekat dengan Yesus. Saking dekatnya, Yohanes menjadi satu-satunya rasul yang setia mengikuti Yesus dalam Jalan Salib-Nya dan setia menemani Bunda Maria.

Nah, siapa Sobat Youcat yang suka baca Injil Yohanes? Di Injil Yohanes sering disebut-sebut “murid yang dikasihi”. Siapa lagi itu kalau bukan Yohanes sendiri! Begitu dekatnya ia dengan Yesus sampai-sampai ia bisa melihat dan merefleksikan dirinya sebagai murid yang dikasihi. Dan memang, karena begitu dekatnya sampai-sampai Yohanes bisa menulis peristiwa-peristiwa detil mengenai Yesus yang tidak disebutkan oleh ketiga Injil yang lain. Kedekatan ini pulalah yang menyebabkan Yohanes mampu menulis Injilnya dengan refleksi yang sangat mendalam mengenai siapa itu Yesus.

Kita Semua yang Dikasihi Allah

Youcat 9 Apa yang Allah tunjukkan tentang Diri-Nya ketika Ia mengutus Putra-Nya bagi kita?

Allah menunjukkan kepada kita, dalam Yesus Kristus, kedalaman cinta-Nya yang penuh belas kasih.

Melalui Yesus Kristusm Allah yang tak kelihatan menjadi kelihatan. Dia menjadi manusia seperti kita. Hal ini menunjukkan pada kita, betapa dalam cinta-Nya . Dia menanggung seluruh beban kita. Dia mengiringi setiap langkah kita. Dia mendampingi ketika kita ditinggalkan, ketika kita menderita, ketika kita takut menghadapi kematian. Dia juga mendampingi ketika kita tidak bisa melangkah lebih jauh lagi. Dia akan membukakan pintu bagi kita menuju pada kehidupan.

Coba bayangkan kalau kita tahu bahwa Allah memanggil kita sebagai “yang Kukasihi”! Pasti rasanya senang luar biasa! Kira-kira seperti itulah yang dirasakan oleh St Yohanes Rasul. Akhirnya, berkat pengalaman dikasihi oleh Allah yang luar biasa ini, St Yohanes pun mampu menuliskan Injil dan surat-suratnya secara sangat mendalam.

Nah, sebenarnya kita semua ini juga adalah “murid-murid yang dikasihi” oleh Allah. Jauh sebelum lahir, Allah sudah secara luar biasa menyiapkan segalanya untuk kita. Ketika kita mengalami jatuh bangun, Allah sudah menyiapkan sesuatu yang jauh lebih indah untuk kita. Ketika kita berdoa, Allah ingin mengobrol dengan kita. Termasuk, ketika kita membaca Kitab Suci, Allah sebenarnya menuliskannya untuk masing-masing dari kita secara pribadi. Dan sampai saat ini pun, kita masih terus ditemani oleh Allah.

Ya, Yesus terus menemani dan mengasihi kita!

Nah, tinggal kitanya nih, apakah kita mau membuka diri kita kepada-Nya dan berusaha semakin dekat dengan-Nya? Kalau kita mau berusaha terus mendekat kepada Yesus seperti St Yohanes Rasul, kita akan semakin sadar bahwa Allah ternyata sangat mencintai kita. Dan akhirnya kita pun bisa berkata bahwa “aku dikasihi Allah” dan dengan itu kita akan mampu mewartakan kasih Allah yang luar biasa dengan kasih Allah yang luar biasa pula. Sama seperti St Yohanes Rasul dengan Injil dan tulisan-tulisannya yang luar biasa.

Nah, apakah aku sudah merasa dikasihi oleh Allah? Apakah aku sudah mau membuka diri dan berusaha mendekat dengan Allah agar aku makin merasa dikasihi oleh Allah?

Bagaimana pengalamanmu dikasihi oleh Allah?