Warisan Paling Berharga di Dunia
Sadarkah sobat YOUCAT bahwa selama ini kita telah menerima warisan paling berharga di dunia? Tidak ada harta yang melebihi harga dari warisan yang satu ini, karena Tuhan sendirilah yang mewariskannya kepada semua orang tanpa syarat. Tepat sehari sebelum Yesus mengorbankan diri-Nya demi keselamatan umat manusia, Yesus meninggalkan apa yang paling berharga di dunia ini. Merujuk pada perkataan Santo Bernardinus dari Sienna, “Sahabat meninggalkan suatu tanda, mungkin sebuah cincin. Namun Kristus meninggalkan kepada kita tubuh serta darah-Nya, jiwa-Nya dan Keallahan-Nya, diri-Nya sendiri, tanpa memintanya sendiri.”. Nah, di mana kita dapat ikut menikmati warisan ini?
Ternyata warisan ini dapat kita dapatkan dengan mudah, yaitu pada saat Ekaristi. Ekaristi adalah “sumber dan puncak seluruh kehidupan Kristiani” (KGK 1324) dan “hakikat dan rangkuman iman kita” (KGK 1327). Pada liturgi Ekaristi, tepatnya pada saat konsekrasi, Yesus hadir secara nyata di tengah-tengah kita. Kata-kata “Inilah Tubuh-Ku” dan “Inilah darah-Ku” merupakan password ajaib untuk membuka brankas yang isinya adalah perjumpaan dengan Yesus dalam rupa roti dan anggur. Roti dan anggur tersebut bukanlah sekedar roti dan anggur saja, namun benar-benar tubuh dan darah Yesus itu sendiri dalam kacamata rohani.
Apakah itu hal yang mungkin? Roti tapi tubuh Kristus, anggur tapi darah Kristus? Memang jika berdasarkan logika manusia, hal tersebut bukanlah hal yang mudah untuk diterima dan dimengerti. Ingat, fenomena ini tidak ditetapkan tanpa dasar yang kuat, banyak nubuat-nubuat dalam perjanjian lama dan sabda Yesus sendiri yang membantu kita untuk benar-benar mengimani peristiwa ini. Jika itu masih dirasa belum cukup, masih ada mukjizat Ekaristi yang benar-benar di luar nalar manusia namun benar-benar terjadi. Beberapa mukjizat Ekaristi ini berupa hosti yang berubah menjadi daging. Hosti yang berubah menjadi daging tersebut bahkan juga terbukti secara saintifik merupakan bagian tubuh manusia. Saking banyaknya, Beato Carlo Acutis (beato kaum millennial), membantu untuk mendokumentasikannya dalam sebuah website yang berisi database mukjizat Ekaristi yang terjadi di seluruh dunia. Bagi sobat yang penasaran, kita dapat melihatnya dengan mengklik http://www.miracolieucaristici.org/. Bukan hal yang tidak mungkin jika mukjizat Ekaristi bahkan terjadi di daerah tempat tinggalmu.
Penerimaan komuni harus diiringi dengan kesiapan rohani. Seperti kita yang membersihkan rumah jika akan kedatangan tamu, begitulah kita juga perlu membersihkan hati kita sebelum menyambut tubuh dan darah-Nya. Pemeriksaan batin merupakan kewajiban sebelum kita menyambut Tuhan sendiri masuk ke dalam tubuh kita. Bahkan, pribadi dengan dosa berat tidak diperbolehkan untuk menyambut komuni kudus. Untuk dapat kembali bersatu denganNya, sakramen tobat ialah mutlak, sehingga secara tidak langsung, penerimaan komuni telah menjauhkan kita dari dosa. Kerinduan kita yang besar terhadap tubuh dan darah Kristus akan membuat kita selalu berusaha memantaskan hati untuk menerimaNya dan mencegah kita untuk berbuat hal yang tidak menyenangkan Allah.
Nah, ‘kok bisa, ‘sih warisan ini tidak ternilai harganya? Penerimaan komuni merupakan anugerah spesial yang ditinggalkan Yesus kepada anak-anakNya di dunia ini yang begitu dikasihiNya. Bayangkan, kita manusia yang lemah ini diberi kesempatan untuk bersatu secara nyata dengan Tuhan kita, dan hal itu membuat kita menjadi anggota Tubuh Kristus yang hidup, memperbarui rahmat yang kita terima pada saat baptis dan krisma, serta meneguhkan kita dalam peperangan melawan dosa. Jadi, komuni menjadi harta yang paling berharga di dunia karena kebahagiaan yang ditimbulkan bernilai kekal abadi.
Hal ini berdasarkan sabda Yesus pada injil Yohanes 6:54 yang tertulis “Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku , ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman.”. Secara eksplisit Yesus menjanjikan kehidupan kekal kepada pribadi yang makan daging-Nya dan minum darah-Nya. Sabda Yesus ini pula yang menegaskan bahwa menyambut Tubuh dan Darah-Nya bukanlah kewajiban namun kebutuhan kita agar bisa hidup bersama dengan Tuhan dalam kebahagiaan selama-lamanya.
Yesus rela wafat di kayu salib hanya demi kehidupan kekal umat yang dikasihiNya. Dengan menyadari misteri Ekaristi ini, semoga kita tergerak untuk menyambut tubuh dan darah-Nya sesering mungkin dan mempersiapkan diri selayak mungkin.
(Oleh : Florencia Irena Kurniawan | @florenciairena_k)