Yesus Teladan Sejati Orang Muda

Christus Vivit,
14 May 2019
Yesus Teladan Sejati Orang Muda

Sahabat, di zaman sekarang ini, dengan berbagai banyaknya media sosial beserta akun-akunnya, banyak orang mencari follower dengan berbagai macam cara. Ada yang berusaha untuk memberikan materi mendidik sebaik mungkin dengan cara sekreatif mungkin. Akan tetapi, tidak jarang juga ada orang yang melakukan berbagai macam challenge yang aneh atau bahkan berbahaya. Bahkan dari segi penampilan, mereka juga tak segan-segan berdandan dengan berbagai macam aksesorisnya yang tak jarang juga aneh.

Semua itu dilakukan karena banyaknya jumlah follower sudah menjadi semacam kompetisi. Padahal, ketika kita memiliki banyak follower, sadar atau tidak sebenarnya kita ikut menjadi trendsetter, menjadi panutan orang-orang yang memfollow kita. Apa pun yang kita katakan, kita pakai, kita perbuat sedikit banyak akan dicontoh oleh orang lain.

Melihat fenomena ini, kita mungkin bertanya, adakah sosok yang dapat kita teladani sekarang ini?

Yesus, Orang Muda Teladan

Dalam surat apostolik Christus Vivit, Bapa Suci Paus Fransiskus menjelaskan bahwa Yesus Kristus juga pernah muda, sama seperti kita. Tuhan kita Yesus Kristus yang terlahir sebagai manusia, juga mengalami proses pertumbuhan menjadi dewasa seperti halnya kita semua.

Apa itu artinya?

Paus Fransiskus dalam Christus Vivit menulis bahwa Yesus menjadi “pemuda di antara para pemuda untuk menjadi teladan bagi para pemuda”(22). Teladan dalam hal apa? Teladan dalam hal kepercayaan-Nya yang total kepada Allah Bapa, dalam berbelas kasih kepada sesama, dalam mengajar dan menemani murid-murid-Nya, dalam menghadapi penderitaan dan kesulitan, dan dalam memberi kesempatan kepada St Petrus yang telah menyangkal-Nya (lih no. 31)

“Yesus Kristus itu unik. Karena Dia memperlihatkan kepada kita tidak hanya kodrat sejati Allah, tetapi juga gambaran sejati manusia” (Youcat no. 60).

Bagaimana Kita Bisa Meneladani Yesus?

Kita mungkin merasa, meneladani Yesus adalah hal yang mustahil karena Yesus begitu sempurna adanya. Namun, ada satu unsur dari keteladanan-Nya yang dapat kita teladani: persahabatan.

Mari kita lihat apa yang dikatakan Yesus kepada murid-murid-Nya: “Aku tidak menyebut kamu lagi hamba. . . tetapi Aku menyebut kamu sahabat” (Yoh 15:15). Bahkan Ia menyebut pengorbanan-Nya di kayu salib sebagai sebuah bukti kasih seorang sahabat: “Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.” (Yoh 15:13).

Ya, Yesus menyebut kita sebagai sahabat-Nya, dan Ia mengorbankan diri-Nya disalib sebagai seorang sahabat yang menyelamatkan kita, sahabat-Nya, dari dosa.

Oleh karena itu, langkah awal bagi kita untuk meneladani Yesus adalah memandang-Nya sebagai sahabat kita dan memaknai apa yang Ia lakukan dalam Injil adalah demi keselamatan kita, sahabat-Nya. Kita sadari pula bahwa Sang Sahabat juga meminta kita untuk saling mengasihi seperti Ia telah mengasihi kita (lih Yoh 15:12) karena semua orang adalah juga sahabat-sahabat-Nya. Kita juga perlu memohon rahmat agar kita mampu memandang seperti Yesus memandang, mengasihi seperti Yesus mengasihi, dan memaafkan seperti Yesus memaafkan. Hingga pada akhirnya, kita bisa menjadi sahabat baik bagi semua orang, termasuk kepada mereka yang lemah, miskin, ataupun kepada mereka yang telah berbuat jahat kepada kita seperti yang telah Yesus teladankan.

Ya, salah satu bentuk keteleadanan terbesar dari Yesus yang dapat kita contoh adalah bagaimana menjadi sahabat yang baik bagi semua orang, dan bagaimana menjalin hubungan baik dengan Tuhan sendiri.

Dengan usaha ini, kita tidak perlu lagi kebingungan mencari siapakah sosok yang dapat kita teladani. Kita juga tidak perlu mengikuti trend-trend aneh yang dapat berdampak buruk terhadap diri kita. Itu semua karena kita sudah memiliki teladan sekaligus sahabat yaitu Yesus Kristus.

Dan pada akhirnya, kita juga dapat menjadi teladan baik bagi orang-orang di sekitar kita tentang bagaimana bersahabat baik dengan semua orang.

Tuhan memberkati.


Bacaan lanjutan

Christus Vivit: http://w2.vatican.va/content/francesco/en/apostexhortations/documents/papa-francescoesortazione-ap20190325christus-vivit.html