Taat atau Lari ?
Sobat YOUCAT pasti pernah mendengar kisah Nabi Yunus, bukan? Kisahnya sudah tidaklah asing bagi kita, mungkin kita sering mendengar kisah tentang Nabi Yunus ketika kita masih sekolah minggu. Nabi Yunus adalah nabi yang diutus Tuhan ke Niniwe, untuk membawa teguran Allah kepada orang disana. Orang-orang di Niniwe banyak berbuat tindak kejahatan yang membuat Allah murka (bdk. Yun 1:1-2).
Nah, permasalahan muncul di sini. Yunus memilih untuk tidak taat kepada perintah Allah, dia malah kaburrrrrr! Dia malah mengambil jalan lain ke Tarsis (bdk Yun 1:3). Kalau dipikir-pikir, memang Nabi Yunus mau kabur kemana yang tidak mungkin diketahui Allah? Apakah dia pikir Allah tidak akan mengetahui tindakannya? Meski Yunus kabur ke tengah laut sekalipun, Allah tetap ada di sana.
Dalam perjalanan ke Tarsis, perahu yang ditumpangi Yunus diterpa badai. Peristiwa badai besar, membuat semua orang di dalam kapal merasa takut dan ingin tahu siapakah yang telah berbuat salah, dengan membuang undi. Nabi Yunus-lah yang kena undi. Demi keselamatan banyak orang, Yunus meminta untuk dicampakkan ke laut. Awalnya orang-orang itu enggan, namun karena badai semakin hebat, akhirnya mereka tidak lagi mempunyai pilihan. Setelah mereka mencampakkan Yunus ke laut, badai menjadi reda. Tidak sampai disitu saja, ada seekor ikan besar yang menelan Yunus dan Yunus tinggal dalam perut ikan selama tiga hari tiga malam (bdk Yun 1:4-17).
Nabi Yunus menyadari dan menyesali segala yang telah dilakukannya, terutama ketidak-taatan-nya kepada perintah Tuhan, ia memanjatkan doa kepada Allah, dan kemudian atas Allah berfirman kepada ikan untuk memuntahkan Yunus ke darat (bdk Yun 2:1-10). Perintah Allah datang lagi kepada Yunus untuk kedua kalinya, dan isinya tetap sama, namun jawaban Yunus kali ini berbeda. Akhirnya Yunus pun melakukan kehendak Tuhan, ia pergi ke Niniwe, dan hasilnya Niniwe mengalami keselamatan, mereka semua sungguh menyesal dan bertobat kepada Allah (bdk Yun 3:1-10).
Sobat YOUCAT, ketaatan kepada Tuhan bukanlah pilihan. Maksudnya? Maksudnya adalah sebagai pengikut Tuhan, sudah layak dan sepantasnya bagi kita semua untuk taat, bukan sebaliknya. Bukan soal ketika kita tidak taat maka Tuhan kemudian akan menegur kita (Tuhan menghargai kehendak bebas kita, namun ingatlah bahwa Tuhan tahu yang terbaik bagi kita semua), namun berkaca dari pengalaman Yunus, ketaatan yang dilakukan Yunus bisa menyelamatkan bangsa Niniwe dari kebinasaan.
Jika ketaatan kita bisa membawa berkat dan keselamatan kepada orang lain, bayangkan apa yang akan terjadi ketika kita tidak taat?
Banyak hal yang telah kita terima dari Tuhan sebagai ungkapan kasih-Nya. Salah satu ungkapan kasih-Nya adalah melalui perutusan dan panggilan bagi kita dalam seluruh kegiatan kita dan peristiwa yang kita alami setiap hari.
Bagaimana caranya agar kita mengetahui apa kehendak-Nya? Ketika kita membina hubungan dengan-Nya setiap hari, ketika kita mengenal Firman-Nya dari Kitab Suci. Ketika kita mengenal siapa Dia, maka kita akan peka terhadap suara-Nya di tengah keramaian.
Sobat YOUCAT, ketika Tuhan memintamu melakukan sesuatu yang “menyusahkan” dan membuatmu tidak nyaman, apakah yang kamu lakukan? Apakah kamu langsung TAAT dan melangkah dengan penuh iman, ataukah… kamu malah LARI mencari kenyamanan dan keamanan-mu?
Tidak mudah untuk taat kepada kehendak Tuhan, karena akan menuntut penyangkalan diri dan tidak jarang, pengorbanan. Namun kita mau percaya rahmat Tuhan selalu menyertai kita yang sungguh mau berserah kepada-Nya.
Mari kita terus memilih untuk selalu taat kepada kehendak Tuhan bukan lari dari kehendak-Nya.